kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; 4 Nilainya cukup besar”.
Warren 2005:492 mengemukakan bahwa, “aktiva tetap fixed asset merupakan Aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif
permanen”. Dari penjelasan dan defenisi yang dikemukakan diatas, aktiva tetap
mempunyai karakteristik sebagai berikut : a.
Mempunyai bentuk fisik
b. Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
c. Dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual
d. Memiliki masa manfaat relatif permanen lebih dari satu periode
akuntansi lebih dari satu tahun e.
Memberi manfaat dimasa yang akan datang.
2. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokan ataupun digolongkan berdasarkan berbagai sudut pandang antara lain :
a. Dari sudut pandang substansinya aktiva tetap dapat dibagi :
1 Aktiva Berwujud Tangible Assets
Aktiva berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang berwujud, atau ada secara fisikserta tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai bagian dari operasi normal.
Aktiva tetap berwujud dibagi menjadi enam bagian, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
Tanah, bangunan, kendaraan, mesin, peralatan, inventaris dan lain sebagainya.
2 Aktiva Tidak Berwujud Intangible Assets
Aktiva Tidak Berwujud merupakan aktiva jangka panjang yang tidak eksis secara fisik yang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak
untuk dijual. Aktiva tidak berwujud terdiri dari : Hak paten, hak cipta dan merek dagang, goodwill, dan lain
sebagainya.
b. Dari sudut pandang disusutkan atau tidak disusutkan :
1 Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
bangunan, peralatan, mesin, inventaris fan lain-lain 2
Undepreciated plant assets, aktiva yang tidak disusutkan seperti tanah.
3. Perolehan Aktiva Tetap
Beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap. Cara perolehan aktiva tetap akan mempengaruhi akuntansi
dari aktiva tetap khususnya mengenai masalah harga perolehannya yang merupakan dasar pencatatan suatu aktiva tetap. Harga perolehan tersebut
mencakup seluruh biaya-biaya dalam rangka perolehan aktiva tetap sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing- masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.
Berikut ini akan dibicarakan masing-masing perolehan. Menurut Zaki 2004:274 aktiva tetap diperoleh dengan cara :
a. Pembelian tunai
b. Pembelian secara angsurankredit
c. Pembelian dengan surat berharga
d. Pertukaran atau tukar tambah
e. Sumbangan pihak lain
f. Dibangun sendiri
Ad. Pembelian dengan tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membeli tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan yang mencakup semua
pengeluaran utnuk pembelian dan penyiapan hingga dapat dipakai sebagaimana dimaksudkan. Apabila ada potongan harga, maka
langsung dipotong harga faktur. Contoh :
Pada tanggal 01 Januari 2009, dibeli mesin dengan tunai sebesar Rp.5.000.000,-
biaya pengangkutan Rp.200.000,- dan biaya
pemasangan Rp.300.000,- maka akan dijurnal sebagai berikut : Tabel 2.1 Jurnal Pembelian Tunai
Tanggal Uraian
Ref. Debit
Kredit
01Jan20 09
Mesin Kas
Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000
Ad. Membeli dengan angsurankredit
Universitas Sumatera Utara
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga
selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Contoh: PT. X membeli mesin seharga Rp. 5.000.000,- pada tanggal 1Feb
2009. Pembayaran pertama Rp. 2.000.000,- dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Des selama 3 tahun dengan bunga 12 per tahun.
