Instrumen Hukum Perdata serta Upaya Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan

d. membantu konsumen memperjuangkan haknya termasuk menerima keluhanpengaduan; e. melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat. 3. Penyelesaian sengketa lewat gugatan perdata melalui pengadilan 4. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan Pasal 47 lewat suatu badan yang disebut BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang anggotanya mengandung unsur pemerintah, unsur konsumen dan unsur pelaku usaha Pasal 49; BPSK ini dapat menjatuhkan sanksi administratif. Upaya penal ditempuh dengan pemberian sanksi kepada pelaku tindak pidananya, maka upaya non penal dapat ditempuh dengan menggunakan instrument hukum perdata dan instrument hukum administrasi. Berikut ini akan dipaparkan lebih jauh mengenai instrumen hukum perdata dan instrumen hukum administrasi.

1. Instrumen Hukum Perdata serta Upaya Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan

Dalam UU Perlindungan Konsumen diperkenankan untuk menyelesaikan sengketa konsumen melalui jalur non penal. Gugatan pelanggaran pelaku usaha terhadap hak-hak konsumen dengan menggunakan instrumen hukum perdata, dilakukan oleh seorang konsumen atau lebih atau ahli warisnya. Masuknya sengketa konsumen ke Pengadilan Negeri bukanlah karena kegiatan hakim, melainkan keaktifan salah satu pihak atau para pihak yang bersengketa, dalam hal ini pelaku usaha dan konsumen. Konsumen dapat berinisiatif mengajukan Universitas Sumatera Utara gugatan wanprestasi atau perbuatan melawan hukum terhadap pelaku usaha atas pelanggaran norma-norma UU Perlindungan Konsumen. Sebaliknya, pelaku usaha tidak diperkenankan menggugat konsumen atau mengajukan gugatan balik rekonvensi dengan merujuk pada pelanggaran konsumen atas norma-norma UU Perlindungan Konsumen, kecuali menyangkut pelanggaran atas hak-hak pelaku usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UU Perlindungan Konsumen. 92 Proses penyelesaian sengketa konsumen di luar Pengadilan meliputi : 93 a. Penyelesaian sengketa konsumen yang dilakukan oleh konsumen dan pelaku usaha sendiri; b. Penyelesaian dengan mengadu kepada Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM; c. Penyelesaian sengketa dengan cara mengadu kepada badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana yang dimaksudkan dalam UU Perlindungan Konsumen dibagi menjadi tiga, yaitu dengan cara mediasi, konsiliasi dan arbitrase, sedangkan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan hanyalah BPSK. 94 92 Yusuf Shofie, Op. Cit., hal. 73 93 Susanti Adi Nugroho, Op. Cit., hal. 238 94 Ibid. Adapun Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat yang disebutkan diatas hanya merupakan suatu lembaga sebagai tempat pengaduan bagi konsumen ketika menghadapi sengketa konsumen, dan kemudian LPKSM akan melaporkan sengketa tersebut kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen untuk ditindaklanjuti. Universitas Sumatera Utara Hukum perdata mengatur bahwa siapa pun yang tindakannya merugikan pihak lain, wajib memberikan ganti rugi kepada pihak yang menderita kerugian tersebut. Perbuatan yang merugikan tersebut dapat lahir karena : 95 a. tidak ditepatinya suatu perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat yang pada umunya dikenal dengan istila wanprestasi; b. semata-mata lahir karena suatu perbuatan tersebut atau yang dikenal dengan ‘perbuatan melawan hukum’. Tindakan yang merugikan ini memberikan hak kepada pihak yang dirugikan pihak yang dirugikan untuk meminta pembatalan atas perjanjian yang telah dibuat, beserta penggantian atas segala biaya, bunga dan kerugian yang telah dideritanya. 96

2. Instrumen Hukum Administratif