Teraka Porpor Sage Katika Guro-guro Aron

Pada waktu mengadakan Erpanger ini, maka lagu-lagu musik yang dibawakan meliput i Perang-perang alep empat kali, Gendang peselukken, Gendang penigindon Guru permintaan Guru, Gendang adat Perang-perang, Simelungun Rakyat, Gendang pendungi, dan Gendang adat Prinst, 1996.

2.4.2. Teraka

Adalah suatu seni merajah diri dengan gambar tertentu pada masyarakat Karo, terutama kaum wanitanya. Ini berkaitan dengan kepercayaan, bahwa wanita pada saat hamil atau melahirkan mudah sekali diserang oleh sedang bela setan. Untuk menangkalnya dibuatlah Teraka pada bagian tubuh tertentu wanita itu.Menurut Kepercayaan Tradisional Karo sedang bela itu selalu berpindah- pindah tempatnya, seperti : jahen tapin hilir pemandian, serpang simpang jalan, dapur, dan ditirai rumah. Caranya menyerang manusia dapat melalui beberapa kejadian, seperti : terkejut sengget, lihat idah, atau dengar begi.

2.4.3. Porpor Sage

Adalah suatu upacara perdamaian antara orang yeng berseteru menurut adapt Karo. Misalnya, mendamaikan perselisihan antara sesame anggota keluarga atau antara seseorang dengan orang lainnya. Untuk pelaksanaannya dihadiri oleh Sangkep Enggeloh Sembuyak Anak Beru Kalimbubu dari masing-masing pihak. Tujuan dari upacara ini mengadakan perdamaian. Perdamaian yang dimaksud tidak semata bersifat duniawi, akan tetapi juga bersifat religius, yakni menentramkan “tendi” atau roh. Universitas Sumatera Utara

2.4.4. Katika

Adalah waktu pada suku Karo, yang terdiri dari nama-nama hari, Mamis si Lima, dan Paka bulan serta Desa si Waluh Mata Angin. Keempat hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Karo tradisional, karena setiap aktifitas mereka akan didasarkan kepada Katika ini.

2.4.5. Guro-guro Aron

Guro-guro Aron berasal dari dua kata, yaitu Guro-guro dan Aron. Guro- guro berarti hiburan atau pesta, sedangkan Aron berarti muda-mudi. Jadi Guro- guro Aron adalah suatu pesta muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adapt dan kebudayaan Karo, dengan memakai musik Karo dan perkolong-kolong penyanyi. Adapun Guro-guro Aron itu pada masyarakat Karo berfungsi sebagai berikut: a. Latihan kepemimpinan persiapan sukses Bahwa dalam Guro-guro Aron Muda-mudi dilatih memimpin, mengatur dan mengurus pesta tersebut. b. Belajar adat Karo Muda-mudi juga belajar tentang adat Karo. Misalnya bagaimana cara ertutor, mana yang boleh teman menari, mana yang boleh menurut adapt atau mana yang tidak boleh dilakukan dan lain-lain. c. Hiburan Sebagai alat hiburan bagi peserta dan penduduk kampung. Universitas Sumatera Utara d. Metik tata rias Muda-mudi belajar “tata arias” guna mempercantik diri. Mereka belajar melulur diri, membuat “Tudung” atau “Bulang-bulang” dan lain sebagainya. e. Belajar etika Muda-mudi juga belajar etika atau tata krama pergaulan hidup dengan sesamanya. f. Arena cari jodoh Guro-goro Aron juga dimaksudkan sebagai arena cari jodoh bagi para remaja. Oleh karena itu adakalanya pelaksanaannya didorong oleh orang- orang tua, karena melihat banyak perawan tua dan lajang tua dikampungnya. g. Njujungi Beras Piher Adalah suatu upacara yang dilakukan kepada seseorang sebagai ucapan syukur dan agar selamat, karena telah berhasil dalam menjalankan suatu tugas tertentu, luput dari suatu marah bahaya, sembuh dari penyakit, menerima seseorang dari tempat jauh, atau menerima tamu terrhormat, dan lain-lain Prinst, 1996.

3. Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Pada Suku Karo