Hutan ini biasanya dikelola untuk tujuan penelitian. Hutan suaka alam dipergunakan bagi perlindungan margasatwa agar tidak punah, disamping nilai khas
bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan, disebut suaka margasatwa. Sedangkan suaka alam yang mempunyai perlindungan khas seperti air terjun, gua alam dan lainnya,
disamping flora dan fauna sebagai kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, disebut cagar alam Arief , 1994.
2.3. Tumbuhan Bawah
Tumbuhan bawah adalah komunitas tanaman yang menyusun stratifikasi bawah dekat permukaan tanah. Tumbuhan ini umumnya berupa rumput, herba, semak
atau perdu rendah. Jenis-jenis vegetasi ini ada yang bersifat annual, biannual, atau perenial dengan bentuk hidup soliter, berumpun, tegak menjalar atau memanjat.
Secara taksonomi vegetasi bawah umumnya anggota dari suku-suku Poceae, Cyperaceae, araceae, asteraceae, paku-pakuan dan lain-lain. Vegetasi ini banyak
terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan Aththorick, 2005.
Tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput, herba, dan semak belukar Kusmana, 1995, serta paku-pakuan Ewusie,
1990. Selanjutnya Philips 1959, menyatakan bahwa tumbuhan yang termasuk tumbuhan penutup tanah terdiri dari herba yang tingginya sampai 0,5 meter sampai 1
meter.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Richard 1981, tumbuhan bawah yang sering dijumpai di kawasan hutan tropik terdiri atas famili Araceae, Gesneriaceae, Urticaceae, Achantaceae,
Zingiberaceae, Begoniaceae, Rubiaceae, dan tumbuhan menjalar seperti kelompok Graminae Calamus sp., Smilaceae, Piperaceae dan beberapa jenis tumbuhan paku
seperti Selaginellaceae. Komposisi dari keanekaragaman jenis tumbuhan bawah sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis. Pada komunitas
hutan hujan, penetrasi cahaya matahari yang sampai pada lantai hutan umumnya sedikit sekali. Hal ini disebabkan terhalang oleh lapisan-lapisan tajuk pohon yang ada
pada hutan tersebut, sehingga tumbuhan bawah yang tumbuh dekat permukaan tanah kurang mendapat cahaya, sedangkan cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan
salah satu faktor yang penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi Gusmaylina, 1983. Menurut Barnes, et al., 1997, keanekaragaman
tumbuhan bawah memperlihatkan tingkatan keanekaragaman yang tinggi berdasarkan komposisinya. Perbedaan bentang lahan, tanah, faktor iklim serta perbandingan
keanekaragaman spesies vegetasi bawah, memperlihatkan banyak perbedaan, baik dalam kekayaan jenisnya maupun pertumbuhannya.
Hutan yang lapisan pohon-pohon tidak begitu lebat, sehingga cukup cahaya yang dapat menembus lantai hutan, kemungkinan perkembangan vegetasi bawah
bersifat terna, sedangkan pada tempat-tempat kering berupa tumbuhan berkayu antara lain rumput-rumputan jenis Pennisetum dan Didymocarpus. Pada hutan yang lebat
sehingga intensitas cahaya sedikit, tumbuhan bawah beradaptasi melalui permukaan
Universitas Sumatera Utara
daun yang lebar untuk menangkap cahaya matahari sebanyak-banyaknya Hafild Aniger, 1984.
Tumbuhan bawah berfungsi sebagai penutup tanah menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi dapat berlangsung lebih cepat, sehingga dapat
menyediakan unsur hara untuk tanaman pokok. Siklus hara akan berlangsung sempurna dan guguran daun yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke
pohon dalam bentuk unsur hara yang sudah diuraikan oleh bakteri Irwanto, 2007.
2.4. Potensi Tumbuhan Obat di Hutan Tropika Indonesia