Dakwaan Fakta Hukum KASUS 7. Kasus Posisi

8. Dakwaan

Terdakwa diajukan ke depan persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif kumulatif. 104

9. Fakta Hukum

Dakwaan yang pertama Jaksa Penuntut Umum mendakwa Terdakwa telah memperdagangkan barang yang tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode atau penggunaan tertentu. Terdakwa dikenakan Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dakwaan kedua, Terdakwa dikenakan Pasal 24 ayat 1 UU RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian Fakta Hukum dari kasus ini dapat dilihat melalui keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan di depan persidangan yaitu: a Keterangan saksi: 105 a. Wahyudi : 104 Surat dakwaan alternatif dibuat apabila Penuntut Umum ragu untuk menentukan tindak pidana yang paling tepat untuk didakwakan kepada terdakwa dan memberi kesempatan kepada hakim untuk memilih salah satu di antara dakwaan yang diajukan dalam surat dakwaan. Lihat Abul Khair dan Rafiqoh, Bahan Ajar Kuliah Hukum Acara Pidana, Fakultas Hukum USU Medan. 105 Saksi merupakan orang yang mengetahui dengan jelas mengenai sesuatu karena melihat sendiri. Seorang saksi harus disumpah menurut agamanya dalam memberikan keterangan dimuka pengadilan agar yang diterangkannya itu mempunyai kekuatan sebagai alat bukti. Lihat J.C.T Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika, 2000, hal. 151 Universitas Sumatera Utara Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga, saksi membenarkan isi BAP dikepolisian, saksi merupakan petugas kepolisian yang menangkap Terdakwa. Pada hari Sabtu tanggal 08 Maret 2008 sekiranya pukul 10.00 WIB saksi bersama tim melakukan di rumah Terdakwa di jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15 untuk mencari istri Terdakwa buronan yang bernama Suarni yang diduga telah melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan; Saat saksi melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa, istri Terdakwa bernama Suarni tidak ditemukan, namun saat berada di lantai tiga rumah Terdakwa oleh tim ada menemukan barang-barang berupa pembersih, pengkilat, dan pengharum mobil serta minyak rem mobil dengan merek Magic, dimana pada etiket label tertulis “Manufactured Undser Lisence by Caesi Chemical Inc. Ventura Boulevard Hill Cal USA, Magic Products Chermical Co Industry Surabaya Indonesia”. Setelah saksi bersama tim melakukan penyelidikan, lalu atas keterangan dari saksi Sanimah Hasibuan alias Anik yang bekerja di rumah Terdakwa diketahui bahwa barang-barang tersebut adalah hasil produksi Terdakwa yang dibuat di rumahnya di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan; Saksi dan tim juga menemukan barang-barang berupa bahan baku produk tersebut, serta alat pencetak pembuat etiket atau lebel merek Magic serta produk- produk lain yang siap untuk dipasarkan, kemudian saksi dan tim melakukan Universitas Sumatera Utara penyitaan terhadap seluruh barang-barang tersebut di atas, dan menyerahkannya ke juru periksa juper ; Terdakwa mengaku bahwa ia telah memproduksi barang-barang tersebut dan juga telah membuat sendiri etiket labelnya dengan cara mencetaknya dan hasil produksinya tersebut Terdakwa pasarkan di wilayah Medan dan sekitarnya, namun pada saat ditangkap, Terdakwa belum ada memiliki izin untuk dapat memproduksi barang-barang tersebut. b. J. Hutajulu: 106 Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga dengannya, saksi membenarkan isi BAP di kepolisian, saksi adalah petugas kepolisian yang turut menangkap Terdakwa; Pada hari Sabtu tanggal 08 Maret 2008 sekira pukul 10.00 WIB saksi bersama tim lainnya ada melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa tepatnya