35
orientasi surplus value. Praktek liberalisasi akan menghilangkan tanggung jawab Negara dengan menyerahkan pendidikan kepasar, karena dunia
pendidikan merupakan ladang bisnis yang sangat menjanjikan Victor Nalle 2011:561-560.
Sejak putaran Doha di Qatar tahun 2000, Indonesia sudah berkomitmen dalam GATS dibidang pendidikan hal ini ditandai dengan
diundangkannya UU Sisdiknas Tahun 2003 atau UU No.20 Tahun 2003. Namun dengan dimakzulkan UU Sisdiknas tersebut oleh Mahkamah
Konstitusi maka saat ini UU tersebut tidak berlaku lagi Sofian Efendi. GATS: Neo-imprialisme modern dalam Pendidkan
2005:3. Jadi secara tidak langsung segala kesepakatan yang terjadi didalam GATS haruslah
dipatuhi dan dijalankan dengan cara meratifikasi perjanjian tersebut menjadi sebuah Undag-Undang, khususnya dalam bahasan skripsi ini
adalah Undang-Undang Perguruan Tinggi.
36
BAB III KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH
RATIFIKASI GATS
Pada bab ini menjelaskan tentang Kebijakan pendidikan tinggi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dimulai dari Undang-undang nomor 22 tahun 1961
tentang perguruan tinggi hinga Undang-Undang Pendidikan Tinggi No.12 tahun 2012.
A. Kebijakan pendidikan tinggi menurut Undang-Undang nomor
22tahun 1961 tentang perguruan tinggi. serta UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kebijakan mengenai pendidikan tinggi di Era Orde Lama telah ada dengan di Undangkannya UU nomor 22 tahun 1961 tentang pendidikan tinggi. Didalam
UU tersebut terdapat sepuluh bab untuk lebih jelasnya dapat dilihat didalam tabel 1.1 UU No.22 Tahun 1961 berikut ini;
No Bab
Pasal Penjelasan
1 BAB I
1-5 Ketentuan umum, seperti; Arti perguruan tinggi,
Tujuan, Kebebasan Ilmiah dan Mimbar serta kebebasan berorganisasi.
2 BAB II
6-8 Bentuk, tugas dan susunan perguruan tinggi
3 BAB III
9-10 Tingkat dan susunan pelajar, ujian dan gelar
37
4 BAB IV
11-16 Kelengkapan Perguruan Tinggi
5 BAB V
17 Kemahasiswaan dalam Perguruan Tinggi
6 BAB VI
18-21 Definisi Perguruan Tinggi
7 BAB VII
22-30 Perguruan Tinggi Swasta
8 BAB VIII
31-34 Ketentuan Lain
9 BAB IX
36-36 Ketentuan Peralihan
10 BAB X
37 Penutup
Sumber : diolah dari UU No.22 Tahun 1961 Kebijakan mengenai pendidikan tinggi pada masa Orde Lama sangat
dipengaruhi oleh pengaruh politik Manipol Usdek. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemerintah sadar benar akan posisi pendidikan sebagai mekanisme rekayasa
sosial, budaya.ekonomi dan politik karena itu tujuan pendidikan nasional serta upaya pendidikan tak mungkin dilepaskan dari konsep Manipol Usdek
. Pancasila-
ManipolUsdek adalah Moral dan Falsafah Hidup BangsaIndonesia serta merupakan manifesto persatuan Bangsa dan Wilayah Indonesia, demikian pula
merupakan perasan kesatuan jiwa sebagai Weltanschaung Bangsa Indonesia dalam penghidupan Nasional sebagai landasan bagi semua pelaksanaan
Pendidikan Nasional adalah Pancasila-ManipolUsdek. Dengan demikian, Pancasila-ManipolUsdek harus menjiwai semua segi Pendidikan Nasional Pasal
1, Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1965 Tentang Pokok- Pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila
Pada pasal 1 UU No. Tahun 1961 dijelaskan mengenai Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan
38
pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan dengan cara
ilmiah. Dari penjelasan mengenai UU No. 22 Tahun 1961 yang merupakan Undang-undang pertama Pendidikan Tinggi di Indonesia masih memerlukan
beberapa penyempurnaan sehingga pada pemerintahan orde baru disempurnakan melalui UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Penyempurnaan pada UU No. 22 tahun 1961 tertuang dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional yang kali ini mengikuti GBHN
Garis Besar Haluan Negara. Pada UU ini terdapat 20 Bab dan 59 pasal yang merupakan penyempurnaan UU sebelumnya, berikut tabel 1.2 UU No.2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional; No
Bab Pasal
Penjelasan 1
BAB I 1
Ketentuan umum, pendidikan nasional 2
BAB II 2-4
Dasar, Fungsi Dan Tujuan 3
BAB III 5-8
Hak Warga Negara Untuk Memperoleh Pendidikan
4 BAB IV
9-11 Satuan, Jalur Dan Jenis Pendidikan
5 BAB V
12-22 Jenjang Pendidikan
6 BAB VI
23-26 Peserta Didik
7 BAB VII
27-32 Tenaga Kependidikan
8 BAB VIII
33-36 Sumber Daya Pendidikan
9 BAB IX
37-39 Kurikulum
39
10 BAB X
40 Hari Belajar Dan Libur Sekolah
11 BAB XI
41-42 Bahasa Pengantar
12 BAB XII
43-46 Penilaian
13 BAB XIII
47 Peranserta Masyarakat
14 BAB XIV
48 Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional
15 BAB XV
49-51 Pengelolaan
16 BAB XVI
52-53 Pengawasan
17 BAB XVII
54 Ketentuan Lain-Lain
18 BAB
XVIII 55-56
Ketentuan Pidana
19 BAB XIX
57 Ketentuan Peralihan
20 BAB XX
58-59 Ketentuan Penutup
Sumber :UU No.2 Tahun 1989
Dari lima puluh bab dan lima puluh sembilan pasal tersebut, undang- undang tentang sisdiknas ini mencerminkan tentang kebijakan politik orde baru
yang berhaluan Pancasila dan GBHN yang ditetapkan oleh Presiden, hal ini terlihat melalui pasal 2 UU No.2 Tahun 1989 tentang sisdiknas.
Menurut peraturan UU No. 21989 tentang Sisdiknas yakni Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, danatau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang; Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
40
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional; Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya;
Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan
dan kedalaman bahan pengajaran; Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu;Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan; Tenaga pendidik
adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar danatau melatih peserta didik; Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran sertacara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar; Sumber daya pendidikan adalah
pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh
keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersamasama;Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia;Menteri
adalah Menteri yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan nasional UU No. 21989.
B. Globalisasi dan Kebijakan Pendidikan Tinggi