Waktu Penggunaan Internet Intensitas penggunaan internet

Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Menurut Subramanian Kompas, 20 Maret 2009, menyatakan bahwa dari 2.000 responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet, didapat hasil sebanyak 64 persen adalah anak muda”. Sementara pada peringkat dua ditempati oleh pengguna berusia 20-24 tahun dengan prosentase 42 persen dan urutan terakhir ditempati usia 45-50 tahun. Tidak hanya itu, masih dari hasil penelitian yang sama, 53 persen dari anak usia 15-19 tersebut ternyata menggunakan mengakses internet dari warnet. Menurut Subramanian, hal itu disebabkan oleh mereka mempunyai waktu luang yang lebih banyak dibanding para pekerja. Dan warnet menjadi pilihan karena belum banyak masyarakat yang mempunyai internet di rumah. Yang menarik adalah handphone ataupun PDA manjadi sumber akses internet terbesar kedua setelah warnet bagi anak usia 15-19 tahun yakni sebesar 19 persen, sedangkan mengakses di rumah hanya sebesar persen. Mengakses internet di sekolah sebesar 10 persen dan sisanya adalah mengakses menggunakan WiFi dari laptop. Menurut Subramanian, sementara itu sebesar 83 persen, secara keseluruhan masyarakat Indonesia masih mengandalkan akses internet melalui warnet. Lalu, sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui handphone atau PDA dan baru 19 persen mengakses internet dari kantor. Sedangkan yang mengakses internet dari rumah hanya sebesar 16 persen.

2.2 Self Control

Dalam self-control ini dibahas tentang pengertian self-control, aspek-aspek dari self- control, fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi self-control, self-control pada remaja, dan tugas perkembangan remaja.

2.2.1 Pengertian self control

Dalam Chaplin 2006, dikatakan bahwa self-control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Dalam Kartini Kartono 2000. Self-control atau kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki. Menurut Calhoun dan Acocella 1990, kontrol diri atau kendali diri adalah pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku. Dan proses-proses psikologisnya – dengan kata lain sekelompok proses yang mengikat dirinya. Dalam Goldfried dan Merbaum 1973, self-control adalah proses dimana seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif. Messina Messina dalam Singgih D. Gunarsa, 2009, menyatakan bahwa pengendalian diri adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri self-destructive, perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri autonomy atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi. Menurut Berk dalam Singgih D. Gunarsa, 2009, pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan atau