di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan untuk mencari istri Terdakwa yang bernama Suarni yang ditetapkan sebagai DPO Daftar Pencarian Orang, yang diduga telah melakukan tindak pidana dalam jabatan; Sebelumnya, tim mendapatkan informasi bahwa istri Terdakwa yang bernama Suarni baru pulang dari luar negeri yang menurut informasinya sedang bersembunyi di rumah Terdakwa. Setiba di rumah Terdakwa kami melihat seorang anak kecil bersama pembantu, sehingga kami mencurigai bahwa istri Terdakwa ada di rumah itu 106 Kasus Tindak Pidana di bidang Perlindungan Konsumen No.1821Pid.B2008PN.Mdn, hal 8 Universitas Sumatera Utara karena ada anak kecil, akan tetapi setelah kami memeriksa di dalam rumah Terdakwa, ternyata istri Terdakwa tidak ditemukan, dan baru beberapa hari berikutnya istri Terdakwa ditemukan di salah satu rumah yang ada di Kompleks Setia Budi; Saat saksi bersama tim sedang melakukan penggeledahan untuk mencari istri Terdakwa dan tidak ditemukan, namun saat kami berada di lantai tiga rumah Terdakwa, kami ada menemukan barang-barang berupa pembersih, pengkilat, dan pengharum mobil serta minyak rem mobil dengan merek Magic, dimana pada etiket label tertulis “Manufactured Undser Lisence by Caesi Chemical Inc. Ventura Boulevard Hill Cal USA, Magic Products Chermical Co Industry Surabaya Indonesia”. Setelah saksi bersama tim melakukan penyelidikan, atas keterangan dari saksi Sanimah Hasibuan alias Anik yang bekerja di rumah Terdakwa, diketahui bahwa barang-barang tersebut adalah hasil Terdakwa yang dibuat di rumahnya di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan. Saksi dan tim juga ada menemukan barang-barang berupa bahan baku pembuatan produk tersebut, serta alat pencetak pembuat etiket merek Magic serta produk-produk lain yang siap untuk dipasarkan. Saksi dan tim melakukan penyitaan terhadap seluruh barang-barang tersebut di atas dan diserahkan kepada juper untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasil produksi Terdakwa tersebut, Terdakwa pasarkan ke toko-toko di wilayah Medan dan sekitarnya dan pada saat dilakukan penangkapan terhadap Universitas Sumatera Utara Terdakwa, Terdakwa tidak dapat memperlihatkan izin untuk dapat memproduksi barang-barang tersebut. c. AA. Ginting : 107 Saksi kenal dengan Terdakwa, namun tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian, saksi adalah petugas kepolisian yang ikut bergabung dalam tim yang menangkap Terdakwa. Pada hari Sabtu tanggal 08 Maret 2008 sekira pukul 10.00 WIB, saksi bersama tim melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan dengan maksud untuk mencari istri Terdakwa yang bernama Suarni yang masuk DPO Daftar Pencarian Orang karena diduga melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan. Sebelumnya tim mendapat informasi bahwa istri Terdakwa baru pulang dari luar negeri dan pada saat saksi bersama tim melakukan penggeledahan untuk mencari istri Terdakwa, istri Terdakwa tidak ditemukan, namun saat berada di lantai tiga rumah Terdakwa, kami menemukan barang-barang berupa pembersih, pengkilat dan pengharum mobil serta minyak rem mobil dengan merek Magic, dimana pada etiket label tertulis “Manufactured Undser Lisence by Caesi Chemical Inc. Ventura Boulevard Hill Cal USA, Magic Products Chermical Co Industry Surabaya Indonesia”. 