22
dilunasi outstanding debt tidak boleh melebihi sepertiga dari modal dan aturan yang sama berlaku untuk sekuritas aset yang
mengandung bunga. Batas 33 didasarkan pada perkataan Nabi yang menyatakan bahwa “Penilaian didasarkan pada mayoritas,
bukan minoritas”. Garis batas antara mayoritas dan minoritas adalah sepertiga, dan sepertiga sudah dianggap banyak”. Jadi,
berdasarkan interpretasi ini, ulama menyatakan bahwa pendapatan dari sumber yang tidak diperbolehkan syariah adalah harus kurang
dari 33 .
19
1. Argumentasi Diperbolehkannya Perdagangan Saham
dalam Islam
Setelah diperdagangkan di pasar perdana, saham kemudian didaftarkan di bursa dan diperdagangkan di pasar sekunder.
Perdagangan di pasar sekunder berbeda dengan perdagangan di pasar perdana. Di pasar perdana, proses perdagangannya hanya
terjadi ketika emiten mengeluarkan emisi baru dan harga hanya ditentukan oleh subjektivitas penjamin emisi baru dan emiten.
Sedangkan pada pasar sekunder terjadi transaksi setiap saat pada hari perdagangan dan harga sangat ditentukan oleh mekanisme
pasar. Dalam sehari dapat terjadi beberapa kali perdagangan dan transaksi melalui jasa pialang karena investor tidak bisa langsung
terjun ke lantai bursa floor trade.
Dengan demikian,
perlu kita
pahami bahwa
diperbolehkannya perdagangan saham selain dari beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan sebelumnya, tentunya ada
beberapa argumentasi dan sumber hukum yang memberlakukan adanya perdagangan saham dalam pandangan Islam, diantaranya
adalah :
1 Saham
adalah milik
pemegang, dia
berhak mempergunakannya
secara syariah
baik menjual,
menghibahkan atau menggadaikan, selama tidak membawa kema
d{
aratan kepada pemegang saham yang lain. Hak ini
tercantum dalam perusahaan dan dikenali di dalam sistem perdagangan, maka
tidak bertentangan dengan kaidah fikih “
19
M. El-Gari, Islamic Equity Investment. London: Islamic Finance Inovation and Growth, Euronomy books and AAOIFI, 2002.
23
sesuatu yang telah dikenal masyarakat adalah adat „urf seperti sesuatu yang disyaratkan adalah syarat.
20
2 Saham adalah surat berharga yang menunjukkan nilai yang
dimiliki oleh pemegangnya dan pemegangnya diperbolehkan menjualnya kepada siapa saja. Hal ini sesua dengan apa yang
dikemukakan oleh Ibnu Hamamah dalam Kitab Fathul Qodir “ Seseorang yang mempunyai kerjasama boleh menjual
bagiannya dalam semua bentuk kepada orang lain”.
21
3 Pemilik saham diperbolehkan menjual bagiannya walaupun
dalam keadaan milik bersama dan tidak terpisah-pisah, atau terbatas dalam kepemilikan sebagian aset. Hal ini perkuat
dengan keterangan Ibn Rajab dalam kitab Qowa‟id Ibn Rajab
yaitu “Sesungguhnya menjual bagian dalam milik bersama adalah boleh, jadi tidak hanya sejauh yang terpisah-pisah
saja”.
22
4 Pemilik saham boleh menjual bagiannya, walaupun tidak
boleh dipisahkan. Dalam kitab al- Majmu‟ disebutkan bahwa
“Apabila seseorang memisahkan diri dari rekan bisnisnya, maka juallah yang menjadi miliknya sebelum digabungkan,
berdasarkan hal tersebut di atas artinya pembagian tersebut dijual atau dipisahkan. Menurut al-Mutawally, jika kita
katakan bahwa pembagian tersebut adalah pemisahan, maka boleh dijual sebelum penggabungan dengan yang lainnya.
23
5 Tidak terdapatnya unsur Jahalah dan Gharar yang
menggangu transaksi saham yang beredar, karena adanya informasi tentang perusahaan dan pusat keuangannya yang
memberikan gambaran tentang kestabilan secara berkala. Keberadaan dua fungsi tersebut berperan dalam bagiannya,
begitu pula tentang pemberitaan harga-harga saham dari waktu ke waktu. Maka pembeli mempunyai cukup informasi tentang
nilai-nilai saham, hal ini sebagai syarat sahnya jual beli saham.
