Menurut pasal 51- 53 ”PENJAMINAN MUTU” Menurut Pasal 57 “Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi”

69 akuntansi, serta jasa-jasa lainnya. Sejak tahun 2000, negosiasi perluasan liberalisasi jasa dalam GATS dilakukan dengan model initial offer dan initial request . Dimana setiap negara bisa mengirimkan initial request yaitu daftar sektor-sektor yang diinginkan untuk dibuka di negara lain. Negara diwajibkan meliberalisasi sektor-sektor tertentu yang dipilihnya sendiri atau disebut initial offer. Perundingan untuk perluasan akses pasar jasa ini dilakukan secara bilateral oleh masing-masing negosiator jasa tiap negara di Jenewa, yang apabila disepakati akan berlaku multilateral. Sejak diberlakukannya GATS pada sektor pendidikan, maka Indonesia sebagai negara anggota WTO harus meratifikasi aturan main dalam sektor pendidikan. Di Indonesia aturan tersebut menjelma kedalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan UU No.9 tahun 2009 tentang BHP. Kedua UU tersebut terlihat jelas mengenai privatisasi dan liberalisasi pendidikan, yang berisi antara lain; Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 6 menyebutkan bahwa perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya. Selanjutnya disebutkan dalam Undang-Undang yang sama pasal 51 ayat 1-2 bahwa: a pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasah3, dan b pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. Sementara itu, 70 pengelolaan satuan pendidikan non-formal dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat UU No. 20 Tahun. 2003, pasal 52 ayat 1. Berdasarkan berbagai aturan di atas, melalui pemaparan pasal-pasal tersebut diatas tidak menyebutkan secara terang-terangan mengenai bentuk-bentuk privatisasi maupun liberalisasi pendidikan. Namun dengan pemberian otonomi dikhawatirkan bahwa pendidikan dapat terserat pada liberalisasi pendidikan. Dan inilah produk dari GATS tentang liberalisasi pendidikan. Setelah dibatalkannya UU No. 20 Tahun 2003 oleh mahkamah konstitusi melalui Putusan Nomor 11-14-21-126 dan 136PUU-VII2009 pada tanggal 31 Maret 2010 maka pemerintah melakukan perbaikan dengan membuat PP No. 172010, tentang: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan PP. No 142010, tentang: Pendidikan Kedinasan. Namun sekali lagi kedua PP tersebut masih berbau Privatisasi dan Liberalisasi. Lalu pada tahun 2012 melalui UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pemerintah melakukan aspek-aspek liberalisasi pendidikan melalui kerjasama Internasional pendidikan, otonomi Perguruan Tinggi, peran serta mayarakat dalam pendanaan Pendidikan Tinggi, dan pembiyaan Perguruan Tinggi oleh pihak swasta berprinsip nirlaba. Melalui skripsi ini diharapkan dapat memahami mengenai dampak Konsensus Washington dan Ratifikasi Indonesia terhadap kebijakan GATS khususnya terhadap pendidikan di Indonesia yang berawal dari IMF, World Bank, Konsensus Washington, WTO, dan berakhir di GATS. 71 Daftar Pustaka Ali, Husein Muhammad. Menyingkap Rahasia Besar dibalik Liberalisasi Pendidikan. 2012 [diakses 14 jan 2013]http:edukasi.kompasiana.com20121111 menyingkap-rahasia- besar-di-balik-liberalisasi-pendidikan-508235.html Antisipasi Rencana Ratifikasi GATS , UGM : 2005 di akses http:www.ugm.ac.ididpostpage?id=102 Balaam, David N. dan Michael Veseth. Introduction to International Political Economy 3rd edtion. New Jersey: Pearson Education Inc, 2005. Bastian, Indra. Model Pengelolaan Privatisasi. Yogyakarta: BPFE, 2000. Cano, Guiomar Alonso, dkk. eds.. 2005: kebudayaan Perdagangan dan Globalisasi: 25 Tanya Jawab. Yogyakarta: Kanisius. ”Current Commitments under the GATS in Educational Services”. OECDUS Forum on Trade in Educational Services Washington, DC, U.S.A2002 Dwi, Inggried Wedhaswary. Lulus SNMPTN, Kok, Bayarnya Mahal Juga?. [diakses 15 Juni 2013] http:edukasi.kompas.com Effendi, Sofian.Didalam Perkara