Kelimpahan Relatif KR Frekuensi Kehadiran FK Indeks Diversitas Shannon – Wienner H’ Indeks Equitabilitas E Indeks Similaritas IS Kejenuhan Oksigen Analisis Korelasi

Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.

a. Kelimpahan Plankton K

Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Haemocytometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut Isnansetyo Kurniastuty 1995, yaitu W x v V x p P x 1 L T K = Keterangan: K = Kelimpahan plankton per liter T = luas penampang permukaan Haemocytometer mm 2 L = luas satu lapang pandang mm 2 P = jumlah plankter yang dicacah p = jumlah lapang yang diamati V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml W = volume air media yang disaring dengan plankton net ml Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada haemocytometer, yaitu v = 0.0196 ml 19.6 mm 3 dan luas penampang pada Haemocytometer T sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang l dengan jumlah lapang yang diamati atau T = L x p Sehingga rumusnya menjadi : K = l ind. W 0.0196 PV Untuk menghitung nilai kelimpahan relatif KR, frekuensi kehadiran FK, indeks diversitas Shannon-Wiener H’, indeks equitabilitas E, indeks similaritas IS, kejenuhan oksigen dan analisa korelasi digunakan rumus seperti berikut:

b. Kelimpahan Relatif KR

KR = 100 x K total jenis suatu K Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.

c. Frekuensi Kehadiran FK

FK = 100 x plot total Jumlah jenis suatu ditempati yang plot Jumlah dimana nilai FK : 0 – 25 = sangat jarang 25 – 50 = jarang 50 – 75 = sering 75 = sangat sering

d. Indeks Diversitas Shannon – Wienner H’

H’= - ∑ = s i 1 pi ln pi dimana :H’ = indeks diversitas Shannon-Wienner pi = proporsi spesies ke-i In = logaritma nature pi = Σ niN Perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis dengan nilai H’: 0H’2,302 = keanekaragaman rendah 2,302H’6,907 = keanekaragaman sedang H’6,907 = keanekaragaman tinggi Nilai indeks diversitas H’dihubungkan dengan tingkat pencemaran: 2.0 = tidak tercemar 1.6H’2.0 = tercemar ringan 1.0H’1.6 = tercemar sedang 1.0 = tercemar berat

e. Indeks Equitabilitas E

Indeks equitabilitas E = max H H dimana :H’ = indeks diversitas Shannon-Wienner H maks = keanekaragaman spesies maksimum = In S dimana S banyaknya spesies dengan nilai E berkisar antara 0-1 Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.

f. Indeks Similaritas IS

IS = 100 x b a 2c + dengan: a = jumlah spesies pada lokasi a b = jumlah spesies pada lokasi b c = jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b Bila: IS = 75 – 100 : sangat mirip IS = 50 – 75 : mirip IS = 25 – 50 : tidak mirip IS = ≤ 25 : sangat tidak mirip

g. Kejenuhan Oksigen

Kejenuhan = 100 x DO DO t u Dimana: DO u = Nilai oksigen terlarut hasil pengukuran DO t = Nilai oksigen maksimum yang disesuaikan dengan suhu

g. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkorelasi terhadap nilai keanekaragaman plankton. Analisis korelasi dihitung menggunakan Analisa Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver.13.00. Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Plankton