107 Ibid., hal. 9 Universitas Sumatera Utara Setelah saksi bersama tim melakukan penyelidikan, atas keterangan dari saksi Sanimah Hasibuan alias Anik yang bekerja pada Terdakwa diketahui bahwa barang-barang tersebut adalah hasil produksi Terdakwa yang dibuat di rumahnnya di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan. Saksi dan tim juga menemukan barang-barang berupa bahan baku pembuatan produk tersebut serta alat pencetak pembuat etiket atau lebel merek Magic serta produk- produk lain yang siap untuk dipasarkan, kemudian saksi dan tim melakukan penyitaan terhadap seluruh barang-barang tersebut di atas. Menurut hasil penyelidikan tim, hasil produksi Terdakwa tersebut, Terdakwa pasarkan di sekitar Medan dan sekitarnya. d. Anwar Herman : 108 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi membenarkan ada membeli produk pembersihpengkilat cat mobil merek Magic yang pada label mereknya bertuliskan “Manufactured Undser Lisence by Caesi Chemical Inc. Ventura Boulevard Hill Cal USA, Magic Products Chermical Co Industry Surabaya Indonesia” dari Swalayan Maju Bersama Marindal Amplas, Medan. Setelah saksi menggunakan produk tersebut, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang tertulis dengan apa yang tertulis pada etiket labelnya. Saksi mendapat informasi kalau produksi bermerek Magic tersebut bukan diproduksi di Suarabaya, melainkan di produksi di Medan oleh Terdakwa. 108 Ibid., hal. 10 Universitas Sumatera Utara Saksi merasa tertipu atas produk dari Terdakwa, sehingga saksi turut membuat laporan keberatan yang ditujukan ke Poltabes Medan sekitarnya. e. Thiam Lai: 109 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi ada membeli minyak rem merek Magic yang pada lebel merek bertuliskan “Manufactured Undser Lisence by Caesi Chemical Inc. Ventura Boulevard Hill Cal USA, Magic Products Chermical Co Industry Surabaya Indonesia” yang saksi beli dari toko TJM. Saksi merasa tertarik untuk membeli produk tersebut karena pada labelnya tertulis lisensi dari Amerika dan diproduksi di Surabaya. Saksi mendapat informasi kalau produksi Magic tersebut bukan diproduksi di Suarabaya melainkan di produksi di Medan di rumah Terdakwa oleh Terdakwa sendiri. Saksi merasa tertipu atas produk bermerek Magic dari Terdakwa tersebut, sehingga saksi juga turut membuat laporan keberatan yang ditujukan ke Poltabes Medan dan sekitarnya. f. Sanimah br. Hasibuan alias Anik: 110 Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi bekerja di rumah Terdakwa adalah sebagai pembantu rumah tangga di rumah Terdakwa. Saksi mengetahui Terdakwa ada memproduksi barang-barang berupa pengkilat mobil, pembersih mobil, pengharum mobil dan minyak rem merek 109 Ibid., hal. 11 110 Ibid., hal. 11 Universitas Sumatera Utara Magic yang diproduksi atau dibuat oleh Terdakwa di rumahnya di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Medan sejak tahun 2007. Saksi juga turut membantu Terdakwa untuk mengerjakanmeracik produk- produk tersebut, antara lain memasukkan produk ke dalam botol-botol lalu memasang stikeretiket labelnya. Selain saksi, ada juga karyawan lain yang membantu Terdakwa meracikmemproduksi barang-barang tersebut yaitu orang bernama Sulas dan Emi, yang bertugas menuangkan bahan ke dalam botol, memasang labelstikernya dan menyusunnya ke dalam kotak agar dapat dipasarkan ke konsumen. Barang-barang tersebut di pasarkan seminggu sekali, namun saksi tidak mengetahui kemana produk-produk tersebut di pasarkan oleh Terdakwa. Saksi mengetahui kantor pemasaran hasil produksi Terdakwa ada di kompleks Tomang Elok blok J-9506 Medan, dan setahu saksi ada juga petugas marketing yang ditempatkan disana yaitu saksi Delfi. Saksi sering melihat mobil truk mengantarkan bahan baku produksi ke rumah Terdakwa, namun saksi tidak mengetahui darimana bahan baku tersebut diperoleh oleh Terdakwa. Saksi tidak mengetahui apakah Terdakwa memiliki izin dari instansi terkait untuk memproduksi dan memasarkan barang-barang tersebut atau tidak. g. Delvi: 111 Saksi kenal dengan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga dengannya. