kebutuhan 56,5, keluarga selalu mendukung program kesehatan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan misal: imunisasi, KB, foging,
penyuluhan kesehatan dan lain-lain 71,7, keluarga sebahagian selalu merasa puas dan sebahagian lagi kadang-kadang merasa puas terhadap pelayanan
kesehatan tersebut 39,1. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
pada suku Karo dalam mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada berada pada
kategori baik.
2.2. Analisa kesehatan keluarga suku Karo
Berdasarkan hasil penelitian beberapa pantangan suku Karo yang tidak boleh dilakukan mengenai kesehatan antara lain: 1 Tidak boleh memakan
makanan yang dimasak lebih dari satu kali dipanaskan, 2 Saat usia kehamilan 7 bulan harus dilakukan upacara 7 bulanan karena jika tidak dilakukan anak yang
dilahirkan akan suka mengences, 3 Pada wanita hamil tidak boleh memakan boleh memakan tebu karena saat melahirkan akan terasa lebih sakit saat
melahirkan, tidak boleh menkonsumsi tape, nenas , durian karena dapat menyebabkan keguguran, suami-istri tidak boleh membunuh binatang karena
anak yang dilahirkan nanti bisa menyerupai binatang tersebut, 4 Saat melahirkan dilarang memakan makanan yang pedas dan panas seperti makanan yang
mengandung lada terlalu banyak karena dapat mengakibatkan usus tipis , 5 Tidak boleh mandi dimalam hari karena bisa mengakibatkan penyakit tulang, 6 Ula pan
Universitas Sumatera Utara
kenas nenas yaitu pantangan memakan nenas pada orang yang mengalami patah tulang, 7 Adi jaba-jaban yang artinya bila kerumutan tidak boleh terkena angin,
8 Selagi berobat tidak boleh minum es, memakan makanan yang dimasak dua kali, melayat orang meninggal 9 Bila sakit perut tidak boleh makan ubi, nenas
dan nangka, 10 Tidak boleh membeli minyak lampu dimalam hari karena dapat menyebabkan mata kabur , 11 tidak boleh memetik sayuran untuk dikonsumsi
bila hujan karena bisa menyebabkan sakit perut, 12 berdasarkan pantangan- pantangkan menurut marga sitepu yaitu tidak boleh mengkonsumsi burung balam
karena ada sumpah akan memperoleh sakit yang khusus, 13 Tidak boleh mengkonsumsi darah ayam.
Pada penelitian ini menurut responden ada beberapa perbedaan antara suku Karo dengan suku lainnya, antara lain: 1 Apabila anggota keluarga sakit suku
Karo sering menggunakan obat tradisional untuk pertolongan pertama sebelum dirujuk ke rumah sakit, 2 Suku Karo masih sering berobat kepada orang pintar
dukun apa bila mengalami suatu penyakit, 3 Pengobatan tradisional merupakan pilihan pertama ketika salah satu anggota keluarga mengalami suatu penyakit, 4
Orang Karo sering menggunakan ramuan tradisional seperti menggunakan sirih penurungi, daun-daunan kering, akar-akaran dan kayu sebagai obat yang
biasanya direbus atau dijemur terlebih dahulu, seperti sembur ramuan tradisional, kuning , langgum daun pisang yang diolesi minyak tawar karo
kemudian diletakkan diatas perut dengan tujuan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan mandi uap oukup, 5 Kalau sakit masih sering minta petunjuk dari
roh, nini bulang, guru si mbaso, guru si mbesa, dengan kata lain orang pintar atau
Universitas Sumatera Utara
dukun, 6 Tingkat solidaritas orang Karo sangat tinggi hal ini terlihat dari saat ada keluarga yang sakit, orang Karo akan beramai-ramai menunggui anggota
keluarga yang sakit, 7 suku Karo menggunakan kusuk atau minyak jika dalam keadaan sakit.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan menurut suku Karo untuk meningkatkan taraf kesehatan pada keluarga antara lain: 1 Makan-makanan yang
bergizi dan sering berobat, 2 Sering mengkonsumsi sembur ramuan tradisional agar terhindar dari masuk angin, 3 menggosokkan minyak ayam keseluruh badan,
4 Jangan memakan-makanan sembarangan, 5 Jangan mandi dimalam hari, 6 Rajin memakai kuning parem Karo, hal ini juga bermanfaat pada anak-anak
sehabis mandi sore agar anak lebih sehat, 7 Usahakan banyak minum air putih, 8 Menggunakan sembur dari tumbuh-tumbuhan, 9 Mandi uap oukup dari batang
tumbuh-tumbuhan, 10 Makan harus teratur, 11 Makanan yang kita makan harus bersih, dicuci karena semua makanan mengandung zat kimia, 12 Tidak boleh
tidur lama-lama, 13 Mencuci tangan dengan bersih sebelum makan, 14 Jauhkan diri dari segala minuman keras, 15 Makan terites makanan yang terbuat dari
kotoran muda lembu, 16 Makan sirih supaya gigi kuat, 17 Menggunakan air sirih untuk kesehatan mata, 18 menggunakan bahing untuk kesehatan mata, 19
Setelah melahirkan wanita dianjurkan menggunakan lada hitam yang ditumbuk halus sebagai pengganti cabe untuk memasak, hal ini untuk memperlancar asi, 20
Menggunakan “tanggeh mata” untuk membuat mata lebih terang . tanggeh mata terdiri dari merica, kencur, bawang merah, jahe digiling kemudian diperas lalu
Universitas Sumatera Utara
airnya taruh dimata, 21 Mengunakan minyak kusuk untuk menghindari pegal- pegal
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa hampir dua pertiga 23 responden melaksanakan tugas kesehatan keluarga pada suku Karo dengan kategori baik
63,04. Dan dapat diuraikan bahwa:
• Tingkat pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Karo yaitu
mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan anggota
keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda, mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada berada pada kategori baik.
• Pada suku karo pengobatan tradisional masih menjadi pilihan utama keluarga
dalam penyelesaian masalah kesehatan keluarganya. •
Banya kebiasaan yang telah dilaksanakan pada keluarga suku karo yang sangat mendukung kesehatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara