78
mencapai 35, dan responden lulusan tingkat pasca sarjana sebanyak 4. Responden dengan latar belakang lulusan SD menjadi responden yang jumlahnya
paling sedikit yaitu hanya mencapai 1. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen buah lokal berpendidikan cukup tinggi.
5.1.5 Status Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai status pekerjaan responden yang dapat dilihat pada Tabel 19 sebagai berikut :
Tabel 19 Distribusi Status Pekerjaan Responden di Kawasan Industri Jakarta Utara Tahun 2014
No. Instansi Pekerjaan
Jumlah Dalam
1. Industri Besar Milik Swasta
72 72
2. Industri Besar Milik BUMN
23 23
3. Industri Kecil
5 5
Total 100
100
Pada Tabel 19 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden mayoritas bekerja di industri besar milik swasta dengan total mencapai 72, lalu responden
yang bekerja di industri besar dari badan usaha milik negara dengan jumlah 23 dan responden yang bekerja di industri kecil dengan persentase terkecil yaitu
hanya sebesar 5. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen buah lokal di kawasan industri Jakarta Utara didominasi oleh karyawan industri besar milik swasta.
5.1.6 Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai pendapatan responden dengan nilai terendah yaitu Rp.2.200.000 dan nilai tertinggi sebesar
Rp.8.000.000. Penggolongan pendapatan responden dilakukan dengan cara menghitung selisih nilai pendapatan tertinggi dan terendah lalu dibagi lima sesuai
79
dengan 5 skala Likert yang digunakan yang dapat dilihat pada Tabel 20 sebagai berikut :
Tabel 20 Distribusi Pendapatan Responden Gaji di Kawasan Industri Jakarta Utara Tahun 2014
No. Besaran Gaji bulan
Jumlah Dalam
1. Rp. 2.200.000
– Rp. 3.360.000 58
58 2.
Rp. 3.360.001 – Rp. 4.520.000
18 18
3. Rp. 4.520.001
– Rp. 5.680.000 11
11 4.
Rp. 5.680.001 – Rp. 6.840.000
7 7
5. Rp. 6.840.001
– Rp. 8.000.000 6
6
Total 100
100
Berdasarkan Tabel 20 di atas dapat diketahui mayoritas responden memiliki besaran gaji dengan rentang nilai antara Rp. 2.200.000
– Rp. 3.360.000 dengan jumlah persentase mencapai 58, lalu responden dengan besaran gaji
rentang nilai antara Rp. 3.360.001 – Rp. 4.520.000 dengan persentase sebanyak
18, dan rentang nilai Rp. 4.520.001 – Rp.5.680.000 sebanyak 11. Sisanya
yaitu sebanyak 7 dari responden dengan besaran gaji antara Rp. 5.680.001 –
Rp. 6.840.000, dan 6 dengan besaran gaji Rp. 6.840.001 – Rp. 8.000.000
sehingga menunjukkan bahwa wilayah Jakarta Utara memiliki potensi ekonomi yang cukup baik karena sebagian besar responden mendapatkan gaji lebih besar
dari UMR Upah Minimum Regional DKI Jakarta yaitu Rp. 2.400.000.
5.1.7 Pengeluaran Untuk Buah Lokal
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai pengeluaran responden untuk buah lokal dengan nilai terendah yaitu Rp. 75.000 dan nilai
tertinggi sebesar Rp.1.000.000. Penggolongan pengeluaran responden untuk buah lokal dilakukan dengan cara menghitung selisih nilai pendapatan tertinggi dan
80
terendah lalu dibagi lima sesuai dengan 5 skala Likert yang digunakan yang dapat dilihat pada Tabel 21 sebagai berikut :
Tabel 21 Distribusi Pengeluaran Responden untuk Buah Lokal di Kawasan Industri Jakarta Utara Tahun 2014
No. Pengeluaran untuk Buah Lokal bulan
Jumlah Dalam
1. Rp. 75.000
– Rp. 260.000 79
79 2.
Rp. 260.001 – Rp. 445.000
9 9
3. Rp. 445.001
– Rp. 630.000 8
8 4.
Rp. 630.001 – Rp. 815.000
3 3
5. Rp. 815.001
– Rp. 1.000.000 1
1
Total 100
100
Berdasarkan Tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengalokasikan pengeluaran khusus pembelian buah lokal segar dengan besaran
nilai Rp. 75.000 – Rp. 260.000 dengan jumlah persentase sebanyak 79, lalu
persentase terbesar kedua yaitu responden yang mengalokasikan pengeluaran untuk pembelian buah lokal segar dengan nilai antara Rp. 260.001
– Rp. 445.000 yaitu sebesar 9, dan persentase terbesar ketiga dengan nilai antara Rp. 445.001
– Rp. 630.000 dengan persentase 8.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen masih sangat minim dalam mengkonsumsi buah lokal, karena diasumsikan jika pengeluaran sebesar
Rp. 260.000 untuk membeli buah jeruk Rp. 25.000kg maka didapat 10 kg buah jeruk untuk konsumsi selama satu bulan atau 0,3 kg hari. Dugaan ini diperkuat
dengan distribusi pengeluaran untuk non buah responden dengan nilai terendah yaitu Rp. 1.900.000 dan nilai tertinggi sebesar Rp.7.450.000. Penggolongan
pengeluaran responden untuk non buah dilakukan dengan cara menghitung selisih
81
nilai pendapatan tertinggi dan terendah lalu dibagi lima sesuai dengan 5 skala Likert yang digunakan yang dapat dilihat pada Tabel 23 sebagai berikut :
Tabel 22 Distribusi Pengeluaran Responden untuk Non Buah di Kawasan Industri Jakarta Utara Tahun 2014
No. Pengeluaran untuk Non Buah bulan
Jumlah Dalam
1. Rp. 1.900.000
– Rp. 3.010.000 56
56 2.
Rp. 3.010.001 – Rp. 4.120.000
20 20
3. Rp. 4.120.001
– Rp. 5.230.000 11
11 4.
Rp. 5.230.001 – Rp. 6.340.000
6 6
5. Rp. 6.340.001
– Rp. 7.450.000 7
7
Total 100
100
Berdasarkan Tabel 22 di atas sebanyak 56 responden mayoritas mengalokasikan pengeluaran untuk pembelian kebutuhan selain buah dengan nilai
Rp. 1.900.000 – Rp. 3.010.000, lalu kemudian sebanyak 20 responden
mengalokasikan antara Rp. 3.010.001 – Rp. 4.120.000 untuk pengeluaran
kebutuhan non buah, kemudian sebanyak 11 mengalokasikan nilai antara Rp. 4.120.001
– Rp. 5.230.000, serta sebanyak 7 mengalokasikan nilai antara Rp. 6.340.001
– Rp. 7.450.000 untuk pemenuhan kebutuhan non buah. Persentase terkecil didapat dari responden yang mengalokasikan pengeluaran untuk
kebutuhan non buah yaitu hanya 6 dengan nilai Rp. 5.230.001 – Rp. 6.340.000.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk membeli kebutuhan lain selain buah lokal,
seperti sandang, papan, dan pangan lain.
82
5.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data