Data Demografi HASIL PENELITIAN

2. Gambaran Aktivitas Olahraga Pada Remaja

Tabel 5.9 Aktivitas Olahraga di SMAN 4 Jakarta Tabel 5.9 menunjukan sebesar 37,9 melakukan olahraga yang tidak mempengaruhi sindrom pramenstruasi, sebesar 32,8 melakukan olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan tidak teratur dan sebesar 29,3 melakukan olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan teratur.

D. Analisis Bivariat

Analisis hubungan antara aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja di SMA Negeri 4 Jakarta pada tanggal 17 Maret 2016 disajikan pada tabel berikut Aktivitas Olahraga Frekuensi Persentase Olahraga yang tidak mempengaruhi sindrom pramenstruasi 22 37.9 Olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan tidak teratur 19 32.8 Olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan teratur 17 29.3 Total 58 100.0 Tabel 5.10 Hubungan Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMA Negeri 4 Jakarta Sindrom Pramenstruasi P Value Aktivitas Olahraga Tidak ada gejala hingga ringan Ada gejala sedang hingga berat Total N N n Olahraga yang tidak mempengaruhi sindrom pramenstruasi 10 45,5 12 54,5 22 100 0,001 Olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan tidak teratur 3 15,8 16 84,2 19 100 Olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan teratur 13 75,5 4 23,5 17 100 Total 26 44,8 32 55,2 58 100 Tabel 5.10 menunjukkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square, dimana pada uji ini yang diuji adalah skala nominal aktivitas olahraga dengan skala ordinal kejadian sindrom pramenstruasi. Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square menghasilkan nilai p 0,001 p0,05 yang berarti ada hubungan antara aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom pramenstruasi. Olahraga yang tidak mempengaruhi sindrom pramenstruasi tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap gejala dari sindrom pramenstruasi. Sedangkan, olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan dilakukan secara teratur dapat menurunkan gejala sindrom pramenstruasi sebaliknya olahraga yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dan dilakukan secara tidak teratur dapat meningkatkan gejala sindrom pramenstruasi.