Pembangunan Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pembangunan Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

Kebijakan pembangunan pertanian diharapkan mempunyai kontribusi dalam mendorong pembangunan ekonomi. Ada beberapa teori dalam ekonomika pembangunan seperti merkantilisme, klasik, Karl Max, Shumpeter, neo-klasik, dan Post-Keynesian. Aliran klasik menekankan adanya sistem liberal dan perkembangan teknologi yang disebabkan oleh adanya akumulasi pembentukan modal dan spesialisasi. Tokoh utama aliran klasik adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus. Ada kesamaan pandangan dari mereka yang pesimistik karena adanya thelaw of the diminishing return Adam Smith, ketersediaan lahan yang terbatas Ricardo, dan pertambahan penduduk yang lebih besar daripada pertambahan produksi Malthus. Sejak merkantilisme, ilmu ekonomi pembangunan sudah menaruh perhatian pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, tetapi ekonomika pembangunan sebagai cabang terpisah dari ilmu ekonomi baru sejak tahun 1950 Staatz Eicher dalam Yuwono dkk, 2011. Baru sejak dasawarsa 1970-an pembangunan pertanian diartikan sebagai pertumbuhan dengan pemerataan mencakup distribusi pendapatan, kesempatan kerja, kemiskinan, gizi dan sebagainya. Pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an pertanian dalam pembangunan ekonomi dipandang berperan pasif. Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh W. Arthur Lewis 1954 dalam tulisannya “Economic Development with Unlimited Supplies of Labour” dengan “zero marginal productivity of labour”, yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan banyak pakar ekonomika pembangunan memusatkan pada peranan industri dalam pembangunan ekonomi Yuwono dkk, 2011. Hal kedua yang penting pengaruhnya pada pandangan peranan penting dalam pembangunan adalah tulisan Albert Hirchman 1958 yang berjudul The Strategy of Ecnomic Development yang memperkenalkan konsepsi linkagekaitan bahwa investasi dalam suatu kegiatan ekonomi akan mendorong investasi pada kegiatan ekonomi lain yang akan meningkatkan pendapatan melalui hubungan input-output baik backward linkage kaitan ke belakang pada penghasilan input maupun forward linkage kaitan ke depan pada pengolah output. Hirchman mengatakan bahwa investasi pemerintah sebaiknya dipusatkan pada kegiatan yang mempunyai linkage effect terbesar, yang dimaksud sektor industry Yuwono dkk, 2011. Sebenarnya dalam dasawarsa 1960-an beberapa pakar dalam teori dualisme sudah menyatakan pentingnya investasi di pertanian untuk mempercepat pertumbuhan surplus produksi pertanian agar tidak terperangkap pada keseimbangan pendapatan rendah low income-equilibrium trap pada tahap permulaan pembangunan FeiRanis, Jorgenson dan JohnstonMellor dalam Yuwono dkk, 2011 menekankan pentingnya pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Teori Produksi dan Produk Marjinal