yang dihadapkan dengan risiko spekulasi. Keputusan investasi dapat menghasilkan untung tetapi dapat juga menimbulkan kerugian.
Risiko murni dan risiko spekulatif mungkin saja muncul dalam berbagai situasi. Perlu disadari bahwa banyak keputusan dengan motif profit, keputusan
dengan risiko spekulasi yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan mempunyai dampak risiko murni. Contohnya perusahaan membeli sebidang tanah
untuk mendirikan perusahaan, dengan risiko spekulasi, tetapi ternyata dikemudian hari baru diketahui bahwa tanah tersebut mengandung gas beracun yang sifatnya
terstruktur atau laten, dengan adanya bahaya polusi ini, perusahaan dihadapkan pada risiko murni baru. Contoh lain adalah perusahaan memproduksi barang baru
dengan tujuan spekulasi, semula diharapkan menghasilkan untung. Namun, produknya dilarang beredar sehingga perusahaan mengalami kerugian.
Cara lain mengklasifikasikan risiko adalah sejauh mana ketidakpastian berubah karena perubahan waktu. Risiko statis, mungkin sifatnya murni atau
spekulatif, asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan yang stabil. Contok risiko murni statis adalah ketidakpastian dari
terjadinya sambaran petir, angin topan dan kematian secara acak. Menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil adalah contoh risiko spekulasi statis. Sebaliknya,
risiko dinamis adalah timbul karena terjadi perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis mungkin murni mungkin juga spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis
adalah urbanisasi, perkembangan teknologi yang kompleks, dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.
2.2.5.2 Manajemen Risiko
Risiko dapat dikatakan merupakan akibat atau penyimpangan realisasi dari rencana yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah
direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai dengan rencana itu Darmawi, 2000.
Manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada dalam perusahaan dalam usaha mencapai tujuan. Penanganan risiko
dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari manajemen Kountur, 2008 dalam
Lestari, 2009. Menurut Fahmi 2011, manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran
dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Terdapat
beberapa manfaat dengan diterapkannya manajemen risiko pada suatu perusahaan, yaitu :
a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e. Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail maka
artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.
Siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahapan Djohanputro, 2008 dalam Kusuma, 2014 :
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yaitu analisis data historis, pengamatan dan survei, pengacuan, dan pendapat ahli.
Prinsip dari analisis data historis adalah menggunakan berbagai informasi atau data mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi, baik data primer maupun data
sekunder. Prinsip dari pengamatan dan survei adalah melakukan investigasi secara langsung, pengamatan atau survei. Prinsip dari pengacuan adalah memilih acuan,
acuan adalah obyek yang memiliki kesamaan dengan obyek yang sedang diamati berkaitan dengan keberadaan risiko. Metode ini dapat diterapkan untuk
melengkapi identifikasi risiko menggunakan metode analisis data historis dan
metode pengamatan dan survei. Metode dengan menggunakan pendapat ahli dapat diperoleh dengan cara wawancara kepada satu orang, kepada sekelompok orang,
atau melalui diskusi kelompok khusus, atau focus group discussion FGD. Pihak yang diwawancarai atau dilibatkan dalam FGD adalah orang yang dianggap ahli.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari keempat metode atau digunakan secara bersama-sama supaya saling melengkapi.
2. Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu faktor kuantitas risiko dan faktor kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai atau
eksposur yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi
pula risikonya. 3.
Pemetaan Risiko Pemetaan risiko pada prinsipnya merupakan penyusunan risiko
berdasarkan kelompok-kelompok
tertentu sehingga
manajemen dapat
mengidentifikasi karakter-karakter dari masing-masing risiko dan menerapkan tindakat yang sesuai terhadap masing-masing risiko. Risiko selalu terkait dengan
dua dimensi, pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud adalah probabilitas terjadinya risiko dan
dampaknya bila terjadi. Diagram pemetaan risiko seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Diagram pemetaan risiko
Dampak
Rendah Sedang
Tinggi Probabilitas
Risiko II : Risiko yang berbahaya yang jarang terjadi
Risiko I : Mengancam pencapaian tujuan perusahaan
Risiko IV : Risiko tidak berbahaya Risiko III : Risiko yang terjadi secara Rutin
Rendah Sedang
Tinggi
4. Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dapat dilakukan secara konvensional, penetapan model risiko dan struktur organisasi pengelolaan risiko. Tahap ini adalah tahap memilih
metode manajemen yang akan digunakan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang akan terjadi, baik secara parsial atau menyeluruh, sehingga mampu
meminimalkan dampak terhadap pengoprasian rantai pasok. 5.
Pengendalian Risiko Pengendalian risiko bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana, cukup efektif, dan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya
profil risiko. Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis merubah prioritas risiko.
2.2.5.3 Tipe Risiko