Undang-Undang Pendidikan Tinggi No.12 Tahun 2012 dalam

58 Sebagai contoh adalah ketika kekuasaan membutuhkan ekonomi untuk memperkuat powernya. Terbentuknya rezim internasional adalah salah satu contoh nyata. Di satu sisi rezim internasional dibutuhkan untuk mempertahankan dan menstabilkan ekonomi internasional namun di lain sisi muncul kritik terhadap rezim internasional. Susan Strange mengkritik bahwa teori rezim berada pada passing fad, dan paling buruk merupakan legitimasi Amerika untuk melanjutkan dominasi pada ekonomi dunia Gilpin, 2001;85 Syamsul hadi menjelaskan, rezim internasional yang berkembang saat ini adalah yang aspek power yakni Pax Americana. Pax Americana adalah suatu situasi global dimana Amerika muncul sebagai kekuatan yang paling dominan didalam sistem internasional setelah perang dunia II. Dan fungsi kekuatan hegemoni ini adalah menyediakan atau mempromosikan apa-apa yang disebut international public goods, seperti misalnya keamanan, stabilitas dsb. Dalam konteks hegemoni Amerika atau Pax Americana, perdagangan bebas itu pada mulanya dilihat dan dipromosikan oleh Amerika sebagai public goods, sebagai sesuatu yang harus ada dan harus berlaku. Itu terutama dapat dilihat pada masa 25 tahun terakhir ketikaKonsensus Washington atau neoliberal begitu menguasai wacana pembangunan di dunia. Disinilah perdagangan bebas menjadi bagian dari Konsensus Washington, berdampingan dengan paket-paket deregulasi, privatisasi dan liberalisasi yang dipromosikan oleh lembaga-lembaga seperti IMF, WTO, dan Bank Dunia Syamsul Hadi. 2011C:11.. 59 Melalui GATS maka diberlakukanlah liberalisasi pendidikan, liberalisasi dimaknai sebagai proses untuk memindahkan larangan-larangan yang dibuat oleh negara dalam rangka membentuk ekonomi dunia yang lebih terintegraasi. Konsepsi ketiga, universalisasi bermakna menyebarnya pelbagai macam obyek dan pengalaman dari masyarakat di seluruh dunia. Westerenisasi merupakan kritik bagi proses peniruan budaya Barat atau bahkan proses memaksakan sistem budaya, sistem politik dan sistem ekonomi negara-negara Barat dalam panggung dunia semangat liberalisasi pada sektor publik ketika Ronald Reagan dan Margareth Thatcher mengumandangkan prinsip kebijakan baru yang disebut neoliberalisme dan prinsip ini harus dilakukan oleh negara-negara di seluruh dunia. Kebijakan neoliberal disini merupakan kebutuhan dari negeri Imperialis dalam memenuhi bahan baku untuk industri mereka, mendapatkan sumber tenaga kerja yang murah dan pangsa pasar yang lebih besar Mochtar Mas’oed 2002:8. Liberalisasi pendidikan di Indonesia pada sektor publik sudah dimulai ketika pemerintah Orde Baru yang menerapkan Structural Adjusment Program dari IMF dan World Bank. Hal ini ditandai dengan seperangkat regulasi yang meminimalisir peran negara dalam aspek pemotongan subsidi di bidang pendidikan dan ikut sertanya swasta dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia Syamsul Hadi et al. 2007B:25. Pada kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY dimulai dari tahun 2004 hingga sekarang, dalam rangka menyukseskan program liberalisasi pendidikan di Indonesia khususnya di bidang pendidikan tinggi dapat kita lihat melalui PP no 48 tahun 2005 tentang sumber pendanaan pendidikan yang mengikutsertakan masyarakat dalam 60 pendanaan, lalu Perpers no 77 tahun 2007 tentang bidang yang dapat dilaksanakan investasi, dilanjutkan pada pengesahan UU no 9 tahun 2009 tentang BHP walaupun dibatalkan oleh MK serta sekarang dilanjutkan dengan keberadaan UU Pendidikan Tinggi No.12 tahun 2012. Dalam UU PT No.12 tahun 2012 yang disusun oleh legislatif dan eksekutif di era Presiden SBY saat ini sangat jelas sekali bahwa keberadaan UU Pendidikan Tinggi No.12 tahun 2012 ini akan menjauhkan tanggung jawab negara dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia. Ekonomi politik internasional didalam GATS berpengaruh kepada UU PT No.12 tahun 2012. GATS merupakan perjanjian terbesar karena meliputi 12 sektor jasa secara komprehensif meliputi jasa sektor bisnis, komunikasi; teknik dan konstruksi; distribusi; pendidikan; lingkungan; keuangan; kesehatan; pariwisata; rekreasi, budaya, olahraga; transportasi; dan jasa lainnya. Kewajiban utama GATS adalah akses pasar Pasal XVI GATS, national treatment Pasal XVII GATS, dan most-favoured-nation Pasal II GATS Globalization, GATS and Trading in Education Service , 2006 : 4 Dari kesepakatan GATS di tahun 2000, maka Indonesia secara berangsur- angsur meratifikasi perjanjian tersebut dimulai dari UU Sisdiknas, UU BHP dan UU PT No.12 tahun 2012. Dan berikut adalah bentuk dari kesepakatan GATS pada UU PT No.12 tahun 2012 dimohonkan oleh M. Nurul Fajri, dkk, selaku perwakilan Forum Peduli Pendidikan Universitas Andalas sidang Mahkamah Konstitusi; 61 1. Bahwa Pasal 64 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Pasal 28C ayat 1, Pasal 28D ayat 1, Pasal 28I ayat 4, Pasal 31 ayat 1 dan ayat 4 UUD 1945 , karena Otonomi Perguruan Tinggi di bidang akademik dan non-akademik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64: a membuka peluang dan melegitimasi perguruan tinggi untuk menerapkan komersialisasi pendidikan tinggi; b membuka kesempatan kepada perguruan tinggi untuk mengelola keuangan seperti sebuah sebuah korporasi; c penyerahan otonomi non-akademik kepada PT badan hukum merupakan bentuk pelepasan tanggung jawab dan kontrol Negara terhadap pendidikan tinggi yang berkeadilan dan diskriminatif, sehingga bertentangan dengan UUD NRI 1945 Pasal 31 ayat 1; dan d membuka kesempatan kepada perguruan tinggi untuk melakukan abuse of power dalam bidang ketenagaan karena pegawai perguruan tinggi akan tunduk kepada perguruan tinggi sebagaimana ditetapkan dalam UUD NRI 1945 Pasal 28 D ayat 1; dan Pasal a quo melanggar Pasal 28 C ayat 1 karena tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warganegara untuk menikmati pendidikan tinggi. 2. Bahwa Pasal 65 ayat 1 sepanjang frasa “atau dengan membentuk PTN badan hukum” serta ayat 3 dan ayat 4 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Pasal 28C ayat 1, Pasal 28D ayat 1, Pasal 28I ayat 4, Pasal 31 ayat 1 dan ayat 4 UUD 1945 , karena: a otonomi Perguruan Tinggi menjadikan pendidikan tinggi barang publik publicgood yang merupakan fungsi dan tanggungjawab Pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh PTN badan hukum menjadikan pendidikan tinggi barang privat, sehingga bertentangan dengan amanat Pasal 31 ayat 2 UUD NRI 1945; b bahwa bentuk PT Badan Hukum Pendidikan sudah dinyatakan Mahkamah bertentangan dengan UUD NRI 1945 dengan Putusan Perkara No. 11-14-21-126-136 PUU-VII-2009; c bahwa pemberian otonomi dapat menimbulkan praktek komersialisiasi yang