Latar belakang pembentukan Undang-Undang Pendidikan Tinggi

56 Permintaan terhadap Pendidikan Tinggi terus menigkat terutama pendidikan lintas negara. Menurut Jane Knight, terdapat beberapa hal yang menjadi pendorong perkembangan pesat perdagangan internasional pada jasa pendidikan, yaitu antara lain kemunculan penyedia jasa pendidikan yang berorientasi profit; perkembangan teknologi yang mendorong kemudahan penyampaian jasa pendidikan, baik skala domestik maupun internasional; sebagai respon terhadap pasar tenaga kerja; peningkatan mobilitas mahasiswa, profesor, dan program internasonal; terbatasnya kapasitas anggaran atau kemauan politik pemerintah untuk memenuhi naiknya permintaan domestik akan pendidikan tinggi The Impact of Trade Liberalization on Higher Education: Policy Implications ,The Observatory on Borderless Higher Education 2002:1. Dalam hal ini akibat dari ketentuan WTO melalui GATS maka Indonesia harus memprivatisasi Pendidikan Tingginya melalui kerangka GATS. Sifat negosiasi perluasan liberalisasi jasa dalam GATS dilakukan dengan model initial offer dan initial request. Dany Setiawan merangkum, setiap negara bisa mengirimkan initialrequest yaitu daftar sektor-sektor yang diinginkan untuk dibuka di negara lain. Negara diwajibkan meliberalisasi sektor-sektor tertentu yang dipilihnya sendiri atau disebut initial offer. Perundingan untuk perluasan akses pasar jasa ini dilakukan secara bilateral oleh masing-masing negosiator jasa tiap negara di Jenewa, yang apabila disepakati akan berlaku multilateral Liberalisasi Pendidikan dan WTO 2009:1 57

B. Analisis dampak penerapan Undang-Undang Perguruan

Tinggi No.12 Tahun 2012 Melihat subtansi dari Pendidikan pada Undang-Undang Perguruan Tinggi tahun 2012 UU PT tahun 2012 maka dapat dikatakan bahwa EPI sangatlah berperan penting dalam UU PT tahun 2012. Ekonomi politik internasional sendiri secara sederhana dapat diartikan menjadi dua kata yaitu state negara dan market pasar. Ketika terjadi hubungan timbal balik diantara keduanya maka ekonomi dan politik keduanya saling mempengaruhi. Namun pada perkembangannya politik mempengaruhi ekonomi lebih dominan Gilipin,2001; 77. Sebagaimana diketahui bahwa studi Hubungan Internasional mulai mengkaji ekonomi-politik internasional sejak tahun 1970, dan ekonomi-poltik internasional itu sendiri membutuhkan integrasi teori-teori dari disiplin ekonomi dan poltik, misalnya masalah-masalah dalam isu perdagangan internasional, moneter,dan pembangunan ekonomi Gilpin, 1987: 3. Lebih lanjut, Rudy 2003: 50-51 menjelaskan ekonomi-politik adalah hasil interaksi anatara kajian ekonomi dan kajian politik, yang mempertimbangkan serta dipengaruhi unsur ekonomi, unsur politik yang satu sama lain saling berinteraksi. Dan ekonomi politik internasional adalah interaksi mekanisme pasar internasional termasuk hal interdependensi, depedensi, dan globalisasi dengan sistem masyarakat internasional yaitu multi-state system dan pola hubungan antarnegara serta kebijakan masing-masing pemerintah untuk mempengaruhi situasi pasar internasional baik dalam bidang perdagangan maupun dalam bidang moneter. 58 Sebagai contoh adalah ketika kekuasaan membutuhkan ekonomi untuk memperkuat powernya. Terbentuknya rezim internasional adalah salah satu contoh nyata. Di satu sisi rezim internasional dibutuhkan untuk mempertahankan dan menstabilkan ekonomi internasional namun di lain sisi muncul kritik terhadap rezim internasional. Susan Strange mengkritik bahwa teori rezim berada pada passing fad, dan paling buruk merupakan legitimasi Amerika untuk melanjutkan dominasi pada ekonomi dunia Gilpin, 2001;85 Syamsul hadi menjelaskan, rezim internasional yang berkembang saat ini adalah yang aspek power yakni Pax Americana. Pax Americana adalah suatu situasi global dimana Amerika muncul sebagai kekuatan yang paling dominan didalam sistem internasional setelah perang dunia II. Dan fungsi kekuatan hegemoni ini adalah menyediakan atau mempromosikan apa-apa yang disebut international public goods, seperti misalnya keamanan, stabilitas dsb. Dalam konteks hegemoni Amerika atau Pax Americana, perdagangan bebas itu pada mulanya dilihat dan dipromosikan oleh Amerika sebagai public goods, sebagai sesuatu yang harus ada dan harus berlaku. Itu terutama dapat dilihat pada masa 25 tahun terakhir ketikaKonsensus Washington atau neoliberal begitu menguasai wacana pembangunan di dunia. Disinilah perdagangan bebas menjadi bagian dari Konsensus Washington, berdampingan dengan paket-paket deregulasi, privatisasi dan liberalisasi yang dipromosikan oleh lembaga-lembaga seperti IMF, WTO, dan Bank Dunia Syamsul Hadi. 2011C:11..