69
3.4 Pembuatan Ekstrak temu giring Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi dengan menggunakan pelarut
etanol 95 . Caranya, sebanyak 977 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana
tertutup, cairan penyari dituangi sampai semua simplisia terendam, biarkan sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit kedalam
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya
hingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak
meninggalkan sisa Ditjen POM, 1986. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar. Kemudian dikeringkan dengan freeze dryer
pada suhu 40 C pada tekanan 2 atm selama lebih kurang 24 jam dan diperoleh
ekstrak kental sebanyak 163,5 g Voigt, 1994.
3.4.1 Karakterisasi Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring. 3.4.1.1 Penetapan Kadar Air.
Penetapan kadar air dilakukan seperti pada penetapan kadar air simplisia. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 41.
3.5 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah marmot jantan dengan berat 400-650 gram berumur 3 bulan yang dikondisikan selama 2 minggu
dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
70
3.6 Percobaan Efek Penurun Kadar Kolesterol 3.6.1 Pembuatan Suspensi Na-CMC 0,5 bv
Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 20 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh
massa yang transparan Anief, 1995, digerus lalu diencerkan dengan air suling
hingga 100 ml Gohel, dkk. 2009. 3.6.2 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring Dosis 100
mgkg BB, Dosis 200 mgkg BB dan Dosis 400 mgkg BB
Dosis ekstrak etanol rimpang temu giring ditentukan berdasarkan orientasi pada hewan percobaan, yaitu dosis 100 mgkgbb, 200 mgkgbb, 400 mgkgbb dan
800 mgkgbb. Hasil orientasi dipilih variasi dosis sebanyak tiga dosis. Dosis I 100 mgkgbb marmot, dosis II 200 mgkgbb marmot dan dosis III 400 mgkgbb
marmot. Cara kerja :
Ekstrak etanol rimpang temu giring masing-masing sebanyak 100 mg, 200 mg dan 400 mg dimasukkan ke dalam lumpang yang berisi sedikit Suspensi Na-
CMC 0,5 digerus homogen lalu lalu dicukupkan dengan suspensi Na-CMC
0,5 hingga 10 ml 3.6.3 Pembuatan Suspensi Simvastatin.
Sebanyak 50 mg simvastatin digerus dalam lumpang, lalu ditambahkan Suspensi Na-CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil terus digerus hingga
homogen, lalu dicukupkan dengan suspensi Na-CMC 0,5 hingga 625 ml.
3.6.4 Penyiapan Hewan Uji Yang Hiperkolesterolemia
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah marmot yang sehat dan dewasa sebanyak 30 ekor yang terlebih dahulu dikarantina selama 2 minggu untuk
Universitas Sumatera Utara
71 menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian diukur kadar kolesterol
awalnya lalu sengaja dibuat hiperkolesterolemia dengan cara memberikan makanan induksi berupa pakan yang dicampur dengan kuning telur dosis 1 bb
serta lemak kambing 15 g100 g jumlah pakan diberikan selama 14 hari. Kelompok Kerja Ilmiah. 1993; Fernandez dan McNamara, 1993. Diukur kadar
kolesterolnya. Bagan alur pengerjaannya dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 47.
3.6.5 Pengujian Efek Penurun Kadar Kolesterol.
Pengujian efek penurun kadar kolesterol menggunakan dosis ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 100 mgkgbb, 200 mgkgbb, 400 mgkgbb dengan
pembanding suspensi simvastatin dosis 0,80 mgkgbb marmot dan kontrol suspensi Na-CMC 0,5.
3.6.5.1 Pemberian Suspensi Kontrol, Suspensi EERTG dan Suspensi Simvastatin Pada Marmot Yang Hiperkolesterolemia.
Marmot dibagi menjadi 5 kelompok dimana kelompok pertama A diberikan suspensi sebagai Na-CMC 0,5 kontrol - selama 7 hari. Kelompok
kedua B diberikan suspensi Simvastatin sebagai kontrol + selama 7 hari. Kelompok ketiga C diberikan suspensi ekstrak etanol rimpang temu giring dosis
100 mgkgbbhari selama 7 hari. Kelompok keempat D suspensi diberikan ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 200 mgkgbbhari selama 7 hari.
Kelompok kelima E diberikan suspensi ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 400 mgkgbbhari selama 7 hari. Lalu setiap kelompok marmot ditentukan
kolesterol darahnya pada hari ke – 19 dan ke – 23. Bagan alur pengerjaannya dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 48.
Universitas Sumatera Utara
72
3.6.5.2 Pengambilan Darah
Pada saat pengambilan sampel darah harus dicegah kontaminasi debu, rambut atau pengotor lainnya. Bulu-bulu di telinga marmot dipangkas dan dicukur
serta dibersihkan sisa-sisa pengotoran lainnya. Pengambilan darah dari vena di tepi telinga dengan cara vena ditusuk dengan jarum spuit, kemudian telinga dipijat
sehingga darah yang keluar ditampung lebih kurang 0,5 ml dalam tabung serum. Dibiarkan membeku selama 30-60 menit pada suhu kamar. Darah disimpan dalam
lemari pendingin suhu 2-8
o
C. Smith dan Soesanto, 1988. Bagan pengambilan darahnya dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 49.
3.6.5.3 Pengambilan Serum
Darah yang didapat disentrifugasi selama 10 menit dengan 3000 rpm. Lapisan serum diambil, yaitu lapisan yang berupa cairan bukan padatan. Serum
diambil dan ditempatkan dalam mikrotube, lalu disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu dingin dibawah 0
o
C sampai serum dalam keadaan beku.
3.6.5.4 Penetapan Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot
Serum dipipet sebanyak 10 µ l dengan mikropipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan reagen kolesterol sebanyak 1000 µ l
dan dibiarkan selama 10 menit di dalam penangas air pada suhu 37
o
C, kemudian diukur menggunakan alat Microlab 300 Merck. Bagan alur pengukuran kadar
kolesterol dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 54.
3.7 Analisis Data