Faktor-Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Perairan Temperatur Kecepatan Arus

Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. zooplankton yang sangat penting artinya, yaitu subkelas kopepoda. Kopepoda adalah Crustaceae holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton, merupakan herbivora primer Nybakken, 1992, hlm: 41. Sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik, baik berupa fitoplankton maupun detritus. Kepadatan zooplankton di suatu perairan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus rendah serta kekeruhan air yang sedikit Barus, 2004, hlm: 45.

2.3 Faktor-Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Perairan

Menurut Nybakken 1992, hlm: 84, sifat fisik kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Oleh karena itu selain melakukan pengamatan terhadap faktor biotik, seperti plankton, perlu juga dilakukan pengamatan faktor-faktor abiotik fisik-kimia perairan, karena antara faktor abiotik dengan biotik saling berinteraksi. Dengan mempelajari aspek saling ketergantungan antara organisme dengan faktor-faktor abiotiknya maka diperoleh gambaran tentang kualitas perairan Barus, 2004, hlm: 45. Faktor abiotik fisik kimia perairan yang mempengaruhi kehidupan plankton antara lain:

a. Temperatur

Pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis- fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur 10 C hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir akan meningkatkan aktivitas fisiologis misalnya respirasi dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola temperatur ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dan Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi dari pepohonan yang tumbuh di tepi perairan Brehm et al, 1990 dalam Barus, 2004, hlm: 45. Menurut Kinne 1960 dalam Supriharyono 2000, hlm: 22 menyatakan bahwa kenaikan temperatur diatas kisaran toleransi organisme dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti pertumbuhan, reproduksi, dan aktivitas organisme. Kenaikan laju metabolisme dan aktivitas ini berbeda untuk setiap spesies, proses, dan level atau kisaran temperatur.

b. Kecepatan Arus

Arus mempunyai peranan yang sangat penting terutama pada perairan mengalir lotik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme air, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air yang mengalir akan bervariasi secara vertikal. Arus air akan semakin lambat bila semakin dekat ke bagian dasar sungai Barus, 2004, hlm: 40. Michael 1984, hlm: 143, kecepatan aliran air yang mengalir beragam dari permukaan dasar, meskipun berada dalam saluran buatan yang dasarnya halus tanpa rintangan apapun. Perubahan air seperti itu tercermin dalam modifikasi yang diperlihatkan oleh organisme yang hidup di dalam air yang mengalir, yang kedalamannya berbeda.

c. DO Disolved Oxygen