Tabel 2.2 Jurnal Pembelian Angsuran
Tgl. Uraian
Ref. Debit Kredit
Universitas Sumatera Utara
1Feb 2009
31Des 2009
31Des 2010
31Des 2011
Mesin Hutang Usaha
Kas
Hutang Usaha Pembayaran I
Bunga Kas
Hutang Usaha Pembayaran II
Bunga Kas
Hutang Usaha Pembayaran III
Bunga Kas
Rp. 5.000.000 Rp.1.000.000
Rp. 360.000
Rp.1000.000 Rp. 240.000
Rp.1.000.000 Rp. 120.000
Rp. 3..000.000 Rp. 2.000.000
Rp.1.360.000
Rp.1.240.000
Rp.1.120.000
Ad. Pembelian dengan surat berharga
Dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara menerbitkan surat-surat berharga yaitu berupa obligasi atau saham
sendiri. Dalam hal ini aktiva tetap tersebut dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada saat pengeluarannya. Jika obligasi atau
saham dijual dengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai pari atau nominal, hutang obligasi atau saham harus dikredit sebesar jumlah
pari dan selisihnya dicatat sebagai agio atau disagio. Contoh :
PT.X menukar sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham biasa nominal Rp.10.000.000,- pada saat pertukar , harga pasar saham
Universitas Sumatera Utara
sebesar Rp.11.000,- per lembar. Pertukaran mesin dengan saham. maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jurnal Pembelian dengan surat berharga
Tgl. Uraian
Ref .
Debit Kredit
5mar 2009
Mesin Saham Biasa
Agio Saham Biasa Rp. 11.000.000
Rp. 10.000.000 Rp. 1.000.000
Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang maka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang
dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar. Yang dimaksudkan dengan harga pasar surat berharga adalah
harga yang terjadi bursa surat-surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak lain yang bebas.
Ad. PertukaranTukar tambah
Laba atau rugi pertukaran dihitung dari selisih nilai buku aktiva tetap lama dengan harga pasar aktiva tetap lama. Nilai buku aktiva
tetap lama diperoleh dari pengurangan antara harga perolehan aktiva lama dengan akumulasi penyusutannya. Kas yang dibayarkan untuk
pembelian itu dihitung dari pengurangan antara harga pasar aktiva baru dengan harga pasar aktiva lama.
1 Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Universitas Sumatera Utara
Pada pertukaran aktiva tetap yang sejenis, aktiva lama ditukar dengan aktiva baru yang mempunyai sifat dan fungsi yang sama.
Jika dalam pertukaran diperoleh laba, maka laba tersebut tidak diakui dicatat, tetapi mengurangi harga atau nilai aktiva tetap
yang baru itu, sesuai yang dinyatakan Warren 2005:509 bahwa :“Keuntungan atas pertukaran aktiva tetap sejenis tidak diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan. Hal ini didasarkan teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang dibuat
dengan memanfaatkan aktiva tetap, bukan dari pertukaran aktiva tetap yang sejenis”.
Tetapi jika dalam pertukaran timbul kerugian, maka kerugian itu akan diakui dalam perkiraan rugi pertukaran aktiva tetap.
Contoh: Tanggal 1 Juli 2009 perusahaan memperoleh peralatan baru yang
harganya Rp. 75.000.000,- dengan cara ditukar dengan peralatan lama yang dibeli tanggal 1 Jan 2007 dengan harga perolehan Rp.
55.000.000, masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 5.000.000,- dan disusutkan dengan metode garis lurus. Pada saat
pertukaran, nilai pasar aktiva lama sebesar Rp. 35.000.000,- dan kekurangannya dibayar dengan kas. Jurnal untuk mencatat
penyusutan dari 1 Januari 2009 sampai dengan 1 Juli 2009 yaitu: Tabel 2.4 Jurnal Pertukaran aktiva sejenis
Universitas Sumatera Utara
Tgl Uraian
Ref Debet
Kredit
1Jul 2009
Beban Penyusutan Akum. Penyusutan peralatan
Untuk mencatat penyusutan peralatan
Rp.5.000.000 Rp.5.000.000
Maka jurnal untuk mencatat pertukaran aktiva tersebut:
Tgl Uraian
Ref Debet
Kredit
1Jul 2009
Peralatan baru Akum. Penyusutan Peralata lama
Peralatan lama Kas
Rp.70.000.000 Rp.25.000.000
Rp.55.000.000 Rp.40.000.000
Perhitungan: Harga perolehan peralatan lama
Rp. 55.000.000,- Akum. Penyusutan 1 Jan 07 – 1 Jul 09
Nilai buku peralatan lama Rp. 30.000.000,- Rp. 25.000.000,-
Nilai pasar peralatan lama Laba pertukaran
Rp. 5.000.000,- Rp. 35.000.000,-
Laba pertukaran Rp. 5.000.000,- akan langsung menguranginilai peralatan yang baru menjadi Rp. 70.000.000,- Rp. 75.000.000 –
Rp. 5.000.000. 2
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Universitas Sumatera Utara
Pada pertukaran aktiva yang tidak sejenis, aktiva lama ditukar dengan aktiva baru yang tidak sama sifat dan fungsinya. Laba atau
rugi pada pertukaran ini harus diakui.