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi adalah karyawan 111 Ibid., hal. 12 Universitas Sumatera Utara IMW Indo Magic Wirasentosa yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Kompleks Tomang Elok, Medan, dimana Terdakwa adalah selaku pimpinan perusahaan, yang bergerak di bidang pemasaran barang-barang berupa pengkilat mobil, pembersih mobil, pengharum mobil dan minyak rem. Karyawan IMW Indo Magic Wirasentosa ada empat orang termasuk saksi. Saksi bertugas untuk memasarkan barang-barang hasil produksi Terdakwa tersebut. Saksi sebagai petugas marketing terlebih dahulu melakukan demo di depan konsumen sebelum menjual produk kepada konsumen. Saksi telah memasarkan barang produksi dengan merek Magic ke lebih kurang sepuluh toko, sejak bulan September 2007 sampai dengan bulan Maret 2008. Saksi mengetahui barang-barang tersebut di produksi di Medan, namun Terdakwa mengatakan kepada saksi kalau barang-barang tersebut di ambil dari Surabaya. Sepengetahuan saksi, hasil produksi Terdakwa telah terjual lebih kuran 50 lima puluh karton dan tiap karton berisi 36 tiga puluh enam botol. Menurut perhitungan saksi sebagai marketing, omset penjualan per bulannya lebih kurang sebesar Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah. Akhirnya saksi mengetahui kalau produk-produk yang dipasarkannya tidak asli. h. Rudi: 112 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi adalah sebagai kepala kantor Swalayan Maju Bersama di Marindal Medan. 112 Ibid., hal. 13 Universitas Sumatera Utara Setahu saksi, Swalayan Maju Bersama Marindal, ada membeli produk- produk berupa pembersih cat mobil, pembersih kaca mobil, pengkilat mobil, pengharum mobil dan minyak rem dengan label Magic. Pemasok barang-barang tersebut ke Swalayan Maju Bersama Marindal adalah bagian marketing dari IMW Indo Magic Wirasentosa yang bernama Asiong. Produk Terdakwa tersebut masuk ke Swalayan Maju Bersama Marindal selama lebih kurang dua bulan, yang kalau saksi tidak lupa ada sebanyak 6 itemjenis. Swalayan Maju Bersama Marindal telah dua kali menerima barang dari bagian marketing Terdakwa, setiap kali menerima jumlahnya sebanyak satu lusin. Pada label kemasan dengan merek Magic tertera lisensi Amerika dan diproduksi di Surabaya. Sepengetahuan saksi, tidak pernah ada penjelasan dari bagian marketing yang memasok barang tersebut kalau produk tersebut diproduksidibuat di Medan dan bukan di Surabaya. Swalayan Maju Bersama Marindal mau menerima barang tersebut karena ada produk, ada kantor dan ada penanggung jawabnya dan biasanya dalam setiap kemasan suatu produk wajib dicantumkan expired date, namun di dalam kemasan produk Magic buatan Terdakwa tidak ada dicantumkan. Saksi tidak mengetahui apakah sebelum menerima produk tersebut, pihak Marketing produk Magic ada melakukan demo atau tidak. i. Suarni: 113 Saksi adalah istri dari Terdakwa. 113 Ibid., hal. 14 Universitas Sumatera Utara Orang yang memproduksi barang-barang berupa pengkilat mobil, pembersih kaca, pengharum mobil, dan minyak rem yang bermerek Magic adalah Terdakwa dengan dibantu beberapa orang karyawan antara lain Sulas dan Emi, namun saksi tidak mengetahui darimana Terdakwa memperoleh bahan bakunya. Barang-barang tersebut diproduksi di rumah saksi dan Terdakwa di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium Blok D No. 15, Mean tepatnya di lantai tiga, namun saksi tidak mengetahui kemana produk-produk tersebut di pasarkan oleh Terdakwa. b Keterangan Saksi Ahli: 114 a. Abdul Rahim SH., M.Si: 115 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga dengannya. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi adalah PPNS dalam bidang Perlindungan Konsumen pada kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kota Medan. Saat dilakukan penyitaan atas barang-barang hasil produksi Terdakwa tanggal 08 Maret 2008 oleh pihak kepolisian setahu saksi, Terdakwa belum memiliki izin dari Disperindag Kota Madya Medan, dimana izin dari Disperindag baru keluar pada tanggal 31 Maret 2008. Berdasarkan kasus terdakwa ini, yang saksi ketahui yang terjadi adalah Terdakwa membuat produk atau barang tanpa izin dan di label produk tersebut 114 Pasal 186 KUHAP menyatakan bahwa keterangan seorang ahli adalah pernyataan yang dinyatakan oleh seorang ahli di sidang pengadilan. Keahlian adalah ilmu pengetahuan yang telah dipelajari atau dimiliki sesorang. Lihat Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hal. 281 115 Ibid., hal. 15 Universitas Sumatera Utara terdapat keterangan bahwa barang-barang diproduksi di wilayah Surabaya Indonesia, namun dalam kenyataannya barang tersebut tidak diproduksi di Surabaya melainkan di wilayah Medan yakni di rumah Terdakwa, lebih lanjut dalam label kemasan, tidak memuat penjelasan ukuran, beratisi bersih atau netto dan tanggal pembuatan serta nama dan alamat pelaku usaha. Perbuatan Terdakwa tersebut jelas-jelas telah melanggar Pasal 8 ayat 1 huruf a, e, f, dan huruf i UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Terhadap perbuatan Terdakwa tersebut dapat dikenakan sanksi pidana penjara selama-lamanya 5 lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp 2.000.000.000,00 dua miliar rupiah sesuai dengan Pasal 62 ayat 1 UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perbuatan Terdakwa tersebut merugikan konsumen karena produk tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang tertulis pada etiket label kemasannya b. Mariani: 116 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga dengannya. Saksi membenarkan isi BAP di kepolisian. Saksi adalah sebagai Kepala Seksi Perindustrian pada Disperindag Kota Madya Medan yang beralamat di Jalan A.H. Nasution Medan Johor. Menurut ketentuan yang saksi ketahui, seorang pelaku usaha harus membuat permohonan yang ditujukan kepada Disperindag Kota Madya Medan dengan melampirkan persyaratan antara lain KTP, Pas photo, Surat Izin Gangguan 116 Ibid., hal. 16 Universitas Sumatera Utara Tenpat Usaha HO, Akte Pendirian Perusahaan kalau berbentuk Badan Hukum seperti CV, PT, untuk memperoleh izin Usaha Industri. Sepengetahuan saksi setiap usaha industri harus memperoleh izin usaha industri dari Disperindag lebih dahulu, dan bila lokasinya berada di wilayah Medan, maka izinnya harus dikeluarkan oleh Disperindag Kota Madya Medan. Terdakwa ada mengajukan permohonan untuk memperoleh izin usaha industri dari Disperindag Kotamadya Medan, baru pada tanggal 24 Maret 2008 dan izinnya baru dikeluarkan pada tanggal 27 Maret 2008. Seharusnya usaha industri yang dilakukan oleh Terdakwa belum dapat dijalankan atau dilakukan sebelum memperoleh izin dari Disperindag Kota Madya Medan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat 1 UU RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustria yang menyebutkan: “setiap perusahaan industri baru maupun setiap perluasannya wajib memperoleh izin usaha industri, dan apabila hal itu tidak dilakukan, maka terhadap pelaku akan dika\enakan sanksi sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat 1 UU RI No. 5 Tahun1984 yang berbunyi: “barangsiapa dengan sengaja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 13 ayat 1 dan Pasal 14 ayat 1 dipidana penjara selama-lamanya 5 lima tahun atau denda sebanyak Rp 25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah dengan hukuman tambahan pencabutan izin usaha industri”. Perbuatan Terdakwa tersebut jelas-jelas telah melanggar Pasal 13 ayat 1 UU RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Universitas Sumatera Utara c. Abu Bakar Siddik S.H : 117 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa. Saksi adalah Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia Medan Sumatera Utara sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang. Sepengetahuan saksi, yang dimaksud dengan perlindungan konsumen adalah perlindungan yang diberikan kepada konsumen terhadap perbuatan- perbuatan pelaku usaha yang tidak terpuji, atau perbuatan pelaku usaha yang melakukan perjanjian jual beli kepada konsumen pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan, antara lain tidak sesuai dengan yang dijanjikan pada label. Berdasarkan kasus terdakwa dalam bidang perlindungan konsumen, yang terjadi adalah terdakwa membuat produk atau barang yang di label produk tersebut terdapat keterangan bahwa barang diproduksi di wilayah Surabaya Indonesia, namun dalam kenyataannya barang tersebut tidak diproduksi di Surabaya, melainkan di wilayah Medan, lebih lanjut dalam label kemasan tidak memuat penjelasan ukuran, beratisi bersih atau netto dan tanggal pembuatan serta nama dan alamat pelaku usaha. Perbuatan Terdakwa tersebut jelas-jelas telah melanggar Pasal 8 ayat 1 huruf a, e, f, dan huruf I UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perbuatan Terdakwa tersebut merugikan konsumen dan dapat dikenakan sanksi pidana penjara selama-lamanya 5 lima tahun atau denda sebanyak- 117 Ibid., hal. 17 Universitas Sumatera Utara banyaknya Rp 2.000.000.000,00 dua miliar rupiah sesuai dengan Pasal 62 ayat 1 UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. c Keterangan Terdakwa: 118 Terdakwa membenarkan isi BAP di kepolisian. Terdakwa ditangkap di Setia Budi pada tanggal 24 April 2008. Terdakwa ditangkap karena melanggar UU Perlindungan Konsumen. Terdakwa mengenal barang bukti yang diperlihatkan di persidangan karena barang tersebut adalah hasil produksi Terdakwa sendiri. Seingat Terdakwa, ada empat jenis barang yang Terdakwa buat. Terdakwa memproduksi yaitu pengkilat mobil, pembersih mobil, pengharum mobil dan minyak rem. Sebelum ditangkap, Terdakwa belum memiliki izin usaha industri untuk dapat memproduksi barang-barang tersebut, namun izin usaha industri Terdakwa baru keluar setelah Terdakwa ditangkap. Terdakwa sudah memproduksi barang- barang tersebut semenjak sekitar tahun 2007 sampai Terdakwa tertangkap. Cara atau proses produksinya adalah: setelah meracik bahan baku yang Terdakwa beli sendiri dari Surabaya, lalu Terdakwa juga yang memasukkannya ke dalam botol-botol dengan dibantu oleh karyawan Terdakwa, yang sudah Terdakwa persiapkan sebelumnya. 118 Ibid., hal. 18 Universitas Sumatera Utara Botol-botol tersebut dibeli oleh Terdakwa dari Jakarta tanpa label masih kosong. Label dengan merek Magic tersebut Terdakwa cetak di Medan, kemudian label ini ditempel di botol-botol setelah botol diisi dengan produk. Merek Magic tercipta atas inspirasi Terdakwa sendiri, namun Terdakwa belum mepunyai sertifikat labelsertifikat merek. Terdakwa memiliki tiga atau empat orang karyawan yang membantu Terdakwa, namun karyawan tersebut belum terdaftar di Depnaker. Terdakwa memulai produksinya sejak bulan September 2007 sampai dengan bulan Maret 2008 dan produksinya terhenti karena Terdakwa tertangkap. Produk berupa minyak rem, hanya memindahkan bahan bakunya ke botol- botol kemasan dan tidak ada campuran lagi, dimana minyak remnya Terdakwa beli per drum dari seseorang yang bernama Anwar di Surabaya. Omset yang telah Terdakwa hasilkan selama berproduksi lebih kuran Rp 90.000.000,00 sembilan puluh juta rupiah. Terdakwa memproduksi barang- barang berupa pengkilat mobil, pembersih mobil, pengharum