19
2.2.3 Karakteristik Baitul Maal Wattamwil BMT
Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki karakteristik Suhendi, 2004: 29-30 sebagai berikut:
1. Berorientasi bisnis, yakni memiliki tujuan mencari laba bersama dan
meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang sebanyak- banyaknya bagi para anggotra dan lingkungannya.
2. Bukan merupakan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mengelola dana sosial umat seperti zakat, infaq, sedekah, hibah, dan wakaf.
3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang
melibatkan peran serta masyarakat disekitarnya. 4.
Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau kelompok tertentu diluar
masyarakat sekitar BMT. 5.
Staf dan karyawan BMT bertindak aktif dan dinamis, berpandangan positif, dan produktif dalam menarik dan mengelola dana masyarakat.
6. Kantor BMT dibuka pada waktu tertentu dan ditunggui oleh sejumlah staf
dan karyawan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah. Sebagian lainnya terjun langsung ke lapangan mencari nasabah, menarik, dan
menyalurkan dana kepada nasabah, menyetor dana ke kas BMT, memonitor, dan melakukan supervisi.
7. BMT memiliki komitmen melakukan pertemuan dengan semua komponen
masyarakat dilapisan bawah melalui forum-forum pengajian, dakwah,
Universitas Sumatera Utara
20
pendidikan, dan kegiatan sosial-ekonomi yang berimplikasi kepada kegiatan produktif di bidang ekonomi.
8. Manajemen dan operasional BMT dilakukan menurut pendekatan
profesional dengan cara-cara Islami.
2.2.4 Fungsi dan Peran Baitul Maal Wattamwil BMT
Adapun Fungsi BMT Soemitra,2009:448 1.
Mengindentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok
usaha anggota muamalat Pokusma dan daerah kerjanya, 2.
Mempertinggi kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapi
tantangan global, 3.
Menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota,
4. Menjadi peranan keunagan antara gharim yang berhutang sebagai
shahibul maal dengan dhuafa sebagai mudharib, terutama untuk dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah dll.
5. Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana baik sebagai pemodal
maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk pengembangan usaha produktif.
Adapun peranan BMT Musfidin dalam Endang, 2012 antara lain adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
21
1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non-syariah.
Aktif dalam melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi islam. Hal ini biasa dilakukan dengan pelatihan-
pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi islami. 2.
Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi lembaga keuangan mikro, misalnya dengan
jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah.
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat masih tergantung
pada rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi masyarakat dalam memenuhi dana segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat
lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi yang sederhana, dan lain sebagainya.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.
2.2.5 Visi dan Misi Baitul Maal Wattamwil BMT