20
S}alih bin Zein Marzuki al-Baqmi, Syirkah Musahamah fi al-Nizam al-
Su‟udi Ummul Qura: Markaz al-„Ilmi wa Ihya al-Turats al-Islami, 1985, 347
21
Ibn Hamamah, Sharh Fath al-Qodir Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 4
22
Ibn Rajab, Qowaid Ibn Rajab Dar al-Fath, 74 .
23
An-Nawawi, al- Majmu‟ Syarah Muhazab. Beirut: Dar al-Fikr, 82.
24
6 Jual beli saham adalah boleh, karena yang dijual itu adalah
bagian dari milik pemegang saham dalam perusahaan atau sebagian miliknya sebagai ganti dari uang. Analogi ini diambil
dari bab-bab yang terdapat dalam kitab fikih. Dalam kitab Raddul Mukhtar
disebutkan bahwa “ Apabila warisan salah
seorang kamu dikeluarkan dari harta warisan, seperti barang- barang atau harta yang tidak bergerak, maka gantilah dengan
harta yang lain, atau keluarkan untuknya dari harta warisan tersebut, seperti emas dengan perak atau sebaliknya.
Pembayaran itu sah walaupun berbeda jenisnya, baik itu sedikit ataupun banyak, tetapi harus dengan syarat adanya
serah terima dalam setiap transaksi”.
24
7 Jual beli saham hukumnya sah, sebagaimana firman Allah
SWT. “Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” Al-Baqarah;275. Tidak terdapat dalil yang khusus tentang
saham, dan dalam kaidah fikih disebutkan pada dasarnya setiap akad itu boleh, kecuali jika ada dalil yang
mengharamkannya.
8 Pemilik saham menjual bagiannya tidak membuat suatu
kerugian pada perusahaan, karena pada dasarnya orang-orang yang turut bekerjasama dalam perusahaan pemilik saham
sesuai dengan peraturan perusahaan sepakat dan setuju masuknya pemilik saham yang baru, tanpa adanya syarat
pengetahuan mereka. Persetujuan Ridha adalah dasar dalam syariat Islam.
Demikianlah berbagai
sumber dan
argumen
diperbolehkannya perdagangan saham menurut pandangan Islam. 2.
Konsep Perdagangan Saham dalam Islam
Ajaran Islam yang bersumber kepada Quran dan al-Sunnah dapat dipilah menjadi tiga bagian besar, satu sama lain bersifat
menyatu dan saling terkait. Ketiga ajaran besar itu adalah masalah yang berkaitan dengan aqidah keimanan, masalah-masalah yang
24
Muhammad Amin Ibn Abidin, Hasyiah Qurah „Uyun al-Akhbar
takmilah Rad al- Mukhtar „ala al-Dar al-Mukhtar Beirut; Dar Fikr, 1966, Jilid
5, 643
25
berkaitan dengan ibadah, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang muamalah duniawiyah.
25
Secara teori pasar modal capital market didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan sekuritas jangka
panjang, dalam bentuk modal sendiri stock maupun hutang bond, baik yang diterbitkan oleh pemerintah public authorities
maupun oleh perusahaan swasta Privat sector. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar
keuangan Financial market, dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana
jangka panjang maupun jangka pendek, baik bersifat negotiable maupun non negotiable.
26
Konsep bursa saham yang sesuai dengan prinsip syariah ialah dalam berbagi keuntungan dan kerugian,
tetapi tidak semua bisnis yang terdaftar dalam bursa saham sesuai dengan prinsip syariah, isu ini merupakan tantangan dalam
pengembangan pasar modal syariah.
27
Fatwa DSN MUI No.40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal mengungkapkan bahwa Pasar Modal syariah adalah Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan, dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila
telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.
28
Sebagai seorang muslim, ada banyak tanggungjawab yang seharusnya dilaksanakan dan salah satu tanggungjawab tersebut
adalah melakukan manajemen terhadap harta kekayaan mereka. Dengan adanya eksistensi dari instrumen atau produk-produk
dalam pasar modal termasuk bursa saham, muslim mampu melakukan manajemen harta kekayaan mereka dengan cara yang
tepat.
25
Nasrun Haroen. Perdagangan saham di bursa efek, tinjauan hukum Islam.
Jakarta: Kalimah, 2000, 7.
26
Marzuki Usman.
Pengetahuan Dasar
Pasar Modal
Jakarta:IBI.1997,11
27
Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor. An introduction to Islamic Finance.
John Willey Sons Asia pte.Ltd.2007, . 172.
