minimum adalah 21 , suhu maksimum 30 suhu rata-rata berkisar 24 , kelembaban nisbi minimum 72 dan kelembaban nisbi maksimum adalah 92
Dephut, 1990.
3.1.2. Vegetasi
Data dari peta vegetasi yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dan sekitarnya, di mana sebagian kawasan hutannya memiliki tipe vegetasi hutan sedang
yang didominir oleh vegetasi hutan tropis basah. Sepanjang sungai Bahorok dapat dijumpai beberapa jenis pohon Pakam Gunung Poemetia pinnata, Ngaskas
Dysoxylim sp dan beberapa vegetasi yang sangat mendominir seperti jenis rambung- rambung Vernonia arborea, Mayang dan Damar Laut Shorea materialis, Kayu
Kuning Eugenia sp, Semantok Shorea multiflora dan Rotan Calomus sp. Jenis yang lainnya merupakan hutan sekunder yang ditumbuhi beberapa jenis bambu
Dephut, 1990.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser Sub Seksi Bukit Lawang-Bahorok. Waktu pelaksanaan penelitian selama bulan Maret
sampai dengan Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.Peta lokasi penelitian di Kawasan Bukit Lawang, TNGL. Sumber : Dirjen Perlindungan Pelestarian Alam TNGL.
3.3. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: peta lokasi, tali untuk membuat plot, kompas untuk menentukan arah, meteran, gunting stek, plastik sampel,
kalkulator, tally sheet, counter, alat tulis, kamerahandycamp, lux meter, pH mater, GPS Global Positioning System, hygrometer, termometer udara, termometer tanah,
Altimeter, kunci taksonomi, sasak kayu alat press, koran bekas, label specimen, lakban. Perekam suara, daftar kuisoner. Bahan yang digunakan meliputi vegetasi
tumbuhan bawah di wilayah Taman Nasional Sub seksi Bukit Lawang, dan data kuisoner dari masyarakat di sekitar.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Di Hutan Taman Nasional Sub Seksi Bukit Lawang
Penelitian ini tidak mencakup seluruh kawasan, melainkan menggunakan teknik sampling dengan menggunakan petak contoh. Penentuan lokasi penelitian
menggunakan Metode Purposive Sampling. Untuk menentukan ukuranjumlah petak contoh adalah menggunakan kurva species-area Kusmana,1995
Luas minimum petak contoh yang ditetapkan mewakili pada kawasan tumbuhan bawah di hutan Taman Nasional Gunung Leuser sub seksi Bukit Lawang.
Luasan ini bukanlah harga mutlak bahwa luas petak contoh yang harus kita gunakan, tetapi nilai tersebut adalah nilai minimum, artinya kita bisa menambah ukuran petak
contoh atau bahkan memodifikasinya karena yang harus diperhatikan petak contohnya tidak kurang dari kurva species area. Untuk memudahkan di lapangan
ukuran tersebut berbentuk persegi. Pada penelitian ini setiap lokasi dibuat petak contoh 2 x 2 m sebanyak 40.
Dilakukan hal yang sama pada 3 lokasi penelitian, dengan luas daerah pengamatan yaitu 0,48 Ha. Dalam setiap petak contoh dibuat pencatatan di antaranya adalah:
contoh tumbuhan bawah yang ditemukan dalam petak contoh dihitung kemudian dicatat nama daerahnya.
Cara meletakkan petak contoh agar lebih teliti menggunakan systematic Strip Sampling penarikan contoh jalur beraturan, karena mudah dalam pelaksanaannya
dan data yang dihasilkan lebih bersifat representative. Jalur yang dibuat tegak lurus dengan kontur memotong garis kontur atau tegak lurus dengan sungai Bahorok.
Universitas Sumatera Utara
Untuk analisis tanah, masing-masing jalur diambil sampel tanah menggunakan bor tanah dengan kedalaman 0-20 cm dan dilakukan secara zig zag
yaitu: disetiap satu jalur diambil sampel tanah. Jalur pertama di awal jalur, jalur kedua di tengah jalur jalur ketiga diakhir jalur, sampel diambil secara zig zag. Total
sampel kantung tanah sesuai dengan jumlah jalur yang dibuat. Sampel tanah dibawa ke laboratorium tanah Fakultas Pertanian USU untuk diukur komposisi unsur-unsur
hara tanah yang terkandung di dalamnya. Pada lokasi pengamatan, dilakukan pengukuran sifat fisik yang meliputi ketinggian dengan menggunakan altimeter,
intensitas cahaya dengan luxmeter, suhu udara dengan termometer, suhu tanah dengan soil termometer, kelembaban udara dan kelembaban tanah dengan
hygrometer, pH tanah dengan soil tester.
