Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji signifikan parsial t-test

37

a. Uji Normalitas

Menurut Situmorang 2012 uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Situmorang 2012, uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor VIF.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Situmorang2012, uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin- 38 WatsonDW Test. Menurut Situmorang 2012, kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya auokorelasi adalah sebagai berikut : 1 Tidak ada autokorelasi positif jika 0 d dl 2 Tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ d ≤ du 3 Tidak ada korelasi negatif jika 4 - dl d 4 4 Tidak ada korelasi negatif jika 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl 5 Tidak ada autokorelasi positif atau negatif jika du d 4 - du

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Situmorang 2012, uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. 3.8.2.Metode Analisis Regresi Linier Berganda A nalisis regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e 39 Keterangan : Y = Pertumbuhan Laba a = konstanta b 1 -b 5 = koefisien regresi variabel independen X 1 = CAR Capital Adequacy Ratio X 2 = NPL Non Performing Loan X 3 = NPM Net Profit Margin X 4 = ROA Return on Asset X 5 = LDRLoan to Deposit Ratio e = Error

3.8.3. Uji Koefisien Determinasi R

2 Regresi Pengujian koefisien determinan R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Hal ini berarti bila R 2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R 2 semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati 0, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 40

3.8.4. Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan uji-F

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independensecara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh terhadap variabeldependennya. Perumusan hipotesisnya: a. H : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya Capital Adequacy Ratio CAR,Non Performing LoanNPL,Net Profit MarginNPM,Return on Asset ROA,Loan to Deposit Ratio LDRsecara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. b. H 1 : minimal b1 ≠0, artinya Capital Adequacy Ratio CAR,Non Performing LoanNPL,Net Profit MarginNPM,Return on Asset ROA,Loan to Deposit Ratio LDRsecara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan α = 5 untukmendapatkan nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: a. Jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H diterima. b. Jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H 1 diterima.

b. Uji signifikan parsial t-test

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya: 41 a. H : bi = 0, artinyaCapital Adequacy Ratio CAR,Non Performing Loan NPL,Net Profit MarginNPM,Return on Asset ROA,dan Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. b. H 1 : bi ≠ 0, Capital Adequacy Ratio CAR,Non Performing Loan NPL,Net Profit MarginNPM,Return on Asset ROA,Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Pada uji ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pa da tingkat signifikan α= 5.Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut : a. Jika t hitung ≤ t tabel atau nilaisignifikan α ≥ 0.05, maka H diterima. b. Jika t hitung ≥ t tabel atau nilaisignifikan α≤ 0.05, maka H 1 diterima. 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Bank Central Asia