28
Fatwa DSN MUI No.40DSN-MUIX2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
26
Transaksi-transaksi bisnis yang demikian diperbolehkan dalam Islam sepanjang dasar fondasinya tidak bertentangan dengan
syariah dan unsur-unsur dalam transaksi tersebut bebas dari unsur- unsur yang dilarang misalnya riba, judi, atau gharar
ketidakpastian.
29
Hal tersebut merupakan sebuah usaha untuk melakukan investasi sesuai dengan yang dianjurkan dalam Islam.
Dalam ajaran Islam, kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan
tersebut termasuk kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Sementara itu berdasarkan
kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah boleh yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan
antar manusia adalah mubah boleh kecuali yang jelas ada larangannya haram. Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah
yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat
diterima kecuali terdapat implikasi dari Al Qur‟an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit.
30
Dalam Islam, melakukan sebuah investasi diperbolehkan tetapi hal itu terbatas pada keadaan tertentu. Investasi Islam dapat
didefinisikan sebagai investasi dalam jasa keuangan dan investasi produk-produk yang melekat pada prinsip-prinsip yang dibangun
berdasarkan pada syariah atau hukum Islam sebagaimana yang dinyatakan dalam Quran dan Sunnah.
31
Dalam Islam, hal tersebut diatur bahwa semua investasi haruslah dari sektor-sektor etis atau
dengan kata lain, investasi yang dilaksanakan atau keuntungan yang didapatkan tidak boleh berasal dari kegiatan yang dilarang.
Kegiatan-kegiatan yang dilarang ini meliputi produksi alkohol, perjudian, pornografi, bunga riba dan lain-lain.
Lebih dari pada itu, dana-dana yang diinvestasikan haruslah bebas dari utang yang berbunga. Investor tidak boleh
membawa bunga riba ke dalam keuangan investasinya.
29
Mohd Ma‟sum Billah, Applied Islamic Capital Market Selangor: Sweet Maxwell Asia, 2010, 185
30
BAPEPAM. Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia.
2004, 11.
31
www.ihilal.comindex.html
27
Sebuah investasi dapat diartikan sebagai komitmen pada masa sekarang sebagai sumber penghasilan untuk jangka waktu
tertentu dengan harapan untuk menerima penghasilan di depan. Sumber penghasilan di masa yang akan datang ini akan
menggantikan uang para investor untuk waktu yang telah dijanjikan, mengganti kerugian rata-rata inflasi yang telah
diprediksikan dan membayar risiko, yaitu ketidakpastian pembayaran di masa yang akan datang.
32
Dalam investasi, ada hubungan yang langsung antara risiko dan keuntungan. Ada kebalikan diantara keduanya, dimana jika
jaminan dengan kriteria resiko tinggi selalu akan memberikan keuntungan yang besar.
33
Mekanisme perdagangan saham, dapat dilakukan dalam perdagangan saham di pasar perdana, kemudian dapat
diperdagangkan di pasar sekunder. Transaksi saham di pasar sekunder amat berbeda dengan
transaksi saham di pasar perdana. Di pasar perdana proses perdagangan hanya terjadi ketika emiten perusahaan yang menjual
saham mengeluarkan emisi baru, sementara perdagangan pada pasar sekunder terjadi setiap hari, dan dalam satu hari bisa terjadi
beberapa kali perdagangan. Akan tetapi, untuk melakukan transaksi, pasar sekunder memberlakukan adanya jasa pedagang
perantara, karena investor sendiri tidak boleh langsung terjun ke lantai bursa Floor Trader.
Unsur permainan harga dapat dilakukan dengan cara: a Netting,
yaitu membeli saham pada awal perdagangan dimulai dan langsung dijual pada hari itu juga dalam posisi keuntungan tanpa
harus mengeluarkan modal. b Short Selling, yaitu menjual saham saham pada posisi harga tertentu, kemudian membeli pada hari
yang sama, yaitu saat harga saham turun. Kedua cara ini sangat lazim dilakukan di pasar modal dalam rangka mencari untung yang
lebih besar capital gain.
34
32
Frank K. Reilly, Edgar A. Norton, Investment Cincinnati: South Western, 2006, 3.
33
Mohd Ma‟sum Billah, Applied Islamic Capital Market Selangor: Sweet Maxwell Asia, 2010, 187.
34
Yasso Winarto, Pasar Modal Indonesia Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997, 425.
28
Setiap transaksi dan kesepakatan pada bursa saham harus bebas dari spekulasi. Para pihak yang bersepakat harus mempunyai
pengetahuan yang lengkap tentang nilai-nilai lawan yang dipertukarkan sebagai hasil dari transaksi mereka.