3.4.2. Pengumpulan Data pemanfaatan tumbuhan Obat di Masyarakat
Secara garis besar metoda penelitian untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan masyarakat merupakan gabungan metoda penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Metoda Penelitian kuantitatif dilakukan dengan metode survey melalui cara menyebar Kuesioner Angket dan dilanjutkan dengan penelitan
kualitatif. Pada tahap ini juga dilakukan wawancara terbuka mengenai nama daerah tumbuhan serta manfaat tumbuhan tersebut sebagai tanaman obat, dengan
memperlihatkan potongan jenis tumbuhan, serta foto tumbuhan yang diambil dari Taman Nasional Gunung Leuser Sub Seksi Bukit Lawang.
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam observasi awal ini adalah metoda purposive sampling yaitu teknik pemilihan informan dengan pertimbangan
Universitas Sumatera Utara
tertentu, dalam hal ini orang yang dianggap paling tahu tentang tumbuhan obat Sugiyono, 2008. Tokoh yang dipilih melalui metoda ini untuk diwawancarai adalah
Tabib. Dari observasi awal ini diketahui data-data calon informan untuk tahap selanjutnya yang layak diwawancarai berdasarkan rekomendasi dari Tabib.
Untuk lebih jelas teknik pengumpulan data tentang pemanfaatan tumbuhan obat di lokasi penelitian dilakukan dengan cara :
1. Mencari data tentang informan kunci dan jumlah masyarakat di sekitar Taman
Nasional Sub seksi Bukit Lawang sebagai langkah pertama dalam pengambilan sampel di desa sekitar Bukit Lawang, Kabupaten Langkat yaitu
desa Sampe Raya dan desa Timbang Lawan. 2.
Wawancara dan Kuesioner Angket. Wawancara ditujukan kepada penduduk setempat antara lain: Tabib, masyarakatkeluarga yang mengetahui dan
menggunakan tumbuhan untuk berbagai kebutuhan sehari hari dan penjaja ramuan tumbuhan obat di pasar-pasar tradisional di lokasi penelitian, dan
sampel sebagai responden dari jumlah populasi masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Leuser dengan taraf kesalahan 5. Untuk Desa Sampe
Raya jumlah populasi 2064 jiwa dan desa Timbang Lawan 2160 jiwa. Jadi jumlah responden dengan taraf kesalahan 5 adalah 320 jiwa Lampiran
11. Wawancara dilakukan pada masyarakat dengan menggunakan kuesioner. Wawancara pertama untuk mendapatkan data tumbuhan sebagai tumbuhan
obat dan kegunaannya berasal dari informan kunci, selanjutnya wawancara dilakukan terhadap masyarakat sekitar Taman Nasional Bukit Lawang dapat
dilihat pada lampiran 10 yang dibagi dalam 3 kelompok umur dengan
Universitas Sumatera Utara
pembagian sebagai berikut, Kelompok A dengan rentangan umur 19 sampai 39, kelompok B dengan rentangan umur 40-59, dan terakhir Kelompok C
dengan rentangan umur 60 tahun, hal ini dilakukan untuk menggali pengetahuan mereka tentang tumbuhan obat kuisoner pada lampiran10.
3. Studi Kepustakaan, dengan membaca dan mencatat karya tulis berbagai
penelitian khususnya yang ada hubungan dengan tumbuhan obat serta referensi mengenai kandungan metabolit sekunder tumbuhan yaitu: alkalod,
flavanoid, terpenoid dan steroid.
3.5. Di Laboratorium 3.5.1. Identifikasi Jenis
Semua tumbuhan bawah dengan tinggi kurang dari 1,5 m yang berada di setiap petak dicatat jenis. Pengumpulan spesimen tumbuhan dilakukan untuk
keperluan identifikasi. Pengamatan secara morfologis dilakukan di lapangan, dan untuk spesimen yang belum diketahui jenisnya dikumpulkan dan diatur pada kertas
koran bekas serta dimasukkan ke dalam kantung plastik. Selanjutnya spesimen tersebut diberi alkohol 70 hingga cukup basah supaya tidak membusuk .
Koleksi dari lapangan dibuka kembali, koran diganti dengan yang baru disusun sedemikian rupa untuk dikeringkan dalam oven pengering. Spesimen yang
telah kering diidentifikasi di laboratorium Herbarium FMIPA Universitas Sumatera Utara USU dengan buku acuan:
a. Flora Steenis, C. G. J. 1987
b. Malaya Wild Flowers Monocotyledons M. R. Handerson, 1959
Universitas Sumatera Utara
c. Malaya Wild Flower Dycotyledon Henderson, 1956
d. Plication Classification Benson L. 1957
e. Plant Resource Of South East Asia 12 Vankenberg.,dan Banyapraphatsara,
2002. f.
Tumbuhan Monokotil Sudarnadi, 1996 g.
Collection of Illustrated Tropical Plant Watanabe and Corner, 1969 h.
Orchids of Sumatera Comber J. B, 2001.
3.6. Analisis Data 3.6.1. Struktur dan Komposisi Jenis Tumbuhan Bawah