Konsumsi Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal: studi kasus kawasan industri di Jakarta Utara

32

2.5 Konsumsi

Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu Consumption yang berarti pembelanjaan atas barang - barang dan jasa - jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Barang - barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi Dumairy, 2004:114. Adapun konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologi, psikologi, maupun sosial. Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu sebagai gastronomik, identitas, budaya, serta status ekonomi seseorang. Oleh karena itu ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain. Ekspresi tersebut akan membentuk pola perilaku makan yang disebut dengan kebiasaan makan Baliwati, 2004:69. Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata - rata per orang per hari yang umum dikonsumsidimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pangan atau makanan yang dikonsumsi pada dasarnya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan manusia yaitu sebagai sumber energi dan pertumbuhan serta mengganti jaringan atau sel tubuh yang rusak. Menurut Sediaoetama 1999:87, tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan. Kualitas makanan menunjukkan adanya zat gizi yang diperlukan tubuh dalam konsumsi hidangan dan 33 perbandingannya terhadap satu dan lainnya, selain itu kualitas makanan yang dipenuhi seseorang dapat mempengaruhi status gizi tubuhnya, sedangkan kuantitas makanan menunjukkan jumlah masing - masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kebutuhan pangan yang dikonsumsi oleh manusia, secara kuantitatif dapat diperkirakan dari nilai energi kal yang dikandungnya, dimana energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan Almatsier, 2003:77. 2.6 Buah Lokal Menurut Zulkarnain 2009:69, secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian - bagian yang terkait erat dari bunga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian - bagian seperti dindng ovari atau pericarp yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan mesocarp, biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga. Buah merupakan bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, dan bentuk yang mengandung nilai - nilai estetis. Buah - buahan dewasa ini semakin mendapatkan perhatian dari masyarakat, baik sebagai bagian menu makanan maupun sebagai komoditas ekonomi yang menguntungkan Widodo, 1996:99. Selama lima tahun terakhir permintaan buah – buahan meningkat di dalam negeri. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya konsumsi buah di masyarakat. Pada tahun 2007 pengeluaran per kapita untuk konsumsi buah – 34 buahan sebesar Rp. 9.005bl yang kemudian pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 12.759bl. Pengeluaran per kapita untuk konsumsi buah – buahan yang meningkat disebabkan karena meningkatnya pendapatan masyarakat serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hidup sehat Susenas, 2011:15. Adapun peningkatan pengeluaran per kapita untuk konsumsi buah dapat dilihat secara terperinci pada Gambar 7 di bawah ini. Gambar 7 Rata – rata Pengeluaran per Kapita untuk Buah – buahan Sumber : Susenas 2011:15 Berdasarkan Gambar 7 di atas diketahui bahwa pada tahun 2007 – 2008 terjadi penurunan pengeluaran per kapita untuk buah per bulan sebesar 2,57 dan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 – 2010 sebesar 28,48. Namun berdasarkan data Kementerian Pertanian 2012:2, besarnya peningkatan pengeluaran per kapita masyarakat untuk buah – buahan tidak sebanding dengan peningkatan produksi buah lokal. Pada tahun 2006 – 2009, produksi buah lokal hanya meningkat dalam jumlah yang kecil hingga terjadi penurunan produksi 2007 2008 2009 2010 2011 9005 8779 8821 12335 12759 Rata - rata Konsumsi Buah per Kapita per Bulan 35 pada tahun 2010. Perkembangan produksi buah lokal dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Produksi Buah – buahan di Indonesia Tahun 2006 – 2010 Buah Jumlah Ton 2006 2007 2008 2009 2010 Jeruk 2.256.543 2.625.884 2.467.632 2.131.768 2.028.904 Mangga 1.621.997 1.818.619 2.105.085 2.243.440 1.287.287 Pisang 5.037.472 5.454.226 6.004.615 6.373.533 5.755.073 Nanas 1.427.781 1.395.566 1.433.133 1.558.196 1.406.445 Salak 862 806 862 829 75 Pepaya 634 622 718 773 676 Sumber : Kementerian Pertanian 2010:3 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa produksi buah terbesar yaitu buah pisang yang mencapai angka 5.000.000 