35
Ramainya Bursa Efek dengan unsur-unsur spekulatif dan para spekulan menyebabkan perkembangan harga saham tidak bisa
dipastikan, sekalipun dilakukan oleh analis yang paling handal. Namun, transaksi saham di pasar sekunder pada lantai Bursa tidak
sama dengan gambling judi, karena unsur spekulasi pada gambling
tidak didasarkan atas data dan fakta, sementara spekulasi di lantai bursa didasarkan atas data dan fakta semua keterangan
yang berkaitan dengan informasi perusahaan yang menjual saham, selain itu juga didasarkan atas base fundamental dan teknikal.
Perbedaan lain antara gambling dengan spekulasi pada pasar sekunder di lantai bursa adalah, para investor dapat
menentukan posisi jual pada posisi yang dinginkan, sementara pada gambling tidak informasi yang jelas, dan nilainya akan
menghilang bila merugi. Dalam transaksi saham suatu perusahaan tidak akan kehilangan nilai, sekalipun bangkrut, perusahaan itu
masih memperoleh hasil penjualan aktiva.
Jika ditinjau dari hukum Islam, penawaran saham di pasar sekunder memiliki beberapa unsur yang tidak sejalan, bahkan
bertentangan dengan prinsip dan nilai bermuamalah dalam Islam. Dalam unsur netting dan short selling, sebagai unsur permainan
dalam harga saham, terkandung makna ihtikar yang dilarang Islam. Dalam praktek ihtikar, seorang pembeli investor berupaya
membeli sebanyak-banyaknya suatu komoditi, sehingga stok komoditi tersebut menipis dan harga melonjak naik. Saat harga
melonjak naik, saham tersebut di lepas ke pasar, sehingga ia meraup keuntungan yang besar. Praktik transaksi seperti ini
dilarang dalam Islam berdasarkan sabda Rasulullah Saw. Yang menyatakan:
36
35
Mohd Ma‟sum Billah, Applied Islamic Capital Market Selangor: Sweet Maxwell Asia, 2010, 26.
36
Imam Muslim ibn al-Hajjaj, s{ahih Muslim, Beirut : Darul Ihya at- Turats al-
„Arabi, 1978 , 56.
29
Dari Ma‟mar ibn „Abdillah ra. berkata dia : Rasulullah
Saw. telah bersabda :
“Tidak boleh ada perbuatan ihtikar kecuali dari orang-
orang yang berbuat salah” HR Muslim. Dengan demikian, praktik netting dan short selling yang
berlaku di pasar sekunder sebagai cara permainan harga saham termasuk ke dalam kategori ihtikar yang dilarang
shara‟. Larangan ini sangat rasional, karena akan membawa dampak negatif bagi
kestabilan pasar, bahkan bisa menghancurkan para pedagang. Kemudian, akibat perilaku para spekulan di pasar sekunder,
harga saham sulit untuk ditebak dan sulit untuk stabil, karena fluktuasi harga di lantai bursa bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini
juga akan membawa dampak yang negatif bagi para pengusaha dan investor sendiri. Unsur-unsur spekulatif yang merugikan
masyarakat dalam berbagai transaksi amat dikecam oleh Islam.
Dalam kajian hukum Islam unsur spekulatif ini disebut dengan jahalah ketidakpastian. Secara definitif al-jahalah
diartikan sebagai suatu unsur yang tidak jelas pada kualitas, kuantitas, atau harga suatu komoditas. Transaksi yang
mengandung unsur jahalah ini dilarang dalam Islam, karena bisa merugikan para pelaku ekonomi dan menimbulkan pertengkaran di
antara mereka. Misalnya, terjadinya ketidakpastian tentang harga atau komoditas yang ditransaksikan, atau tenggat waktunya jelas.
Larangan syariah mesti diimplementasikan dalam bentuk aturan main yang mencegah praktik spekulasi, riba, gharar dan
maysir. Salah satunya adalah dengan menetapkan minimum holding period atau jangka waktu memegang saham minimum.
Dengan aturan ini, saham tidak bisa diperjualbelikan setiap saat, sehingga meredam motivasi mencari untung dari pergerakan harga
saham semata. Masalahnya, berapa masa holding period yang masuk akal? Pembatasan ini memang meredam spekulasi, akan
tetapi juga membuat investasi di pasar modal menjadi tidak likuid. Padahal bukan tidak mungkin seorang investor yang rasional betul-
betul membutuhkan likuiditas mendadak sehingga harus mencairkan saham yang dipegangnya, sedangkan ia terhalang
karena belum lewat masa minimum holding period nya. Metwally, seorang pakar ekonomi Islam dan modelling economics
mengusulkan minimum holding period setidaknya satu pekan. Selain itu, ia juga memandang perlu adanya selling price
30
berdasarkan nilai pasar perusahaan. Lebih lanjut Akram Khan melengkapi, untuk mencegah spekulasi di pasar modal maka jual
beli saham harus diikuti dengan serah terima bukti kepemilikan fisik saham yang diperjualbelikan.