di Mahkamah Konstitusi No. 103PUU- X2012 tentang Pengujian Undang-undang Republik Indonesia No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terhadap UUD NRI 1945 Efendi, Sofian. GATS: Neo-imprialisme modern dalam Pendidkan. Yogyakarta : UGM, 2005 Ferdiansyah, R . “Globalisasi dan Kebijakan Ekonomi Indonesia Pasca Orde Baru : Perspektif Joseph E. Stiglitz” 2011 [di unduh 12 juli 2013] http:perpus.umy.ac.idkatalogdetail_skripsi.php?what=skripsiid=2007 000213recid=3362 “General Agreement on Trade in Services”, diakses dari http:www.wto.orgenglishdocs_elegal_e26-gats_01_e.htm pada 1 0ktober 2011 pukul 20.30 Gilpin, Robert. 2001. “The New Global Economic Order”, dalam Global Political Economy: Understanding the International Economic Order , Princeton: Princeton University Press. 72 Gilpin, Robert. 2001. “The Nature of Political Economy”, dalam Global Political Economy: Understanding the International Economic Order , Princeton: Princeton University Press. Gilpin, Robert. 2001. “The Study of International Political Economy”, dalam Global Political Economy: Understanding the International Economic Order , Princeton: Princeton University . Hadi, Syamsul.et al. Post Washington Consensus dan Politik Privatisasi di Indonesia. Jakarta: Margin Kiri, 2007. Hadi, Syamsul Krisis. Global Rezim Internasional Dan Perdagangan Bebas. 2011. [di unduh 12 juli 2013] http:www.igj.or.id Hadi, Syamsul.et al. Strategi Pembangunan Indonesia Pasca IMF. Jakarta: Granit, 2004. Hadi, Syamsul et.al. Globalisasi, neoliberalisme, dan pembangunan lokal: studi tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Institute for Global Justice. Jakarta:2011 Hatta. Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT-WTO. Bandung: Refika Aditama , 2006. Heywood, Andrew. Politics 2nd edition. New York: Palgrave, 2002. Husein, Ruslan. Wajah Buruk Dunia Pendidikan. 2008 [di unduh 15 juli 2013] http:putrakeadilan.blogspot.com200810wajah-buruk-dunia- pendidikan.html Humas UGM, Antisipasi Rencana Ratifikasi GATS, UGM : 2005 diperoleh dari : http:www.ugm.ac.ididpostpage?id=102 IMF. Apakah Dana Moneter Internasional Itu?. Washington DC : 2003[diakses 15Juni 2013] http:www.imf.orgexternalpubsftexrpwhatINDwhati.pdf Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 4 . Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta : Gramedia, 2008 Knight, Jane. Trade in Higher Education Services: The Implications of GATS. United Kingdom : International Strategic and service, 2002 Malarangeng, Rizal. Mendobrak Sentralisme: Ekonomi Indonesia 1986-1992, Jakarta: KPG, 2002. 73 Marshall Reinsdorf and Matthew J. Slaughter . International Trade in Services and Intangibles in the Era of Globalization . University of Chicago Press USA : 2009 Mas’oed, Mochtar. Tantangan Internasional Dan Keterbatasan Nasional: Analisis Ekonomi-Politik Tentang Globalisasi Neoliberal ,UGM “Menko Perekonomian: Pemutusan IMF Mendadak Berisiko Besar” Economy Tue, 11 Jun 2002 17:38:00 WIB diakses dari http:cybernews.cbn.net.idcbprtlCybernewsdetail.aspx?x=Economyy= Cybernews7C07C07C37C3639 Yogyakarta: 2002 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Nalle , Viktor . “Mengembalikan Tanggung Jawab Negara dalam Pendidikan: Kritik Terhadap Liberalisasi Pendidikan dalam UUSISDIKNAS” Jurnal Konstitusi Volume 8 Nomor 4 Agustus. Jakarta : 2011 Nur, M. Tajudin. “Liberalisasi Pendidikan : Sebuah Wacana Kontroversial” Jurnal Visi Pendidikan tahun. Jakarta : 2012 Nurdin, “ Pro-Kontra Undang-Undang BHP Dalam Konteks Mutu Pendidikan ”. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. Ix No. 1 April. Bandung :2009 “Letter of Intent Indonesia and IMF ” diperoleh dari http:www.imf.orgexternalnploi1113a98.htmmatrix “Letter of Inten Indonesia and IMF” . Jakarta:1998 di akses dari http:www.imf.orgexternalnploi103197.htm Perkin, John. Confessions of an economic hit man: pengakuan seorang ekonom perusak. Jakarta: Abdi Tandur, 2005. 