2.2.3.3 Kemampuan koperasi untuk mengimbangi badan usaha lainnya
Banyak orang yang berpandangan salah bahwa usaha koperasi, baik produksi, konsumsi maupun kredit adalah demikian terbatas tidak seperti usaha-
usaha pada badan-badan usaha lainnya yang dalam perkembangannya dapat menangani usaha-usaha yang besar. Akibat pandangan yang kurang benar inilah
maka kebanyakan masyarakat masih banyak yang tidak tertarik untuk bergabung dengan koperasi. Pandangan yang kurang benar ini harus dihapuskan karena pada
kenyataannya koperasi mampu mengimbangi badan usaha lainnya, mampu menangai usaha-usaha yang besar tidak ada bedanya dengan badan-badan usaha
lainnya. Koperasi mampu mengimbangi badan usaha lain karena memang mempunyai kemampuan untuk itu dan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Koperasi pada dasarnya juga merupakan organisasi atau lembaga ekonomi,
jadi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi dapat bergerak dan bertindak menurut prinsip-prinsip ekonomi.
2. Koperasi mempunyai landasan mental yang kuat yaitu rasa setia kawan dan
kesadaran individu antara para anggotanya dan ini memperkuat hidupnya koperasi sebab dengan landasan demikian maka para anggotanya akan
memberikan dukungan yang kuat terhadap jalannya koperasi. 3.
Koperasi pada dasarnya dapat memperoleh kredit dari bank pemerintah dan bukopin dengan bantuan jasa berupa jaminan dari lembaga jaminan koperasi.
4. Koperasi dibina, dilindungi dan diatur oleh undang-undang peraturan-
peraturan pelaksanaannya. 5.
Adanya bantuan-bantuan pemerintah untuk pengembangan koperasi berupa keringanan pajak, bantuan kredit untuk permodalan dengan bunga yang
rendah, bantuan pendidikan pembinaan dan penyuluhan dan lain-lain.
2.2.3.4 Badan Usaha Unit Desa atau Koperasi Unit Desa
Pembentukan Badan Usaha Unit Desa atau Koperasi Unit Desa atau disingkat BUUD atau KUD tidak lepas dari program pembangunan koperasi
dengan melalui penyatuan beberapa koperasi pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak jumlahnya di pedesaan-pedesaan. Dengan didukung oleh INPRES
no.21978 maka sejak awal tahun 1978 pertumbuhan dan perkembangan KUD dapat dikatakan terus meningkat. Usaha-usaha yang berhubungan dengan bahan
makanan pokok pengganti beras, jagung, palawija, dan lain sebagainya yang sejak semula merupakan bidang usaha KUD, yang kemudian berkembang luas dengan
didirikannya unit-unit usaha lainnya seperti unit usaha sayur mayur, unit usaha persusuan dan lain sebagainya. Dalam usaha disektor pangan ini KUD melakukan
usaha-usaha sebagai berikut : 1.
Penyediaan dan pelayanan kepada para anggotanya atau para petani untuk memudahkan mereka dalam memperoleh sarana atau alat-alat usaha tani,
seperti pupuk, obat-obatan pembasmi hama dan penyakit tanaman, alat sprayer, cangkul, sekop, garpu dan sabit bergerigi, bahkan sampai pada alat
perontok, pengering dan pembersih produk tanaman. 2.
Membantu pemerintah dengan menyelenggarakan usaha penyediaan stock beras nasional, dengan ikut melakukan usaha peningkatan produk kuantitas
dan kualitas, proses pengolahan, penyimpanan dan pemasaran beras dan produk tanaman yang lainnya.
3. Usaha untuk meningkatkan kegairahan dan kegiatan usaha penyediaan sarana
produksi dan pemasaran hasil palawija. 4.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dibidang sandang dan kebutuhan sehari-harinya.
5. Usaha untuk melakukan penanaman tanaman keras atau ekspor, seperti kelapa
hibrida, cengkeh, kopi dan lain sebagainya yang tentunya disesuaikan dengan keadaan daerahnya.
Koperasi Unit Desa merupakan koperasi serba usaha yang usahanya meliputi semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan, seperti pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan atau industri, kelistrikan di pedesaan, jasa dan melaksanakan fungsi-fungsi seperti :
1. Perkreditan.
2. Penyediaan dan penyaluran sarana atau alat produksi, barang-barang
keperluan hidup sehari-hari dan jasa-jasa lainnya.
3. Pengolahan dan pemasaran hasil tanaman dan produksi lainnya yang
dihasilkan oleh industri-industri rumahan di pedesaan. 4.
Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, angkutan pedesaan dan lain sebagainya.
Koperasi Unit Desa merupakan badan usaha yang vital bagi masyarakat pedesaan yang dapat menggairahkan dan meningkatkan kerja penduduk pedesaan
sehingga produk yang dihasilkannya memiliki kuantitas dan kualitas yang semakin meningkat, pendapatan perkapita penduduk pedesaan semakin tinggi dan
kesejahteraan penduduk juga semakin meningkat. Dampak dari keberhasilan KUD akan sangat terasa pada masyarakat perkotaan, yaitu dengan melimpah ruahnya
produk-produk berbagai macam tanaman dan yang paling penting terpenuhinya kebutuhan akan bahan pangan yang pokok.
Koperasi Unit Desa yang daerah kerjanya meliputi satu kecamatan atau beberapa desa dalam satu kecamatan demi kelangsungan hidup dan
perkembangannya mendapat binaan dari instansi-instansi pemerintah secara terintegrasi, gerak dan langkah yang sama dalam pembinaan ini dimaksudkan agar
diperoleh hasil pembinaan yang maksimal. Menurut INPRES no. 21978 sedikitnya 7 menteri, KA Bulog, Gubernur Bank Indonesia, Gubernur Kepala
Daerah untuk daerahnya masing-masing yang harus berperanserta melakukan pembinaan terhadap KUD yang sudah tentu melalui petugas-petugas
pembantunya. Sehubungan dengan pembinaan tersebut, perlu dijelaskan pula kaitan BUUD dengan KUD. Koperasi Unit Desa dengan fungsi-fungsi yang telah
dikemukakan diatas dengan sendirinya dapat dikatan milik masyarakat dan alat masyarakat pedesaan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, tingkat kesejahteraan
para anggota masyarakat pedesaan secara merata. Dengan demikian maka pengurus KUD harus selalu bersedia dan bersedia menampung aspirasi para
anggota masyarakat pada daerah kerjanya dan berdaya upaya memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraannya. Dalam menghadapi keadaan
seperti ini demi kelancaran dan keberhasilan pemenuhannya, maka pihak pengurus KUD tentunya akan berdaya upaya pula untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengelola KUD. Peningkatan kemampuan tersebut dapat
cepat terwujud dengan adanya dukungan masyarakat, bantuan, dorongan serta
bimbingan para pemuka masyarakat dan merupakan badan pembingbing KUD.
2.2.4 Produksi, Biaya dan Pendapatan