mobil dan minyak rem dengan menggunakan merek Magic di rumah Terdakwa di Jalan Setia Luhur Kompleks Griya Milenium blok D No. 15 Medan tepatnya di lantai tiga rumah Terdakwa. Tulisan yang tercantum di label kemasan yang menyebutkan Underlisence USA dan diproduksi di Surabaya adalah tidak benar, karena pada kenyataannya adalah hasil buatan Terdakwa sendiri yang diproduksi di Medan, di rumah Terdakwa. Universitas Sumatera Utara Terdakwa mencantumkan kata-kata Underlisence USA dan diproduksi di Surabaya hanya untuk membuat masyarakat percaya dan tertarik untuk membeli hasil produksi Terdakwa tersebut, sehingga produk-produknya laku terjual dan memberikan keuntungan bagi Terdakwa. Dalam label kemasan produknya, Terdakwa juga tidak mencantumkan expired date dari produk-produknya tersebut dan Terdakwa mengaku merasa bersalah. d Saksi a decharge: 119 1. Super : 120 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga dengannya. Saksi ada membeli barang-barang hasil produksi Terdakwa dari Saksi Delvi mulai bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan Februari 2008, sebanyak satu atau dua karton per bulan, dimana setiap kartonnya berisi 24 botol. Saksi kembali menjual produk Terdakwa yang dibelinya dari saksi Delvi tersebut kepada orang lain di daerah pinggiran seperti Serdang Bedagai dan Tembung karena belum dikenal. Sebelum saksi mengambilmembeli produk-produk merek Magic dari saksi Delvi, dilakukan demo terlebih dahulu. Saksi hanya membeli dua jenis produk, yaitu Magic Brite dan Magic Silk. Kuitansi pembelian dan catatan pembelian saksi atas produk-produk tersebut tidak ada. Saksi tidak tahu dimana barang-barang tersebut diproduksi. 119 Saksi a decharge adalah saksi yang memberatkan atau meringankan. Lihat dalam J. C.T Simorangkir, Op. Cit., hal. 34. Pada kasus ini, saksi a decharge ini diminta oleh saksi Delvi yang turut membantu Terdakwa. 120 Ibid., hal. 19 Universitas Sumatera Utara Saksi ada melihat di label kemasan yang menyebutkan di produksi di Surabaya. Omset saksi atas penjualan produk-produk tersebut sebesar Rp 400.000,00 empat ratus ribu rupiah per bulannya. Saksi tidak mengetahui peranan Terdakwa dalam perkara ini. Saksi memberikan keterangan di depan persidangan atas permintaan saksi saksi Delvi yang menyatakan ada kendala masalah sidang. Saksi juga ada membeli minyak rem, namun juga tidak ada kuitansi pembeliannya. 2. Nasib : 121 Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga dengannya. Saksi adalah mekanik di sebuah bengkel di daerah Amplas. Saksi ada membeli minyak rem dari seorang sales cewek yang bernama Delvi pada bulan Oktober 2007 dan bulan Januari 2008. Saksi lupa merek dari minyak rem yang dibelinya, dimana minyak rem tersebut digunakan untuk mobil truk. Saksi membeli minyak rem tersebut sebanyak 1 kotak yang berisi 12 botol, dimana botolnya berwarna putih. Pembelian minyak rem tersebut tidak ada kuitansinya. Selain memperhatikan keterangan saksi, juga terdapat barang bukti dalam persidangan berupa 45 botol Magic Sport, 1 kotak magic body core, 34 botol Magic water, 29 kotak Magic silk, 5 botol besar Magic Zip, 8 botol Magic Zip, 5 botol Magic brite, 3 ikat kertas Magic brite, 1 ikat kertas merek Magic Water, 1 ikat kertas Magic car freshner, 1 ikat brake fuilt dot 3, 70 lembar kertas merek Magic gkoenlord, 10 busa spon, 20 lembar kertas Magic chemical, 1 plastik 121 Ibid., hal. 20 Universitas Sumatera Utara selang putih, 1 plastik tutup botol, 4 ikat plastic gulung, 1 ikat kotak plastic, 16 buah alas sablon, 1 plastik kuas sablon, 1 buah klem plastic, 1 buah hair dryer, 1 buah pengaduk, 9 buah masker, 1 buah jeregen bahan pembuat Magic, 1 plastik pembungkus.

10. Tuntutan Pidana