Pandangan Konsensus Washington John Wiliamson
32
multilateral yang dikenal dengan nama “Putaran Perdagangan” Trade Round”, sebagai upaya untuk mendorong liberalisasi perdagangan internasional.
Sebagai upaya mewujudkan cita-cita perbaikan ekonomi dunia yang hancur akibat perang dunia ke II. Amerika Serikat mempelopori di
selenggarakannya konfresi internasional diadakan di Bretton Woods, New Hampsire, AS pada tangga 22 Juli 1947. Konfrensi yang kemudian di kenal
dengan konfrensi Bretton woods di hadiri oleh 44 perwakilan negara. pertemuan selama 22 negara tersebut akhirnya melakukan Havana Charter yang berisikan
perjanjian Internasional Monetary Fund IMF, namun karena kongres AS sebagai inisiator International Trade Organization ITO gagal mencapai
kesepakatan tentang bentuk organisasi dan sistem operasi ITO, maka pembentukan ITO pun dibubarkan dan kemudian sebagai gantinya di bentuk
General on Tarif and Trade GATT pada 1947. Hatta, 2006: 53-56.
Dalam perkembangannya, GATT telah melakukan beberapa perundingan pertama di lakukan di Geneva, Switzerland 1947, kemudian Annency France
1948 Torguay, Switzerland 1950, Geneva Switzerland 1956, Dillon round, Geneva 1960-1961, Kenedy round, Geneva 1964-1967, Tokyo round, Geneva
1973-1979 dan terakhir Uruguay Round Marrakesh 1986-1994. Perundingan terakhir inilah yang dianggap salah satu perundingan yang paling menentukan
perkembangan GATT di masa yang akan datang. Putaran Uruguay merupakan yang menghasilkan persetujuan untuk membentuk sebuah organisasi perdagangan
yang di sebut World Trade Organization WTO Cano, Guiomar Alonso, dkk. eds, 2005: 38-39.
33
C.1 Ratifikasi Indonesia dalam GATS di bidang pendidikan.
GATS General Agreement on Trade and Service adalah kesepakatan multilateral dan berkekuatan hukum yang mengatur tentang
perdagangan jasa internasional. Perjanjian ini mengatur 12 sektor jasa termasuk jasa pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Ada empat
metode penyediaan pendidikan oleh asing yaitu: i cross border supply, ii consumption abroad, iii commercial presence, iv presence of natural
person Antisipasi Rencana Ratifikasi GATS, UGM : 2005 Ratifikasi adalah ra.ti.fi.ka.si n pengesahan suatu dokumen negara
oleh parlemen, khususnya penegesahan undang-undang, perjanjian antar negara, dan persetujuan hukum internasional KBBI. 2008-1147.
Konsekuensi dari komitmen Indonesia masuk menjadi anggota WTO sejak tahun 1994 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1994
Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization
, telah diikuti dengan kesertaan dalam menandatangani GATS General Agreement on Trade in Services. Pengaturan mengenai
GATS terdapat dalam Annex 1b dalam Piagam WTO, dan merupakan bagian tak terpisahkan dari WTO. Oleh Karena itu, lingkup keberlakuan
dari GATS tersebut mencakup negara-negara anggotanya dari seluruh dunia. Khususnya ASEAN, memandang perlu untuk mengambil sikap
mengenai kerjasama di bidang jasa, terutama dalam menghadapi
34
perdagangan di bidang jasa yang semakin global, khususnya setelah Perundingan putaran Uruguay berhasil memasukkan perdagangan jasa
dalam agenda perundingannya yang bermuara pada disepakatinya GATS Integrasi Ekonomi ASEAN dibidang Jasa, 2009 Kemudian dalam
Uruguay round yang ditandatangani pada tahun 1994 menjadi Undang- Undang No.7 Tahun 1994 tanggal 2 Nopember 1994 memberikan waktu
kepada Indonesia untuk melaksanakan kebijkan pendidikan dalam aturan GATS yang mengatur liberalisasi perdagangan pada 12 sektor, dimana
perjanjian tersebut menetapkan pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan sektor publik yang harus diprivatisasi. Arah liberalisasi
pendidikan sejalan dengan logika ekonomi kapitalisme dengan menjadikan pendidikan sebagai barang komersial Komoditi. Klasifikasi sektor jasa
menurut GATS tersebut ada 12 yaitu : ”Business services, Communication services, Construction and
related engineering services, Distribution services, Education services, Environmental services, Financial services, Health related and social
services, Tourism and travel related services, Recreational, cultural and sporting services, Transportational services, and Other services not
included elsewhere
.” Perjanjian tersebut mengatur tata cara perdagangan barang, jasa,
dantrade related intellectual property rights TRIPS atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan. Dalam bidang
jasa, yang masuk sebagai obyek pengaturan WTO adalah semua komoditas jasa, tanpa terkecuali bidang pendidikan. Liberalisasi Kapitalisasi
pendidikan sejatinya merupakan kepentingan kelas pemodal dengan
35
orientasi surplus value. Praktek liberalisasi akan menghilangkan tanggung jawab Negara dengan menyerahkan pendidikan kepasar, karena dunia
pendidikan merupakan ladang bisnis yang sangat menjanjikan Victor Nalle 2011:561-560.
Sejak putaran Doha di Qatar tahun 2000, Indonesia sudah berkomitmen dalam GATS dibidang pendidikan hal ini ditandai dengan
diundangkannya UU Sisdiknas Tahun 2003 atau UU No.20 Tahun 2003. Namun dengan dimakzulkan UU Sisdiknas tersebut oleh Mahkamah
Konstitusi maka saat ini UU tersebut tidak berlaku lagi Sofian Efendi. GATS: Neo-imprialisme modern dalam Pendidkan
2005:3. Jadi secara tidak langsung segala kesepakatan yang terjadi didalam GATS haruslah
dipatuhi dan dijalankan dengan cara meratifikasi perjanjian tersebut menjadi sebuah Undag-Undang, khususnya dalam bahasan skripsi ini
adalah Undang-Undang Perguruan Tinggi.