37
Di samping itu, secara lebih umum dalam transaksi saham di pasar sekunder dengan unsur netting dan short selling
mengandung unsur gharar penipuan, dalam ajaran Islam dilarang, karena Rasulullah Saw. melarang jual beli yang di
dalamnya terkandung unsur gharar HR Muslim.
38
Para ulama fikih mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan gharar itu
adalah sesuatu yang keberhasilannya diragukan apakah akan tercapai atau tidak. Dengan demikian, transaksi yang mengandung
gharar
berarti transaksi yang bisa menimbulkan kerugian besar bagi salah satu pihak yang melakukan transaksi. Ahmad Musthafa
al- Zarqa‟, pakar hukum Islam kontemporer asal Syira, menyatakan
bahwa jual beli gharar itu adalah memperjualbelikan sesuatu yang masih bersifat spekulatif, yang eksistensi dan tolok ukurnya tidak
jelas.
39
Ajaran Islam amat mementingkan faktor kebenaran dan kejujuran dalam suatu transaksi, sehingga segala bentuk penipuan,
sikap-sikap eksploitasi, dan membuat pernyataan palsu adalah dilarang. Rasulullah Saw menyatakan:
“Apabila dua orang yang melakukan suatu transaksi bersikap jujur dan benar, maka jual beli tersebut akan
mendatangkan kebaikan untuk mereka. Apabila mereka tidak
berterus terang dan berbohong, maka transaksi tidak mereka capai
” HR al-Bukhari.
40
Atas dasar itu, setiap pedagang berkewajiban untuk menjelaskan kekurangan atau cacat komoditas yang dijualnya,
sehingga pembeli tidak tertipu, merasa kesal, dan sakit hati. Jika unsur penipuan, eksploitasi, dan hal-hal yang merugikan pihak
37
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution.Investasi pada pasar modal syariah.
Jakarta: Kencana, 2007, .78.
38
Imam Muslim ibn al-Hajjaj, s{ahih Muslim, Beirut : Darul Ihya at- Turats al-
„Arabi, 1978, 62.
39
Mustafa Ahmad az- Zarqa‟, al-Madkhal al-Fiqhi al-„Am: al-Fiqh al-
Islami fi Thaubihi al-Jadid Beirut: Dar al-Fikr, 1968, 96.
40
Muhammad ibn Ismail al-bukhari, S}ahih al-Bukhari Beirut: Dar al- Kitab al-Islami, tt., 8.
31
konsumen, terdapat pada suatu transaksi, maka Rasulullah SAW. memberi hak kepada konsumen untuk membatalkan atau
menerima transaksi itu apa adanya. Hak yang diberikan Islam ini disebut dengan Haq al-Khiyar. Hak Khiyar ini ada yang disebut
dengan khiyar al-sharth khiyar yang digunakan ketika salah satu atau beberapa syarat yang disepakati bersama tidak terpenuhi, ada
khiyar al-s}ifah
khiyar yang digunakan ketika sifat objek transaksi tidak terpenuhi, ada khiyar al-
ru‟yah khiyar yang digunakan karena ketidakjelasan komoditas yang ditransaksikan, dan ada
khiyar al- „aib khiyar yang digunakan ketika komoditas yang
menjadi objek transaksi mengandung cacat.
41
Setelah kita sebutkan pendapat-pendapat ulama baik yang mengharamkan maupun yang memperbolehkan perdagangan
saham, maka penulis memilih pendapat yang memperbolehkan dengan syarat-syarat yang telah dipenuhi oleh perusahaan dan
saham-saham tersebut.
Dengan demikian, penulis mendukung pendapat yang memperbolehkan perdagangan saham, karena pada prinsipnya
perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam selama perusahaan emiten tidak beroperasi dalam hal-hal yang
terlarang, seperti menghasilkan dan menjual minuman keras, dan tidak melakukan transaksi dengan menggunakan riba baik dalam
menyimpan maupun meminjam, yang kesemuanya adalah terpenuhinya etika ekonomi Islam dan akad transaksi syariah.
41
Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu. Damaskus : Daar el-Fikr, 1997, 519.
32
BAB III HUKUM SYARIAH TERHADAP PERDAGANGAN SAHAM