Efisiensi Ekonomi Uji Efisiensi

2. Ha : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 Ha diterima : jika F hitung F tabel, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel independen.

3.7.3.3. Koefisien Determinasi R

2 Dalam suatu penelitian atau observasi, perlu dilihat seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 ,X 4 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap bariabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.7.4. Uji Efisiensi

Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah input atau faktor produksi yang digunakan pada usaha keripik ubi di Kecamatan Langsa Baro sudah efisien atau belum.

3.7.4.1. Efisiensi Ekonomi

Efisiensi merupakan upaya pengunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Untuk menganalisis uji efisiensi dapat dilihat dari hasil koefisien regresi dari fungsi Cobb Douglas. Pada model Universitas Sumatera Utara fungsi Cobb Douglas, koefisien pangkatnya sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas produks i dari masing-masing faktor produksi yang digunakan dalam produksi. Hasil penjumlahan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi pada fungsi tersebut dapat menunjukkan skala usaha atau return to scale atas perubahan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi yang sedang berlangsung. Return to scale merupakan pengaruh peningkatan skala input terhadap kuantitas yang diproduksi. Ada tiga hal penting yang harus dibedakan dalam menentukan return to scale yaitu bila perubahan semua input menyebabkan peningkatan output dengan jumlah yang sama b 1 +b 2 +…+b n = 1 berarti constant return to scale , bila b 1 +b 2 +…+b n 1 disebut decreasing return to scale, dan apabila b 1 +b 2 +…+b n 1 maka disebut increasing return to scale. Usaha keripik ubi di Kecamatan Langsa Baro dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi. Faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi keripik ubi adalah persediaan bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan modal kerja. Variabel-variabel tersebut kemudian akan diestimasi kedalam model fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode OLS. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Kecamatan Langsa Baro merupakan salah satu nama kecamatan di kota Langsa dengan ibukota Geudubang Aceh. Kecamatan ini mempunyai luas 6,168 Ha atau 61,686 Km 2 dengan jumlah desa sebanyak 12 desa. Adapun 12 desa tersebut yaitu Desa Timbang Langsa, Alue Dua, Birem Puntong, PB. Seulemak, Pondok Kelapa, Karang Anyar, PB. Tunong, Geudubang Jawa, Geudubang Aceh, Alue Dua Bakaran Batee, Lengkong dan Desa Sukajadi Makmur. Kecamatan Langsa Baro terletak antara 04’26”53 – 04’32”07 LU dan 97’53”15 – 97’58”13 BT. Enam desa di Kecamatan Langsa Baro berada 10 meter diatas permukaan laut yaitu Desa Alue Dua, Birem Puntong, PB. Seulemak, Karang Anyar, Alue Dua Bakaran Batee dan Lengkong. Dan sisanya enam desa lagi berada pada 10 m sd 50 m di atas permukaan laut. BPS Kota Langsa, 2014. Adapun batas-batas Kecamatan Langsa Baro sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Timur Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Timur dan Kecamatan LangsaLama Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Timur Sebelah Timur : Kecamatan Langsa Kota dan Kecamatan Langsa Barat Universitas Sumatera Utara