ton tahun. Dari keenam jenis buah mengalami produksi yang fluktuatif naik dan turun. Hal itu disebabkan karena semakin terbatasnya faktor produksi meliputi minimnya lahan untuk budidaya karena alih fungsi lahan pertanian, mahalnya pembiayaan untuk saprotan, bahkan perubahan alih profesi petani untuk bekerja diluar bidang pertanian dengan harapan peningkatan taraf hidup yang lebih baik. 2.7 Penelitian Terdahulu Tarigan, Hadi dan Sayamar 2013:4 melakukan penelitian berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Buah Lokal di Pasar Tradisional Arengka Kota Pekanbaru. Pengambilan sampel konsumen dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Random Sampling yaitu responden yang bertemu 36 langsung dan kebetulan membeli buah - buahan lokal di Pasar Tradisional Arengka dengan sampel sebanyak 40 responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teknik analisis dalam teori reasoned action, yaitu model yang dikembangkan oleh Fishbein. Penelitian ini menggunakan model Sikap AB, model Norma Subjektif SN, dan model Perilaku menggunakan teori Reasoned Action BI. Model Fishbein menekankan bahwa sikap konsumen terhadap atribut suatu produk terbentuk karena adanya keyakinan terhadap atribut produk yang relevan dengan keinginan konsumen serta hasil evaluasi terhadap atribut tersebut. Berdasarkan variabel keyakinan terhadap atribut buah lokal, kemudahan memperoleh merupakan atribut yang paling diyakini konsumen terbukti dengan skor tertinggi yaitu 1,175. Evaluasi ei adalah analisis pernyataan tentang penilaian yang timbul dari dalam diri konsumen akibat membeli buah tanpa dipengaruhi faktor – faktor eksternal. Atribut harga menjadi artibut yang paling penting dalam memilih buah dengan skor sebesar 1,600. Konsumen merasa bahwa atribut harga sebagai atribut penting yang menjadi evaluasi konsumen dalam pembelian buah. Buah yang harganya murah dan terjangkau akan menarik minat konsumen untuk membelinya secara konsisten. Sehingga berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sikap konsumen terhadap pembelian buah lokal di Pasar Tradisional Arengka Kota Pekanbaru bernilai positif dengan skor 5,619 yang secara keseluruhan nilai ini menunjukkan sikap konsumen terhadap buah lokal di Pasar Tradisional Arengka Kota 37 Pekanbaru berada di skala baik, dan perilaku konsumen dalam membeli buah lokal di Pasar Tradisional Arengka Kota Pekanbaru menunjukkan hasil yang positif dengan nilai 297,12 yang berarti bahwa perilaku pembelian konsumen terhadap buah lokal adalah baik. Azizah 2008 melakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Buah Lokal dengan Studi Kasus Pada Lailai Market Buah Malang. Penelitian ini memiliki 96 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk proses pengukuran data dan analisis regresi linear berganda, uji F, uji t serta uji Asumsi Klasik untuk menganalisis data. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel bebas yaitu pelaku persepsi X 1 , target X 2 , situasi X 3 , kebudayaan X 4 , sosial X 5 , kepribadian X 6 , kejiwaan X 7 dan variabel terikat keputusan pembelian buah lokal Y. Berdasarkan pengolahan data diperoleh F hitung sebesar 46.987 dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,789 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 78,9 sedangkan sisanya 21,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam persamaan. Sedangkan berdasarkan uji t menunjukkan semua variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat keputusan membeli buah lokal dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Muzdalifah 2012 melakukan penelitian yang berjudul Kajian Preferensi Konsumen terhadap Buah – buahan Lokal di Kota Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Tujuan penelitian deskriptif adalah 38 untuk mengkaji preferensi terhadap atribut buah serta mengkaji daya saing buah lokal dengan buah impor. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan instrument penelitian. Sedangkan jenis buah lokal yang dijadikan acuan adalah buah jeruk, pisang dan pepaya dengan pertimbangan buah – buahan tersebut selalu tersedia setiap waktu dan dapat dijumpai dengan mudah baik di pasar tradisional maupun pasar modern dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap buah - buahan lokal penelitian ini menggunakan analisis atribut sikap Model Fishbein. Atribut buah- buahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1 harga, 2 rasa, 3 warna, 4 kesegaran, 5 aroma, 6 ukuran dan 7 kandungan vitamin. Sehingga berdasarkan penelitian diperoleh bahwa konsumen percaya bahwa atribut harga, rasa, warna, kesegaran, aroma, ukuran dan kandungan vitamin merupakan salah satu faktor yang menjadi preferensi konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi buah lokal. Kemudian didapatkan hasil urutan tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut buah lokal yang dinilai konsumen adalah rasa yang manis, kesegaran buah, kandungan vitamin yang tinggi, ukuran yang besar,harga yang murah, aroma yang harum dan warna. Secara umum menurut konsumen buah impor memiliki daya saing yang lebih unggul dibandingkan produk buah lokal, dari segi rasa, warna, aroma, ukuran dan kandungan vitamin, sedangkan produk buah lokal unggul dari segi harga dan kesegaran. Sudiyarto dan Hanani 2007:6 melakukan penelitian yang berjudul Kajian Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Membeli dan 39 Mengkonsumsi Buah Lokal Studi Kasus Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan bagian studi perilaku konsumen buah - buahan sekaligus untuk menganalisis daya saing buah lokal terhadap impor atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya apel; jeruk dan anggur, sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja. Jumlah responden sebanyak 140 orang, ditentukan secara accidental yaitu konsumen buah dengan kriteria : 1 penggemar senang makan buah - buahan; 2 pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali; 3 mewakili keluarga; 4 keluarga memiliki penghasilan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan instrumen penelitian yang kemudian dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Model SEM dengan menggunakan piranti lunak soft ware AMOS. Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh budaya terhadap sikap konsumen memperlihatkan bahwa nilai critical ratio CR 7,274 lebih besar dari 1,96, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positif signifikan. Besarnya nilai pengaruh budaya terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal adalah sebesar 0,544 atau 54,40. Hasil analisis untuk uji hipotesis pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap kepercayaan konsumen menunjukkan bahwa nilai critical ratio CR -1,171 lebih kecil dari -1,96, sehingga tidak signifikan. Besarnya nilai pengaruh lingkungan sosial konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal adalah sebesar 0,211 atau 21,10. Faktor karakteristik Individu konsumen yang tidak signifikan terhadap sikap konsumen menunjukkan bahwa semakin tinggi perkembangan individu 40 konsumen yang terdiri dari: 1 usia; 2 pendidikan; 3 pekerjaan; 4 pendapatan income dan 5 gaya hidup konsumen maka tidak berpengaruh nyata terhadap sikap dalam membeli atau mengkonsumsi buah lokal. Hasil uji hipotesis pengaruh psikologis terhadap sikap konsumen memiliki nilai critical ratio CR 3,412 lebih besar dari 1,96 sehingga berpengaruh positif signifikan. Besarnya nilai pengaruh psikologis konsumen terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal adalah sebesar 0,439 atau 43,90. Hasil uji hipotesis pengaruh strategi pemasaran terhadap sikap kepercayaan ternyata menunjukkan bahwa nilai critical ratio CR 1,690 lebih kecil dari 1,96, sehingga tidak signifikan. Besarnya nilai pengaruh strategi pemasaran terhadap sikap kepercayaan konsumen pada atribut buah lokal adalah sebesar 0,225 atau 22,50. 2.8 Kerangka Pemikiran Seiring berjalannya waktu kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi buah – buahan semakin meningkat. Buah merupakan salah satu sumber pangan nabati yang kaya akan nutrisi dan vitamin yang baik untuk memenuhi gizi tubuh. Tenaga kerja yang bekerja di kawasan industri di Jakarta Utara diasumsikan memiliki perilaku konsumen yang berbeda – beda terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Dalam penelitian ini perilaku konsumen yang akan dilihat yaitu kesadaran, persepsi dan preferensi seseorang terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan industri di Jakarta Utara. Peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik 41 responden dan perhitungan kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal pada kawasan industri di Jakarta Utara. Gambar 8 Kerangka Pemikiran Jakarta Utara Konsumen Buah Lokal Tenaga Kerja Industri Perilaku Konsumen Kawasan Industri Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal Kesadaran Konsumen Persepsi Konsumen Preferensi Konsumen Analisis Deskriptif Kualitatif dan Analisis Regresi Berganda 42 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian