FUNGSI HEADLINE LANDASAN TEORI

suatu headline yang unik dan menarik, namun hal ini belum cukup memberikan jaminan bahwa audience bersedia melanjutkan ketertarikannya itu. Sesungguhnya, apapun isi dan bentuknya, headline harus mampu mengemban fungsinya secara optimal. Sebuah headline yang bagus akan mampu menghentikan audience, menerangkan produk dan merk, serta memulai penjualan dengan menarik perhatian audiens ke arah bodycopy.

C. FUNGSI HEADLINE

27 Pada dasarnya, headline yang bagus akan menarik perhatian audience yang memiliki prospek; headline tidak akan menarik perhatian mereka yang tidak berkepentingan dengan produk. Sebuah headline yang bagus akan memilih target audience -nya dengan membicarakan kesenangan mereka. Headline berfungsi untuk menghentikan audience. Salah satu cara untuk menghentikannya adalah dengan melalui pesan yang menantang. Teknik ini akan semakin memiliki pengaruh jika mengundang audience untuk berpartisipasi dalam mengembangkan pesan, atau dipaksa untuk membaca dan menemukan jawabannya. Untuk itu, pesan yang agak tidak sesuai dengan yang diyakini audiens merupakan penarik perhatian yang paling berharga. Headline juga berfungsi untuk menerangkan produk dan merk. Untuk itu, headline mengemban tugas untuk menjawab pertanyaan: “Apa kebaikan merk itu?” Satu dari tantangan terbaik dalam perancangan headline ialah menciptakan memori, bahwa merk yang ditawarkan merupakan yang terbaik untuk jenis produk itu. Sehubungan dengan itu, dibutuhkan kunci verbal sebagai pengingat dan 27 Ibid. h.79-80 pemandu identitas sesuatu merk. Kunci verbal yang bagus antara lain ditunjukkan oleh headline 7-Up yang memberitakan bahwa 7-Up bukanlah minuman cola dengan “The Un-Cola ”. Fungsi lain dari headline yang bagus adalah untuk mengenalkan ide yang hendak dijual. Hal ini dapat dilakukan jika iklan akan dibarengi dengan perencanaan penjualan, strategi pemasaran, atau strategi promosi yang unik. Contoh headline ini antara lain dapat dilihat pada Sprite dengan headline “Ku Tahu Yang Ku Mau”. Akhirnya, headline yang bagus akan mengajak audience untuk membaca bodycopy. Hal ini bukanlah hal yang mudah, sebab riset telah menunjukkan bahwa hanya 20 mereka yang membaca headline meneruskan untuk membaca bodycopy. Idealnya, setiap target audience yang membaca headline melanjutkannya membaca bodycopy. Jika hal ini tidak terjadi, headline dipastikan belum berfungsi secara baik; headline hanya berfungsi untuk menarik perhatian, tetapi tidak mampu mengikat perhatian. Headline dapat diartikan sebagai berita utama. Secara bahasa head berarti kepala. Line berarti garis. Jadi dapat diartikan kepala garis atau kepala berita. Dalam media cetak, headline merupakan berita yang paling banyak dibaca dan menarik perhatian. Jika peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait atau khalayak menganggapnya sebagai peristiwa penting. Di sinilah media sangat berperan membentuk opini publik public opinion. Headline yang peneliti maksud adalah berita utama yang ditempatkan pada halaman depan surat kabar yang diteliti. Hal ini menjadi pertimbangan karena headline yang berada pada halaman depan adalah peristiwa yang dianggap penting oleh pemilik dan orang-orang yang berada di media tersebut. Grand, M. Hyde dalam bukunya The Journalitic Writing, mengatakan bahwa judul dalam sebuah surat kabar dapat dinamakan headline. Sedangkan dalam Majalah disebut heading atau titles. Terdapat dua pengertian tentang headline. Headline sebagai judul berita. Dan headline sebagai berita utama yang ditonjolkan. Cirinya menggunakan huruf lebih besar dibanding dengan yang lain5 28 .

D. Pengertian Semiotika

Dokumen yang terkait

Analisis semiotik foto berita headline pemilukada Banten 2011 di Koran Tangsel Pos

1 11 94

Semiotik Ilustrasi Ratu Atut Dalam Kasus Korupsi Pada Headline Koran Harian Tempo Tahun 2013

0 10 123

Analisis Semiotika Foto Headline Pada Harian Pagi Radar Bandung

8 89 150

Analisis Foto Berita Headline Di Harian Umum Bandung Ekspres Di Tinjau Dari Syarat Nilai Foto Berita

0 15 157

POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 6 16

SKRIPSI POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 13

PENDAHULUAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 3 47

KESIMPULAN DAN SARAN POLITIK KEKUASAAN KPK dan POLRI (Analisis Semiotika Foto-Foto Headline Perseteruan KPK dan Polri dalam Tiga Surat Kabar Nasional: Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia edisi Rabu, 1 Agustus 2012).

0 4 14

BAB I PENDAHULUAN SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 2 20

PENUTUP SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK TENTANG BANJIR (Analisis Semiotika Pierce dalam Foto-Foto Jurnalistik tentang Bencana Alam Banjir di Jakarta pada Surat Kabar Harian Koran Tempo).

0 7 16