Diagnosis Kanker Payudara 1. Definisi Kanker Payudara

31

7. Diagnosis

Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya kanker payudara sedini mungkin. Semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani akan memberikan harapan kesembuhan yang besar. a. Anamnesis Harus mencakup status haid, perkawinan,partus, laktasi, riwayat kelainan mamae sebelumnya, riwayat kanker di keluarga, fungsi kelenjar tiroid dan penyakit ginekologik. Dalam riwayat penyekit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, kecepatan pertumbuhan dan hubungan dengan haid. b. Pemeriksaan fisik  Inspeksi Amati ukuran dan kesimetrisan kedua mamae, perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan patologik kulit.  Palpasi Dilakukan dengan posisi duduk dan berbaring, perabaan menggunakan tiga jari dan menekan mamae dengan lembut searah atau berlawanan dengan arah jarum jam, jika terdapat benjolan periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, batas, permukaan, mobilitas dan nyeri tekan. Kemudian pijat areola dan papilla mamae dengan lembut, lihat apakah keluar sekret. Periksa kelenjar limf aksila dengan perabaan ujung jari di seluruh fosa aksila kanan dan kiri. 32 c. Pemeriksaan Penunjang  Mamografi Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Kelebihan mamograri adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi, dapat menemukan lesi mamae tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. Ketepatan diagnosis sekitar 80.  Ultrasonografi USG Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Tranduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan di sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang baik  MRI mamae. Karena tumor mamae mengandung densitas mikrovaskular abnormal, MRI mamae degan kontras memiliki spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma mamae stadium dini. Tapi pemeriksaan 33 ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikrotumor.  Pemeriksaan Laboratorium Dewasa ini belum ada petanda spesifik untuk kanker mamae. CEA memiliki nilai positif bervariasi 20-70, antibody monoclonal CA 15-3 angka positifnya 33-60, semuanya dapat untuk referensi diagnosis dan tindak lanjut klinis.  Pemeriksaan sitologi Aspirasi jarum halus atau Fine needle Aspiration biopsy FNAB merupakan metode yang sederhana, aman, akurasi mencapai 90 lebih. Data menunjukkan pungsi aspirasi jarum tidak mempengaruhi hasil terapi.  Pemeriksaan histologik pungsi jarum mandarin. Pemeriksaan ini memiliki kelebihan sederhana dan aman seperti FNAB, juga ketepatan diagnosis histologik biopsy eksisi, serta dapat memeriksa imunohistologi yang sesuai. Pemeriksaan ini luas dipakai di klinis, khususnya sasuai bagi pasien yang diberi kemoterapi adjuvant  Pemeriksaan Biopsi Cara biopsy dapat berupa eksisi ataupun insisi, tapi umumnya dengan biopsy eksisi. Di RS yang menyediakan dapat dilakukan potong beku saat operasi. 34

8. Klasifikasi Stadium

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

0 57 65

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

0 38 68

Pengetahuan Sadari (Studi Analisis Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Periksa Payudara Sendiri)

3 55 100

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

1 69 65

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Masyarakat Usia 20-45 Tahun Terhadap Penanganan Kanker Payudara Di Kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW 02

0 23 56

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 2 65

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN SIKAP TERHADAP PERIKSA Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Sikap Terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Kalibening.

0 0 17

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 11

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang SADARI Sebagai Salah Satu Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Tanjung Rejo Medan

0 0 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MINAT WANITA USIA SUBUR DALAM MELAKUKAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) - DIGILIB UNISAYOGYA

1 3 88