Inflasi terendah terjadi pada tahun 1999 yang hanya mencapai titik 2.01. kondisi ini berangsur-angsur membaik dimana terbentuknya peerintahan baru hasil
pemilu 1999 telah memunculkan kembali ekspektasi yang positif pada masyarakat terhadap kondisi perekonomian Indonesia ke depan. Kenaikan inflasi kembali terjadi
pada tahun 2001 dan 2002 inflasi kembali berada diatas 10 masing-masing sebesar 12.55 dan 10.03 sebagai akibat dari berbagai kebijakan pemerintah meliputi
kenaikan beberapa harga barang dan tarif jasa seperti BBM, angkutan, listrik, air minum, rokok, dan kenaikan upah minimum tenaga kerja swasta, dan gaji pegawai
negeri, serta meningkatnya biaya pada tingkat produsen sebagai dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah.
Inflasi Indonesia tahun 2005 meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tingginya inflasi 2005 terutama dipengaruhi oleh dampak
signifikan kenaikan harag BBM baik melalui dampak langsung maupun dampak lanjutan. Kenaikan harga BBM sebanyak 2 kali pada tahun 2005, khususnya kenaikan
kedua pada tanggal 1 Oktober 2005, mengakibatkan inflasi melonjak dua digit, yakni menjadi 17.11 yang pada tahun sebelumnya hanya 6.4. kemudian di tahun
berikutnya yaitu tahun 2006, inflasi mengalami penurunan yang cukup drastis menjadi 6.60 yang tetap stabil pada tahun berikutnya menjadi 6.59 pada tahun
2007.
4.6 Perkembangan Infrastuktur Jalan di Indonesia
Infrastruktur merujuk pada sistem yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem
Universitas Sumatera Utara
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Infrastruktur dapat di definisikan sebahai fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi
yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem masyarakat.
Infrastuktur jalan raya secara umum berfungsi sebagai pendukung dalam pertumbuhan ekonomi, pengembangan suatu wilayah, pemersatu wilayah negara
kesatuan republik Indonesia. Pada umumnya infrastuktur jalan mengemban fungsi pelayanan publik dan misi pembangunan nasional sebagian besar pendanaannya
masih tergantung pada pemerintah. Peranan infrastruktur jalan semkain diperlukan untuk
menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan, serta antar wilayah, antar kota, dan antar pedesaan.
Keberadaan infrastruktur akan mendorong terjadinya peningkatan produktifitas bagi faktor-faktor produksi dan sebaliknya apabila mengabaikannya
akan menurunkan produktivitasnya. Grafik 4.6 Perkembangan Panjang Jalan Negara km
Universitas Sumatera Utara
Jalan negara merupakan jalan yang menurut wewenangnya adalah menjadi wewenang negara. Panjang jalan negara mengalami penurunan pada tahun 1992
dimana penurunan ini menujukan terjadinya kerusakan pada jalan negara. Kenaikan panjang jalan yang paling tinggi terjadi pada tahun 1994 dimana jumah panjang jalan
mencapai 26.351 km dimana tahun sebelumnya sebesar 23.483 km. Kemudian pada tahun 1995, jumlah panjang jalan mengalami penurunan dimana terjadi kerusakan
terjaap infrastruktur jalan. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, jumlah panjang jalan tetap tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yaitu sebesar 34,6
ribu km.
4.7 Perkebangan Investasi Sektor Transportasi