BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Radio Komersial dan Radio Non Komersial
Pada masa reformasi antara tahun 1997-2002, UU Penyiaran mengalami perubahan. Berdasarkan UU No. 322002 tentang Penyiaran tertulis bahwa
lembaga penyiaran radio di Indonesia terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga
penyiaran berlangganan.
17
Lembaga penyiaran komersial adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran
radio. Lembaga ini harus didirikan oleh warga negara Indonesia, dengan modal sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia.
18
Pelaksanaan penyiaran secara komersial dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga milik swasta. Oleh karena itu, munculah kemudian pengelola-
pengelola radio siaran dari pihak swasta yang tergabung dalam suatu organisasi Perssatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia PRSSNI.
Radio-radio yang berdiri sendiri atau swasta, badan usahanya berbentuk badan hukum seperti perseroan terbatas PT. Kelangsungan hidupnya tergantung
dari kepandaian mengatur dan mengelola siarannya, dalam mendulang pendapatan melalui iklan. Itu sebabnya radio siaran swasta bersifat komersial dengan
memperhitungkan rugi laba bagi perusahaannya.
17
Sudirman Tebba. Hukum Media Massa Nasional. h 96.
18
Drs Totok Djuroto, Msi. Mengelola Radio Siaran Mendulang Untung dari Bisnis Informasi dan Hiburan. h 171.
Bisnis media termasuk medium radio siaran sekarang ini bisa tumbuh dengan subur, karena manusia dalam melaksanakan hajat hidupnya membutuhkan
media untuk memperoleh informasi sekaligus untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Di sisi lain media massa menyediakan dan bahkan menjual
informasi tersebut. Maxwell E Mc Combs dan Lee B Becker dalam bukunya Using Mass
Communications Theory menyebut ada tujuh sebab mengapa manusia membutuhkan media massa:
1. Untuk mengetahui apa yang penting dan perlu baginya.
2. Untuk membantunya mengambil keputusan media jadi bahan rujukan
sebelum mengambil keputusan. 3.
Untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan. 4.
Memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian. 5.
Memberikan penguatan atas pendapatnya. 6.
Mencari konfirmasi atas keputusan yang diambilnya. 7.
Memperoleh relaksasi dan hiburan.
19
Sedangkan sebutan untuk lembaga penyiaran non komersial sebenarnya ditujukan kepada lembaga penyiaran yang tidak diperbolehkan bersifat komersial
atau dilarang menyiarkan iklan untuk mendapatkan profit, yaitu lembaga penyiaran publik dan lembaga penyiaran komunitas.
Lembaga penyiaran publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak
komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat, yaitu Radio Republik Indonesia yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibu
kota Negara Republik Indonesia.
20
19
Ibid. h 171.
20
Ibid. h 64.
RRI adalah radio yang resmi menyuarakan kepentingan dan kebijakan pemerintah. Untuk mencukupi kebutuhan pengelolaan siarannya, biaya operasional
RRI menjadi tanggungan pemerintah. Lembaga penyiaran komunitas adalah lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas,
serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Lembaga penyiaran komunitas merupakan komunitas nonpartisan tidak mewakili organisasi atau lembaga asing
serta bukan komunitas internasional. Lembaga penyiaran komunitas dilarang melakukan siaran siaran iklan atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan
masyarakat.
21
B. Peraturan dan Perundangan Radio Siaran