4 Rubiaceae
72 5
Poaceae 55
6 Zingiberaceae
49 7
Moraceae 46
8 Myrtaceae
45 9
Annonaceae 43
10 Asteraceae
40 11
Apocynaceae 39
12 Cucurbitaceae
34 13
Piperaceae 30
Lanjutan Tabel 1.
NO NAMA FAMILI
JUMLAH SPESIES
14 Menispermaceae
30 15
Melastomataceae 26
16 Arecaceae
25 17
Verbenaceae 23
18 Rutaceae
23 19
Acanthaceae 22
20 Sterculiaceae
21 21
Myristicaceae 21
Sumber : Zuhud dan Siswoyo. 2001
2.6. Kandungan Metabolit Sekunder
Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan
bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi mempunyai fungsi untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya Fessenden
Fessenden, 1986. Kandungan metabolit sekunder terdiri dari:
2.6.1. Alkaloid
Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan misalnya: nikotina pada suhu
kamar. Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat – sifat sebagai berikut : a biasanya merupakan kristal tak bewarna, tidak mudah menguap, tidak
larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform. b Bersifat basa, pada umumnya beberapa pahit, bersifat racun, mempunyai efek
fisiologis secara optis aktif. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuh-tumbuhan. Senyawa alkaloid dapat dipandang
sebagai hasil metabolisme dari tumbuhan atau dapat berguna sebagai cadangan bagi biosintesis protein Annaria, 2010.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuh-tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid sangat
penting dalam industri farmasi karena kebanyakan alkaloid mempunyai efek fisiologis. Pada umunya alakaloid tidak ditemukan dalam Gymnospermae,
Bryophyta, Pterydophyta dan tumbuhan rendah lainnya Annaria, 2010. Hampir semua alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan
memberikan efek fisiologis tertentu pada makhluk hidup sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu mencari obat-obatan
dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid
diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur
Universitas Sumatera Utara
tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion Fessenden Fessenden, 1986.
2.6.2. Flavonoid