74 “Peraturan Presiden No.60 Tahun 1999 Tentang Perguruan Tinggi”. Diakses Melaluihttp:www.unsrat.ac.idfilespdf_fileAturan20Pemerintahpp60 -th1999-usr.pdf “Peraturan Presiden No.61 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi”. Diakses Melalui http:www.dikti.go.idfilesaturPP61-1999.pdf Purbayanto. Kemana Arah Perguruan Tinggi BHMN. Jakarta : 2011 di unduh dari http:purbayanto.comcetak.php?id=46 Purba, Raimon Jony. “Neoliberalisme Dan Ekonomi Politik Indonesia Studi Kasus: Penerapa n Kebijakan Privatisasi Pendidikan Di Indonesia” 2008. 2008 [di unduh 12 juli 2013] http:repository.usu.ac.idbitstream123456789306324Chapter20I.pdf Ravenhill, John. “The Study of Global Political Economy”, Oxford: Oxford University Press. 2008 Studi Manajemen Utang Luar Negeri Dan Dalam Negeri Pemerintah Dan Assessment Terhadap Optimal Borrowing. 2004. Studi Manajemen Utang Luar Negeri Dan Dalam Negeri Pemerintah Dan Assessment Terhadap Optimal Borrowing. 2004. Setiawan, Dani. Liberalisasi Pendidikan dan WTO 2003 [diakses 15 Juni 2013] http:oc.its.ac.idambilfile.php?idp=126 Saprin, The Policy Roots of Economic Crisis and Poverty, the Report of Structural Adjusment Participatory Review International Network , London: Zed Books, 2004. Serra, Narcis dan Joseph E. Stiglitz. The Washington Consensus Reconsidered Towards a New Global Governance. New York : Oxford university press , 2008. Suara Merdeka. Pembatalan UU BHP Munculkan Masalah Baru.[diakses 15 Juni 2013] http:suaramerdeka.com Stiglitz, Josepth E. Globalization and Its Discontents. London: Penguin Books, 2002. Stiglitz, Joseph E. Making Globalization Work : Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia Yang Lebih Adil Hc. Jakarta: Mizan, 2009. 75 Stiglitz, Joseph E. Washington Consensus Arah Menuju Jurang kemiskinan, INFID, Jakarta, 2002 Tirtosudarmo, Riwanto. Mencari Indonesia: Demografi Politik Pasca Soeharto. Jakarta: LIPI Press, 2007. Toemion, Theo F. Uang dan malapetaka dunia hancurnya neokapitalisme dan neoliberalisme. Jakarta: Verbum Publishing, 2009. Tajuddin, M. Liberalisasi. Pendidikan: Sebuah Wacana Kontroversial .2010 “Tanya-Jawab Seputar Uu Dikti Nomor 12 Tahun 2012” oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D. Sekretaris DPT Ditjen Dikti diakses melalui http:luk.tsipil.ugm.ac.idaturUU122012tanyajawab.html T, May Rudy. Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah global. Bandung: PT Refika Aditama, 2003. “Undang-Undang No.22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi”. Diakses Melalui http:hukum.unsrat.ac.iduuuu_22_1961.htm “Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas”. Diakses Melalui http:www.hukumonline.compusatdatadownloadfilelt4c3d44a89102bp arent17215 “Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas”. Diakses Melalui http:riau.kemenag.go.idfilefileprodukhukumfcpt1328331919.pdf “Undang-Undang No.9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan”. Diakses Melalui http:datahukum.pnri.go.idindex.php?option=com_phocadownloadvie w=categorydownload=1036:uu9tahun2009id=21:tahun- 2009Itemid=27 Wibowo dan Francis Wahono ed, Neoliberalisme, Yogyakarta: Cinderalas Pustaka Cerdas, 2003. Wiliamson, John. “A Short History of The Washington Consensus” Fundación CIDOB for a conference. Barcelona, September 24 –25, 2004. Wiliamson, John. The Washington Consensus as Policy Prescription for Development A lecture in the series Practitioners of Development delivered at the World Bank on January 13, 2004. The author is indebted to colleagues at the Institute for International Economics 76 Wiliamson, John. The Washington Consensus as Policy Prescription for Development. January 13, 2004. The author is indebted to colleagues at the Institute for International Economics Wahab, Rochmat. Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara PT-BHMN Ditinjau Dari Perspektif Filosofis Dan Sosiologis. Jakarta, 2004 + ,-. + 1 2 ++ 2 2 2 2 3 + 1 2 ++ + + 2 3 1 + ++ 4 +5 + 5 + + 3 2 2 + 6 2 2 1 1 2 + 5 + 5 3 2 3 5 5 5 5 1 5 5 3 7 + ,-.3 2 8 8 7 1 2 2 + 2 1 5 + 1 2 2 1 + + + 2 + + ++ + +5 + + + 7 1 + +++ 2 4 - ++ 5 1 . + 2 9 - 9 : 2 0 4 + ; 2 0 4 + , 2 0 2 + 1 + 5+ 4 2 1 ++ 6 5 ++ 2 2 1 2 + + 2 2 7 6 + - + +5 + 5+ ++ . . . 2 2 9 + + + + : + 2 + 2 2 +5 4 6+ ; + + , 2 0 + + + ,-. + 7 + 2 0 - 9 - 1 + ,-. + 7 3 3 1 22 3 3 5 3 5 2 3 2 3 3 2 - 5 1 3 6 +6 5 + 5 5 ++ 5 3 1 ++ + . : . 2 + 2 1 5 + 3 1 4 ++ + 3 1 ++ + 5 2 2 2 3 2 0 5 2 2 1 9 1 + 6 3 + 5 2 2 2 3 1 ; 1 1 6 3 2 0 3 6 2 3 5 2 1 3 + 3 3 + + 1 + + 3 2 + + : = 2 = 2 = 1 1 6 ++ =7 2 ++ + 2 2 3 , 2 + 1 2 2 2 3 1 2 6 2 1 2 3 + + 3 1 ? 1 3 5 2 + 3 2 + 4 + + 2 3 2 1 2 =- 2 + =. 2 2 0 = =7 ++ 5 + + ; = ++ ++ + = ++ 0 = + 6 2 4 2 2 2 2 =7 ++ + 2 6 2 5 + , = ; = 6 ++ 1 2 = = ; 0 = +5 + 4 + ++ 1 2 1 =7 + + ; = ++ + 6 1 4 ++ 4 + 5 ++ = ++ 2 ++ 1 1 = ++ 0 = 3 + 3 1 + 3 3 5+ 3 5 =7 ++ = 5+ 4 + 6 5 7 5 7 6 = 6 + = 0 = + ++ =7 0 = + ++ 2 + + + + =- + 0 =7 2 1 4 ++ =. 6 2 ++ + + + = + + 6 5+ 4 ++ 2 2 2 5 + = + 7 = + 1 4 ++ =7 + 1 + + + 2 2 + 4 2 1 6 7 = + 6 + + 2 4 +5 + = 0 = 1 5 + 2 1 4 1 4 ++ 2 4 +5 + =7 2 =- + =. + 1 2 + =9 - =9 2 2 + 2 - = + + = + = + =7 + 0 = 5 . = + 2 4 + 1 2 1 ++ = ++ = 2 5 . 5 + 9 = 6+ + + 2 + 2 = 6+ 0 = + + + ++ =7 ++ 6+ 2 5 7 +5 : = +5 + 2 2 = +5 0 = + 2 4 + +5 2 +5 9 + 5 + 2 + + ++ ; = + 2 2 ++ = + 2 0 = 2 4 4 1 2 2 +5 + =7 + 2 2 + 5 + 2 =- + 2 2 =. 2 + 2 , = + + 2 2 4 ++ = + : = + = 2 4 1 2 2 +5 + =7 + 2 + 5 + ++ 2 =- + =. 2 + = + ++ + 2 1 4 + ++ = + ++ 0 = 2 2 5 ++5 4 4 + + 5 2 =7 + ++ 2 + 5 + ++ 2 =- ; =- + ++ ++ =. 2 + ++ 5 + + ++ = + + 6+ 0 2 4 ++ = + + 0 = 2 0 2 =7 + + 0 = + + 3 + 3 1 + 3 + 2 =- + + 0 =7 2 + 5 + 2 =. + + 0 =7 5 + + 0 =7 5 5 + 2 0 =9 , =9 + + 2 =: 2 + + = + 2 6+ 0 + 2 2 4 ++ = + 0 = 2 ++ +5 =7 + 2 + 5 + ++ 2 =- + =. 2 + 7 = + ++ 2 + 2 1 4 + ++ = + = + ++ = 2 2 ++ + 5 2 2 =7 + ++ 2 + 5 + ++ 2 =- + ++ ++ =. 2 + ++ 5 7 + +5 + - = + +5 + 2 2 + 1 2 = + +5 0 = + 2 4 + +5 0 2 +5 =7 + +5 0 = +5 + =- + =- + +5 2 + 5 + +5 4 + 2 2 = =. + +5 +5 =9 2 + +5 . = + 2 + +5 +5 + 2 = + 0 = + 2 4 + +5 0 2 +5 =7 + 0 = 1 =- + 2 + 5 + 4 + ++ 2 2 = =. + =9 =9 2 + 5 - + +5 9 = + = 2 3 3 1 ++ =7 6+ + 6+ =- 6+ 3 3 1 0 3 2 3 3 5 ++ =. +5 + +5 =9 +5 0 =. + 4 + +5 0 2 +5 =: +5 +5 3 =; 7 =; 2 6+ +5 : = ++ 9 0 = 5 1 + ++ ++ + + + 2 2 ++ 4 2 = 2 ++ + ; = 6+ +5 + 6+ +5 = 6+ +5 =7 6+ 1 + + 4 + 3 4 + + 6+ =- +5 1 + + - 4 + 3 4 + + +5 =. 6+ +5 1 + + 6+ +5 2 =9 + + 6+ +5 =: + 6+ 4 +5 5 + , = 5 + 2 2 1 2 5+ + 5+ 5+ 2 + 2 2 + = 5 + 0 = 2 1 ++ + 6+ +5 =7 + 0 = + . 7 = = 0 = 6 + 2 =7 2 2 7 = 2 2 + 2 2 0 1 2 2 + = 2 2 0 = 2 + + 0 0 1 3 2 =7 2 2 + 1 + 2 2 + =- 9 =- 2 2 2 0 = 0 = 0 =7 7 = + + 2 4 + 1 = 0 = + 2 4 2 =7 2 + 0 = 4 2 0 = + 2 5 + 77 = + + = + : = + + 2 + =7 + ? =- + + + + 0 + =. + 0 = + ? =9 + 2 2 =: + 0 =9 1 ? 0 + =; 2 + 2 0 = ? + 0 =7 1 ? + 0 =: 7- = + 4 +6 +6 2 = 2 + 4 0 = 5 ; 5 7. = 1 2 2 1 + 2 1 2 = 0 = + 1 + + 1 1 =7 0 = 2 3 1 3 1 3 + =- = + =. 0 =7 + 2 + + 79 +5 4 + +5 2 +5 1 + 5 7 , 5 7 7: = + 2 2 = + =7 5 - 7; = + + 3 2 3 4 1 = 0 = 7, = 6+ +5 2 = 2 6+ +5 =7 7 =7 2 6+ +5 = 0 = - = + = 0 = 5 . 2 - = 2 2 5 + + = 2 0 = 1 + =7 + 1 5 9 7 5 9 2 ? - = 2 ? 6+ 2 4 + + = 2 ? = + + + =7 + 2 ? 2 2 ? 0 1 + =- + + 2 ? 5 : 5 +5 5 + -7 = 5 +5 +5 + +5 + 2 4 + +5 2 +5 4 = 5 7 = 5 +5 0 = + 4 + +5 0 2 +5 4 =7 + + 5 +5 =- 2 5 +5 0 = -- = 5 + + 1 4 + = 5 + 0 = + 2 + +5 5 2 + =7 5 + = + 2 =- + + 5 + =. 2 5 + 77 -. = ++ 2 = = + 6 ++ + =7 = 2 + + -9 = 5 ++ 2 3 2 3 1 2 3 + 3 + 2 = 2 1 4 + 1 5 4 =7 7- =7 6 2 + + 5 + ++ 4 2 + -: = 6 ++ 2 2 1 = 0 = 4 ++ + 6 + + 0 =7 + ++ 2 4 2 6 =- 2 + + 5 + 4 ++ 7. 2 -; = 5 2 = ++ =7 5 4 =- 5 2 -, = + 2 + = + 0 = 79 2 + . = 2 + + + + + = 2 + + + + ++ 5 =7 2 + 1 =- 2 + + 3 2 + + 3 1 + =. 2 + 2 + 7: 2 . = 1 5 + 4 ++ = 2 . = 2 1 1 2 = 2 0 = 6 =7 2 + =- 2 0 =7 .7 7; .7 2 . 