Ad. Sumbangan dari pihak lain
Jika aktiva tetap diperoleh sebagai sumbangan atau pemberian maka tidak ada harga perolehan sebagai basis penilaiannya, atau aktiva
tetap dicatat dengan harga pasarnya yang wajar. Kendatipun pengeluaran tertentu mungkin dilakukan atas pemberian aktiva tetap
tersebut. Dalam PSAK 2007 mengemukakan tentang pencatatan aktiva
tetap yang berasal dari sumbangan sebagai berikut “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau
harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”. Contoh :
Pada tanggal 09 April 2009, diperoleh Tanah dan Bangunan dari sumbangan dengan nilai Rp.100.000.000,- dan Rp.50.000.000,- maka
ayat jurnalnya adalah : Tabel 2.5 Jurnal Pemberiansumbangan
Tgl. Uraian
Ref. Debit
Kredit
09Apr 2009
Tanah Bangunan
Modal Donasi Rp. 100.000.00
Rp. 50.000.000 Rp. 150.000.000
Ad. Dibangun Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan aktiva tetap dengan membuatnya sendiri antara
laen : 1
Memanfaatkan fasilitas yang menganggur 2
Menekan biaya 3
Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik 4
Pihak yang tidak sanggup memenuhi pada saat diperlukan Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri meliputi
seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tetap tersebut hingga siap dipergunakan.
Dalam persoalan aktiva yang dibangun sendiri ini ada tiga permasalahan :
a. Biaya overhead yang dibebankan suatu produk terdiri dari :
- Bahan langsung
- Upah langsung
- Biaya tidak langsung
Penetuan jumlah biaya langsung dan upah langsung relative mudah karena perhitungannya mudah dan sejenis.sedangkan untuk
menetukan biaya overhead akan timbul kesulitan karena biasanya ada biaya-biaya yang sama-sama dibayar atau dibebankan untuk
semua kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menetapkan besarnya biaya overhead yang akan dibebankan terhadap produk yang dibangun sendiri itu ada dua cara yaitu :
1 Metode Incremental cost
Dalam hal ini biaya operhead yang dibebankan adalah kenaikan tambahan biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva
tersebut. 2
Metode Proportional Dalam metode ini biaya yang dibebankan bukan saja kenaikan
overhead itu tetapi juga dibebankan biaya overhead tetap secara pro-rata untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan
pembangunan sendiri. b.
Laba rugi dalam pembangunan Jika biaya pembangunan lebih rendah dari biaya apabila
bangunan itu diborongkan maka pembebanan itu seolah-olah laba tetapi tidak boleh dianggap sebagai laba. Sedangkan jika
sebaliknya maka harus dicatat sebagai rugi. Harga pokok dicatat sebesar berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
tersebut sesuai dengan metode diatas. c.
Biaya bunga dalam masa pembangunan Bila aktiva tetap dibangun dengan menggunakan dana atau
pinjaman dari luar perusahaan seperti Bank atau Lembaga Keuangan lainnya maka perusahaan diwajibkan untuk membayar
Universitas Sumatera Utara
bunga. Bunga dihitung dari penggunaan modal sendiri atau imput interest tidak boleh dicatat sebagai unsur harga pokok aktiva tetap.
4. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan