57 d.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 96-98
o
C selama waktu 15-20 menit di penangas air, dapat berupa bejana infus tercelup
dalam penangas air mendidih Ditjen POM, 2000.
2.3 Kolesterol
Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang
sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam kolesterol
atau empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di dalam tubuh, misal kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D
Murray, 2003. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan mevalonat, yang merupakan senyawa enam-karbon,
disintesis dari asetil-KoA. 2.
Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO
2.
3. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk skualen.
4. Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk,
yaitu lanosterol. 5.
Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melalui beberapa tahap lebih lanjut, termasuk menghilangkan tiga gugus metil Murray, 2003.
Universitas Sumatera Utara
58
Gambar 2.2 Struktur kolesterol.
Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna untuk membungkus
jaringan saraf mielin, melapisi selaput sel, dan melarutkan vitamin. Kolesterol pada anak-anak dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otak Wiryowidagdo,
2002. Kolesterol secara khas adalah produk metabolisme hewan, oleh karena itu terdapat pada makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati
dan otak Murray, 2003.
2.3.1 Jenis Kolesterol
Lipid plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam
sirkulasi darah, maka susunan molekul lipid yang tidak larut tersebut perlu dimodifikasi menjadi bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air. Sehingga
lipid plasma ini dapat berpindah dari tempat sintetisnya menuju tempat penggunaannya Suyatna, 1995.
Gambar 2.3 Partikel lipoprotein
HO
TRIGLISERIDA +
KOLESTEROL ESTER
Universitas Sumatera Utara
59 Lipoprotein terbagi menjadi lima bagian yakni kilomikron, very low
density lipoprotein VLDL, intermediate density lipoprotein IDL, low density lipoprotein LDL, dan high density lipoprotein HDL. Dari kelimanya yang
penting untuk diketahui adalah LDL dan HDL Wiryowidagdo, 2002. 1.
Low density lipoprotein LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan
pembuluh darah. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik mudah melekat pada dinding pembuluh darah, sehingga
dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah arterosclerosis. Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari lemak
jenuh yang masuk. Semakin banyak lemak jenuh yang masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak jenuh
yang tidak mudah larut. 2.
High density lipoprotein HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A, yang memiliki efek anti-arterogenik, sehingga disebut kolesterol
baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh
lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang Wiryowidagdo, 2002.
2.3.2 Kolesterol dan Hubungannya Pada Beberapa Penyakit
Kadar kolesterol normal pada manusia kurang dari 200 mgdl. Kenaikan kadar kolesterol di dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor
resiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini dibuktikan oleh para
Universitas Sumatera Utara
60 ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula resiko
pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner Sitepoe, 1993. Arteriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan
dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis yang paling umum ditemukan Suyatna. 1995. Aterosklerosis
disebabkan oleh penebalan zat-zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima dinding pembuluh darah, yang juga terjadi pada arteri koroner. Athere bahasa
Yunani berarti bubur encer sedangkan skleros berarti pengerasan. Jadi, arterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak atheroma dalam
pembuluh darah. Pengendapan lemak seperti ini disebut plaque plak, terutama terdiri atas kolesterol dan ester kolesterol Silalahi, 2006.
Gambar 2.4 Plak aterosklerotik.
Usaha untuk mencegah dan memperbaiki aterosklerosis adalah antara lain dengan menurunkan kadar kolesterol dalam plasma Suyatna. 1995.
2.4 Obat-Obat Penurun Kolesterol