0 = 2 + 3 2 .- = + + + 3 + 1 + = + 0 = 5 + =7 + ++ + 1 2 =- 0 = 5 2 + + =. 7, =. = 5 + =9 6 1 =: 6 =; 6 0 =9 .. = + = = + 1 + =7 + =- + + =. + + =9 0 =. + + + =: - =: 0 =9 4 1 =; 2 = + 0 =- 0 =. .9 = 1 + = 0 = 5 5+ + 3 1 6 ++ + 3 1 2 + =7 + + + + 2 + =- - =- 2 5+ .: = 2 0 0 5 = 0 = + =7 5 0 = =- 1 6 2 0 = A .; = 5 2 0 3 1 + 3 1 - 1 ++ 3 2 2 + 1 3 = A = ., = 6 3 3 1 + 3 + 3 3 5 + = 6 6+ 4 ++ 2 6 +5 =7 6+ 2 4 ++ 2 +5 =- + -7 =- + 6+ 4 ++ 2 + +5 =. + 6+ 4 ++ 2 + +5 =9 6+ 1 4 ++ =: + 6+ + 4 + 1 4 ++ + 9 = + = + 2 + ? =7 0 = 0 0 =- -- =- =. 2 =9 1 ? + =: 2 0 = 0 =. 1 ? 0 =9 9 = 2 1 5 2 = 0 = 2 3 3 1 2 3 2 2 3 =7 -. + 9 = ++ + + = + + + 0 = 2 =7 2 ++ + = 6 1 + =- 2 6 2 ++ + 0 =7 97 + + + 3 3 1 3 2 3 5 6 5 9- = + + + 9 + = + + -9 = + + + = + 2 + + =7 + + + + = + 2 + + + 3 3 1 3 3 5 9. = ++ + 9- 1 5 6 2 + + + = + + = + + =7 0 = 1 3 + 1 3 1 -: 1 5 3 + 1 3 + 3 5 3 + =- 5 2 + =. ++ + 0 = 99 = = =7 9: ++ + 9- + 9; 2 + 9- 9. -; 5 9, = + 3 = + 0 = + =7 + 4 2 + : = + + = + + 2 2 2 2 =7 0 = 2 2 ++ 2 + =- -, =- + + 0 = =. 5 + 0 =- =9 2 + 0 =- 5 + 0 =. : = + + 2 = 2 ++ 2 + 0 = =7 2 2 2 +5 4 2 + + 0 = =- 2 + 0 = 5 2 : = 2 2 + + + +5 + = 2 . = 2 2 + + =7 + 2 = + ++ 2 2 2 2 +5 + =- + 2 +5 + : =2 2 +5 2 + =. + + 2 2 2 +5 + =9 2 2 2 0 = 2 +5 2 + =- + + 0 =. 2 5 :7 = + + 1 + = . = 1 + + 1 + =7 B + 0 = 0 2 + =- 2 2 + + =. 2 + =9 + + + 1 + =: 2 1 + :- 1 2 1 2 1 + + 1 + + 1 + C = + 2 + 1 + = + 4 :. . :. = 8 2 = = 5 3 + 3 1 2 3 + =7 2 0 = 5 :9 = 4 2 1 + + = 0 = 1 3 3 4 1 2 2 4 + 2 =7 .7 =7 + + =- 2 0 = 0 =7 5 7 :: = + = 5 + 3 6 3 1 2 3 2 + =7 0 = + =- + =. .- =. + :; = 2 0 0 3 + = 0 = 2 2 + =7 0 = + =- + =. + =7 5 :, = 5 2 4 = .. = + 5+ =7 2 2 2 =- 2 5 + 6 =. 2 2 5 ++ 5+ 5 + ; = 1 = = 6 4 + +6 =7 = + + ; = 1 = + + 4+ 4 = .9 = + 0 = 1 2 2 ; 2 :, ; ;7 = + 2 = + 2 ;- = = + 0 = .: 3 53 1 ? 3 3 + 3 5 3 6 4 3 3 4 ;. = 2 = 2 + + ;9 = 5 5 = 5 + 0 0 ;: .; ;: + + ;; = + + 1 + 1 + 3 2 + 3 1 = + + 0 = 2 + 2 =7 + + 0 = + + =- + 0 =7 + + + =. 2 + + 0 = ;, ., ;, = 2 4 2 ;7 + + + + 6 3 2 +5 + 2 + +5 + 6 3 1 = 0 = 5 4 =7 =- 2 0 = + =. + + + 5 =9 + 7 C = 0 =. =: 0 =. + + 9 , = + = 0 = 4 =7 2 + 0 = =- 0 = 2 + ? 3 3 1 2 + ? 3 + + =. = 2 + =9 2 = =. 9 , = = 0 = 1 + + +5 3 4 3 1 2 + +5 0 3 3 3 5 3 2 + 3 0 3 3 4 2 9 A , 1 ; 0 =7 ; 0 =7 , 0 =7 0 =7 0 =- 0 =7 7 0 =7 - 0 =- . 0 =- ; 0 =7 0 =- 0 =. 0 =9 0 =: 77 0 =9 7. 0 =7 7: 0 = - 0 = -9 0 = 9 0 =. :7 0 =7 0 =. :- 0 = :9 0 = :; 0 = , 0 =. 5 2 5 0 = 3 3 1 3 3 4 1 ? 3 2 5 0 = D ,7 + + ; 0 =9 0 =: - 0 =- -7 0 =7 -- 0 =- 9 0 = , 0 =- 2 = 4 = D 97 D ,- + D ,. + + + ,9 = 2 ,: ? ? + + = 2 1 + 2 + + = + 9- + 5 1 + + D ,; = = 2 = = 2 ,, + + 7 + = + 7 + + :; + + + -7 2 9. + + .; + 2 8 99 + 2 + ,-. 0 E 2 2 7 0 =7 + ,-. + 1 7 0 =. 2 ++ 2 2 2 2 9: + + 7 + 2 + 7 0 =7 + ,-. 5 ++ + + 7 0 =7 + ,-. 2 2 2 + 2 + + 2 4 +5 + 5 + + 2 1 ++ 9; ++ + + ++ ++ + 6 5 + + + 1 ++ 2 2 + + B 2 B 2 7 5 F F 1 ++ 0 6 5 1 5 G E 1 ++ 5 1 9, 5 1 G 22 E + + 5+ ++ 5 G E + ++ + + + 5 G 5 E + 2 2 5 5 F 2 F 2 6 5 F 2 F 6 2 4 ++ + 2 2 5 F F 1 ++ + 2 + + 5 : 5 G 2 E + + + + 2 + + + + - B 2 . 5 B 2 5 B 2 5 1 B 2 5 6 +6 ++ 5 2 2 9 5 B 2 5 B 2 5 1 B 2 5 B 2 5 : 5 B 2 5 5 B 2 5 B 2 5 G E 5 5 1 + 2 2 G E + 1 5 B 2 5 2 B 2 : B 2 ; 0 = G E G E G E 5 5 + + 0 = B 2 0 =7 B 2 , : , 0 = B 2 0 = G + ++ 1 2 1 0 E + 5 ++ +5 + 2 1 + ++ 0 =7 B 2 0 = B 2 0 = 5 2 1 0 5 5 + + 5 5 5 5 + ++ ++ + + + B 5 :7 5 + 2 5 5 2 5 1 + 2 5 + + ++ ++ +++ + ++ + + + 5 5 2 ++ 5 5 5+ 2 5+ + + + 5 5 ++ 2 1 + + 2 + 2 + + 0 =7 :- 0 =7 B 2 B 2 B 2 7 B 2 - B 2 . 0 = B 2 0 = 2 + ++ 9 0 = G 6+ E 2 +5 + 4 2 6+ +5 + +5 2 +5 0 + +5 6+ 1 +5 0 = :. 0 = B 2 0 =7 B 2 : 0 = B 2 0 = 2 4 + +5 + 5 2 2 + ; 0 = B 2 0 = G 0 E + 2 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 , B 2 :9 0 = + 2 + ++ = + + 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- G 2 E + 1 5 + + 0 =. B 2 0 =9 B 2 0 =: :: 0 =: B 2 B 2 7 0 = + 2 + ++ = + + 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 - 0 = B 2 0 = + +5 2 4 + +5 0 2 +5 2 4 + +5 + :; + +5 2 + +5 + + + ++ 4 4 + +5 0 2 +5 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 B 2 . 0 = B 2 0 = + 2 + + + +5 + 4 + +5 0 2 +5 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 :, 0 =9 B 2 9 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. +5 + +5 + 0 +5 + +5 0 =9 B 2 0 =: B 2 0 =; B 2 : B 2 ; B 2 , B 2 7 B 2 7 ; 7 B 2 7 B 2 77 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 ? + + 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 B 2 0 =: 1 ? + + 0 =; B 2 7- B 2 7. ; 7. 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 5 G E 2 5 G 1 E ++ + 5 1 G E 1 1 + ,-. + 2 1 5 B 2 0 =- G E 1 2 + ; G + E + 1 + + + + G E + 2 + + 0 =. B 2 79 B 2 7: B 2 7; B 2 7, B 2 - B 2 - 0 = 2 5 5 0 5 + + + + 0 = B 2 0 =7 ;7 0 =7 B 2 - B 2 -7 0 = G 5 +5 E 5 + + + + 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 -- 0 = G 1 0 E + + ++ 5 + G + 0 E + + 2 2 5++ 5 0 = ;- 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 -. 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 G 2 + E + 5 + ++ + G 2 + E + 1 + -9 0 = B 2 0 = G 2 E + 4 ;. G 5 4 E 5 + 5 + 0 2 4 + = 0 =7 B 2 -: B 2 -; B 2 -, B 2 . B . B 2 . B 2 .7 B 2 . - ;9 .- B 2 .. B 2 .9 B 2 .: 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 G E +5 0 =- B 2 .; B 2 ., B 2 9 0 = B 2 0 = ? ;: G E 2 1 4 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 B 2 0 =: B 2 9 B 2 9 B 2 97 5 G E + 2 2 + + 1 + 5 ;; 5 G E 0 2 5+ 6 1 5 1 G E 2 1 4 5 G 2 E + 1 2 5 G 5 6 5 E 5 2 ++ 9- B 2 9. 0 = B 2 0 = B 2 0 =7 ;, 0 =7 5 5 5 2 2 5 B 2 5 1 B 2 5 B 2 5 B 2 5 5 B 2 5 B 2 0 =- + 5 2 + + 0 =. B 2 99 , 99 B 2 9: B 2 9; B 2 9, 0 = 5 + + + 5 G E + 0 0 2 + 5+ 0 = B 2 0 =7 G+ 4 E + + + + + + + : , : 0 = B 2 0 = 2 2 2 2 2 ++ 2 2 2 + + 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 B 2 : 0 = G+ E + + = 4 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 : B 2 :7 , :7 0 = + 1 + + 2 + + G E + 1 + 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 0 =9 B 2 0 =: B 2 :- B 2 :. B 2 :9 0 = B 2 0 = ,7 0 = 5 G E 4 4 + 5 G E 4 + + 5 1 G 2 E 2 + 4 2 1 0 =7 B 2 0 =- B 2 :: B 2 :; B 2 :, ,- :, B 2 ; B 2 ; B 2 ; B 2 ;7 B 2 ;- B 2 ;. B 2 ;9 B 2 ;: + + ;; 0 = G + + E 6 6 2 0 = ,. 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. B 2 ;, 0 = 5 + + 2 4 + 2 5 + + 2 4 + 2 + + + + 5 1 ,9 5 1 4 2 0 = B 2 0 =7 B 2 0 =- B 2 0 =. G + + E 2 + 2 + + 0 =9 B 2 0 =: B 2 , B 2 , B 2 , B 2 ,7 B 2 , - ,: ,- B 2 ,. B 2 ,9 B 2 ,: B 2 ,; B 2 ,, B 2 B 2 .779 KETERANGAN SAKSI Prof. Dr. Sofian Effendi dalam Perkara di Mahkamah Konstitusi No. 103PUU-X2012 tentang Pengujian Undang-undang Republik Indonesia No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terhadap UUD NRI 1945 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, Sehubungan dengan permohonan pengujian Undang Undang Republik Indonesia No 12 tahun 2012, selanjutnya disebut UU Pendidikan Tinggi, terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, selanjutnya disebut UUD NRI 1945, yang dimohonkan oleh M. Nurul Fajri, dkk, selaku perwakilan Forum Peduli Pendidikan Universitas Andalas yang selanjutnya disebut Pemohon, sesuai registrasi di kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Nomor 103PUU-X2012 tanggal 8 Oktober 2012, dengan perbaikan permohonan No. 111PUU-X2012 tanggal 3 Desember 2012, perkenankan saya sebagai Saksi Fihak Pemerintah memberikan keterangan sebagai berikut:

A. Pokok Permasalahan

Pokok permasalahan yang diajukan oleh Pemohon adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Pasal 64 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Pasal 28C ayat 1, Pasal 28D ayat 1, Pasal 28I ayat 4, Pasal 31 ayat 1 dan ayat 4 UUD

1945, karena Otonomi Perguruan Tinggi di bidang akademik dan non-

