B. Analisis Data 2 Perang Kota Pecah, 6 Januari 2009
Gambar 4 : Sampel foto 2 Sumber
: Koran Tempo, 6 Januari 2009
1. Makna Denotasi
Dalam foto ini seorang pria dewasa dan anak perempuan diduga ayah anak sedang berjalan membawa beberapa pakaian untuk
mencari tempat yang dirasa aman, setelah rumah yang mereka tempati hancur akibat serangan tentara Israel.
beberapa orang melakukan evakuasi terhadap korban dan beberapa barang yang kiranya dibutuhkan warga sipil Palestina
tersebut. Puing-puing reruntuhan bangunan berserakan akibat serangan
tentara Israel.
2. Makna Konotasi
2.1 Trick Effect
Dalam foto sample ini, Terlihat indikasi pemotongan sebagian gambar atau cropping yang dilakukan untuk membuang gambar yang
dirasa tidak perlu atau mengganggu komposisi visual dari foto sample ini. Selain itu pula, terdapat sentuhan editing, dengan menggunakan
sebuah aplikasi pengolahan data foto atau gambar, seperti Photoshop dan aplikasi sejenisnya dengan tujuan mengatur kontras warna yang lebih baik
dan merubah foto atau gambar yang sebenarnya. 2.2
Pose Bingung dan panik, ekspresi yang terlihat dari wajah korban
serangan tentara Israel itu. Terlebih seorang anak perempuan berbaju
merah yang membawa beberapa tas di tangannya itu terlihat sungguh sangat bingung dan panik.
2.3 Objek
Hampir sama pada data sample sebelumnya, penempatan point of interest
berada di tengah gambar. Warna merah pada pakaian anak perempuan itu menjadi salahsatu tanda bahwa gambar anak itu menjadi
pusat perhatian pada data foto sample ini. 2.4
Photogenia Photogenia ialah seni memotret sehingga foto yang dihasilkan telah
menggunakan beberapa teknik-teknik memotret, seperti teknik lighting, exposure, blurring, angle
atau cara pengambilan foto, panning maupun moving
. Foto ini diambil dengan menggunakan diafragma atau bukaan
lensa sedang hingga kecil sekitar f11 hingga f16, hal itu membuat hampir keseluruhan gambar terlihat tajam dan fokus. Fotografer mengambil
gambar yang cukup luas atau entire, dengan maksud memperlihatkan suasana bangunan yang hancur pasca serangan tentara Israel.
2.5 Aestheiscism
Pada sample foto ini, fotografer mengabadikan sebuah peristiwa beberapa saat setelah serangan serdadu Israel menghancurkan bangunan
rumah warga sipil palestina. Pengambilan gambar secara luas atau entire dengan maksud menunjukkan atau menggambarkan kondisi warga sipil
Palestina beserta tempat tinggal mereka pasca serangan tentara Israel tersebut. Foto ini termasuk dalam kategori General News Photo.
2.6 Syntax
Data foto ini merupakan kondisi warga sipil Palestina pasca serangan yang dijatuhkan oleh tentara Israel. Kondisi bangunan yang
hancur membuat warga sipil Palestina meninggalkan rumah yang telah mereka tempati sejak lama.
3. Mitos
Puluhan ribu orang mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Mereka pun tak mudah untuk kembali, karena rumah tinggalnya telah hangus dilalap
bom canggih Israel. Krisis Gaza menelan ongkos tak sedikit. Belum lagi, efek psikologis yang timbul pascapembantaian Israel. Trauma akan diderita oleh
anak-anak yang melihat orangtuanya mati mengenaskan akibat hantaman peluru tentara Israel. Trauma yang sama akan dialami para istri yang
kehilangan sang suami sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Trauma akut dialami oleh mereka yang seluruh harta bendanya terbakar dan sanak
keluarganya meninggal dunia. Tak bisa dimungkiri, perang ini potensial menyuburkan kemarahan, dendam, dan kebencian, terutama dari warga Gaza.
Ratapan kemarahan tak mudah dihapus dalam memori mereka, bahkan akan terwariskan hingga ke beberapa generasi berikutnya. Krisis Gaza kian
kompleks dan bersifat multidimensional Gaza luluh lantak, setelah tiga pekan digempur dan dibombardir Israel
melalui darat, laut, dan udara, kawasan yang hanya dihuni 1,5 juta orang itu porak poranda. Diperkirakan 14 persen dari bangunan-bangunan penting, rata
dengan tanah. Ribuan rumah penduduk, ratusan kendaraan bermotor, berpuluh
gedung pemerintah, rumah sakit, gedung sekolah-perguruan tinggi, dan tempat-tempat ibadah menjadi puing, tak bisa difungsikan lagi.
Gaza gelap gulita, karena jaringan listrik terputus. Masyarakat kesulitan memperoleh air bersih, karena instalasi air banyak yang rusak.
Kerugian material diperkirakan mencapai angka Rp 15 triliun lebih. Jelas bukan hanya kerugian material. Bombardir Israel di Jalur Gaza juga telah
menewaskan kurang lebih 1.300 orang dan 5.000 lainnya terluka. Televisi Al- Jazeera menyiarkan, kemungkinan jumlah korban akan bertambah, seiring
dengan terus ditemukannya mayat di reruntuhan bangunan. Bau bangkai dan kotoran menusuk hidung. Para korban bukan hanya dari pasukan Hamas,
melainkan juga dari masyarakat sipil tak berdosa, seperti bayi, anak-anak, kaum perempuan, dan manula. Yang meninggal dunia tak hanya yang
beragama Islam, melainkan juga yang Kristen. Para korban itu mungkin terdiri dari guru, dokter, advokat, pedagang, buruh, direktur perusahaan, dan
sebagainya.
C. Analisis Data 3 Hamas Tak Menyerah, 12 Januari 2009