Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
b. Penetrasi Cahaya
Diukur dengan menggunakan keping seechi yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping seechi tidak terlihat, kemudian diukur panjang tali yang masuk ke
dalam air.
c. Intensitas Cahaya
Diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan ke arah datangnya cahaya, kemudian dibaca angka yang tertera pada lux meter tersebut.
d. pH Derajat Keasaman
Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil dari perairan sampai pembacaan pada alat
konstan dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut.
e. DO
Disolved Oxygen
Disolved Oxygen DO diukur dengan menggunakan metoda winkler. Sampel air diambil dari dasar perairan dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian
dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Bagan kerja terlampir Lampiran A.
Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
BOD
5
Biochemical Oxygen Demand
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan menggunakan metoda winkler. Sampel air yang diambil dari dasar perairan dimasukkan ke dalam botol winkler. Bagan kerja
terlampir Lampiran B.
f. COD
Chemycal Oxygen Demand
Pengukuran COD dilakukan dengan metoda refluks di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan. Bagan kerja
terlampir Lampiran C.
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia berserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
No. Parameter
Fisik – Kimia Satuan
Alat Tempat
Pengukuran 1
Tempratur air C
Termometer Air Raksa In-situ
2 Penetrasi Cahaya
Cm Keping Seechi
In-situ 3
Intensitas Cahaya Candela Lux Meter
In-situ 4
pH air -
pH air In-situ
5 DO
Mgl Metoda Winkler
In-situ 6
Kejenuhan Oksigen -
In-situ 7
BOD
5
Mgl Metoda Winkler dan Inkubasi Laboratorium
8 COD
Mgl Metoda Refluks
Laboratorium 9
Kandungan nitrit dan fospat Mgl
Spektrofotometri Laboratorium
10 Kecepatan arus
ms Flow meter
In-situ
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dihitung nilai kelimpahan plankton kelimpahan populasi, kelimpahan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-
Wienner, indeks ekuitabilitas, indeks similaritas, dan analisis korelasi dengan persamaan menurut Michael 1984 dan Krebs 1985 sebagai berikut:
Misran Hasundungan Siregar : Studi Keanekaragaman Plankton Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
a. Kelimpahan Plankton K
Jumlah plankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Haemocytometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut
Isnansetyo Kurniastuty 1995, yaitu W
x v
V x
p P
x 1
L T
K =
Keterangan: K
= Kelimpahan plankton per liter T
= luas penampang permukaan Haemocytometer mm
2
L = luas satu lapang pandang mm
2
P = jumlah plankter yang dicacah
p = jumlah lapang yang diamati
V = volume konsentrasi plankton pada bucket ml
v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml
W = volume air media yang disaring dengan plankton net ml
Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada haemocytometer, yaitu v = 0.0196 ml 19.6 mm
3
dan luas penampang pada Haemocytometer T sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang l
dengan jumlah lapang yang diamati atau T = L x p Sehingga rumusnya menjadi :
K =
l ind.
W 0.0196
PV
Untuk menghitung nilai kelimpahan relatif KR, frekuensi kehadiran FK, indeks diversitas Shannon-Wiener H’, indeks equitabilitas E, indeks similaritas
IS, kejenuhan oksigen dan analisa korelasi digunakan rumus seperti berikut:
b. Kelimpahan Relatif KR