akademik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64: a membuka peluang dan melegitimasi perguruan tinggi untuk menerapkan komersialisasi pendidikan tinggi; b membuka kesempatan kepada perguruan tinggi untuk mengelola keuangan seperti sebuah sebuah korporasi; c penyerahan otonomi non-akademik kepada PT badan hukum merupakan bentuk pelepasan tanggung jawab dan kontrol Negara terhadap pendidikan tinggi yang berkeadilan dan diskriminatif, sehungga bertentangan dengan UUD NRI 1945 Pasal 31 ayat 1; dan d membuka kesempatan kepada perguruan tinggi untuk melakukan abuse of power Versi: 20 Februari 2013 Comment [A1]: non-akademik 2 dalam bidang ketenagaan karena pegawai perguruan tinggi akan tunduk kepada perguruan tinggi sebagaimana ditetapkan dalam UUD NRI 1945 Pasal 28 D ayat 1; dan Pasal a quo melanggar Pasal 28 C ayat 1 karena tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warganegara untuk menikmati pendidikan tinggi.

2. Bahwa Pasal 65 ayat 1 sepanja ng frasa “atau dengan membentuk

PTN badan hukum” serta ayat 3 dan ayat 4 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Pasal 28C ayat 1, Pasal 28D ayat 1, Pasal 28I ayat 4, Pasal 31 ayat 1 dan ayat 4 UUD 1945, karena: a otonomi Perguruan Tinggi menjadikan pendidikan tinggi barang publik public good yang merupakan fungsi dan tanggungjawab Pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh PTN badan hukum menjadikan pendidikan tinggi barang privat, sehingga bertentangan dengan amanat Pasal 31 ayat 2 UUD NRI 1945; b bahwa bentuk PT Badan Hukum Pendidikan sudah dinyatakan Mahkamah bertentangan dengan UUD NRI 1945 dengan Putusan Perkara No. 11-14-21-126-136 PUU-VII-2009; c bahwa pemberian otonomi dapat menimbulkan praktek komersialisiasi yang dilakukan oleh pengelola PTN; d bahwa pemberian otonomi kepada perguruan tinggi negeri terutama di bidang keuangan berpotensi memberikan kewenangan kepada institusi perguruan tinggi untuk memungut dan memberlakukan berbagai bentuk biaya pungutan kepada mahasiswa masyarakat dan dapat menyulitkan akses masyarakat ekonomi lemah, sehigga bertentangan dengan ketentuan Pasal 28 C ayat 1; dan e bahwa pemberian otonomi kepada PTN yang menerapkan Pola Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum PPK-BLU berarti memberikan kemandirian pengelolaan dibidang keuangan oleh PTN belum tentu menyediakan pendidikan murah bagi masyarakat, sehingga bertentangan dengan Pasal 31 ayat 23 UUD 1945. 3. Bahwa Pasal 86 ayat 1 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Alinea IV Pembukaan dan Pasal 31 ayat 1 dan ayat 5 UUD 1945, karena: a Fasilitasi dan pemberian insentif kepada dunia usaha, masyarakat, dan perorangan untuk memberikan bantuan kepada Perguruan Tinggi telah melanggar pokok fikiran dalam Alinea IV tentang filosofi pendidikan nasional; b mereduksi tanggung jawab negara atas 3 pendidikan dengan memberi kesempatan kepada dunia usaha dan industri untuk terlibat dalam pendanaan pendidikan tinggi: c menyebabkan dekonstruksi pada dunia pendidikan tinggi Indonesia, dari pembentukan pendidikan tinggi yang berkualitas menjadi pendidikan tinggi yang menerapkan pradigma dunia usaha yang mengutamakan profit oriented; d Pasal a quo akan berakibat pada perubahan kurikulum Perguruan Tinggi yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. 4. Bahwa Pasal 90 UU Pendidikan Tinggi bertentangan dengan Alinea IV Pembukaan, Pasal 28C ayat 1 dan Pasal 28E ayat 1 UUD NRI 1945 karena: a menghambat pemenuhan hak konstitusional warga negara atas pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang dijamin dalam Alinea IV Pembukaan UUD NRI 1945, Pasal 28C ayat 1, dan Pasal 28E ayat 1; b merupakan pelanggaran kewajiban konstitusional pemerintah untuk menyediakan pembiayaan untuk pendidikan tinggi; dan c pemberian izin kepada perguruan tinggi Negara lain di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia bertentangan dengan kewajiban Negara melalui Perguruan Tinggi Negeri untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi.

B. Keterangan Saksi

Sebagai saksi yang ikut terlibat dalam penyusunan rancangan UU Perguruan Tinggi perkenankan saya memberikan keterangan tentang pemikiran dan suasana kebatinan dalam penyusunan pasal-pasal yang dimintakan uji materiil oleh Pemohon sebagai berikut: 1. Penyusunan RUU Pendidikan Tinggi berawal dari penugasan Dirjen Dikti kepada Dewan Pendidikan Tinggi, khususnya Majelis Pengembangan, Dewan Pendidikan Tinggi. Saksi adalah salah seorang anggota Majelis Pengembangan-DPT. Seingat saya dalam pembahasan tentang RUU Pendidikan Tinggi baik pada Majelis Pengembangan DPT, pada DPT, pada Panja RUU PT yang dibentuk Komisi X DPR, yang seluruhnya berlangsung hampir dua tahun, sejak Oktober 2010 sampai disahkan oleh DPR pada 16 Juli 2012, para penyusun sangat dijiwai oleh semangat ingin melaksanakan cita-cita 4 para pendiri Negara Bangsa dan para penyusun UUD NRI 1945 untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. ” 2. Penyusunan UU Pendidikan Tinggi bertujuan untuk menyediakan landasan hukum Kebijakan Umum Pendidikan Tinggi 2012-2014 guna mengatasi masalah-masalah pokok pendidikan nasional Indonesia menjelang ulang tahun ke 100 Negara Republik Indonesia. Seperti diungkapkan oleh Professor Hal Hill dan Dr. Thee Kian Wee dalam laporan mereka “Indonesian Universities: Cathing Up and Opening Up” Canberra, Australian Natonal University, 2011, “walau pun pendidikan tinggi Indonesia telah menunjukkan kemajuan sangat pesat dalam kurun waktu 6 dekade, dari sekitar 2000 mahasiswa pada 1946 menjadi 4,7 juta pada 2011, dari hanya 2 PT menjadi 3600 PT, namun hanya 5 persen dari seluruh PT nasional yang merupakan PT terbaik Indonesia, dan semuanya PTN. Namun, kemajuan PTN sangat terhambat oleh pengelolaan PT yang komplek, status tidak jelas, dan kurang terkait dan kurang didukung oleh pembiayaan yang sesuai standar global. Tanpa otonomi PTN Indonesia sukar mencapai status sebagai PT kaliber dunia dan bahkan status PT kaliber Asia.” 3. Para penyusun juga sangat menyadari gencarnya gerakan globalisasi pendidikan yang dimotori oleh World Trade Organization WTO yang merupakan upaya untuk mendorong komersialisasi dan komoditisasi sektor jasa termasuk 4 bidang layanan pendidikan yang bertujuan memaksimalisasi keuntungan dengan menjadikan pelayanan pendidikan tinggi sebagai jasa yang diperdagangkan tradable services. Dalam menyikapi globalisasi pendidikan tinggi, para penyusun memperhatikan sekali reaksi keras dari para ahli pendidikan dunia antara lain, Derek Bok sebagaimana tertulis dalam buku terbarunya “Universities in the Marketplace: The commercialization of Higher Education ” 2012, dan Phillips G. Altbach dalam artikelnya “Higher Education and the WTO: Globalization Runs Amok” 2003. Kedua ahli pendidikan ini melalui buku dan tulisannya selalu mengingatkan pemerintah negara berkembang akibat merugikan globalisasi bagi negara-negara tersebut. Altbach, misalnya, 5 mengingatkan bahwa WTO sedang melakukan kodifikasi regulasi untuk mengatur perdagangan pendidikan tinggi, sehingga nantinya perdagangan pendidikan tinggi diatur sama dengan perdagangan pisang serta komoditi lainnya. Kodifikasi tersebut akan sangat membelenggu kebebasan suatu Negara dalam merumuskan tugas dan fungsi perguruan tinggi dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan nilai-nilai luhur bangsa melalui pendidikan tinggi. Globalisasi pendidikan sudah melanda Indonesia sejak ditetapkannya UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menetapkan bidang usaha yang tertutup dan terbuka untuk penanaman modal asing Pasal 13 ayat 1 dan PP 36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka untuk Penanaman Modal. Dalam Daftar tersebut dicantumkan Bidang Pendidikan yang Terbuka untuk Penenaman Modal adalah: 1 Pendidikan Nonformal; 2 Pendidikan Anak Usia Dini; 3 Pendidikan Dasar dan Menengah; dan 4 Pendidikan Tinggi. Karena itu bila UU Pendidikan Tinggi tidak mengatur ketentuan tentang perguruan tinggi asing di wilayah NKRI, globalisasi pendidikan tinggi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar karena pelaksanaan jasa pendidikan tinggi harus menerapkan regulasi yang ditetapkan WTO. Disamping itu Indonesia tidak akan dapat menghambat dampak merugikan dari “illicit trade” atau perdagangan gelap pendidikan tinggi, karena yang beroperasi di Indonesia kebanyakan adalah PT tanpa akreditisasi. 4. Karena itu sebagian besar anggota Majelis Pengembangan Pendidikan Tinggi Indonesia lebih menerima pandangan Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO yang lebih mendorong internasionalisasi pendidikan sebagai gerakan kebudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan negara-negara berkembang melalui kerjasama lembaga pendidikan lintas negara. Jadi semangat UU Pendidikan tinggi adalah anti komersialisasi dan anti komoditisasi pendidikan tinggi, bukan sebaliknya seperti pendapat Pemohon. 5. Pemberian otonomi perguruan tinggi secara selektif tidak mengubah hakekat pendidikan tinggi menjadi private good. Dalam menilai