Teori X-bar Landasan Teori

a. Kalimat nomina Kalimat nomina adalah kalimat yang berpredikat nomina. Contoh: Dia guru saya. b. Kalimat statif Kalimat statif adalah kalimat yang berpredikat ajektiva. Contoh: Pernyataan orang itu benar. c. Kalimat numeral Kalimat numeral adalah kalimat yang berpredikat numeralia. Contoh: Anaknya banyak. d. Kalimat spasial Kalimat spasial adalah kalimat yang berpredikat frase preposisi yang menyatakan tempat. Kalimat ini juga disebut kalimat adverbia karena frase preposisi itu berfungsi sebagai keterangan. Contoh: Ibu ke pasar.

2.2.2 Teori X-bar

Dalam teori X-bar kalimat mempunyai tiga konstituen langsung, yakni dua konstituen frase NP dan VP dan satu konstituen sebagai verba bantu Haegeman, 1992:27-28. Universitas Sumatera Utara Dalam sebuah kalimat, baik AUX yang overt maupun tidak , kala ditempatkan di bawah simpul terpisah dan dilabeli dengan INFL infleksi. Infleksi mengganti AUX. Pada kalimat tanpa AUX yang overt, kala diusulkan sebagai sebuah kategori yang didominasi oleh INFL Haegeman, 1992:28. S NP INFL VP lampau Poirot -ed abandon the investigation Pada diagram di atas, INFL ditetapkan untuk kala lampau yang mendominasi afiks -ed. VP merupakan sebuah konstituen terpisah dari kala lampau. INFL adalah sebuah simpul yang diperlukan untuk mendominasi semua infleksi verba, termasuk orang dan properti jumlah Haegeman,1992:29. Pengertian infleksi menurut Kridalaksana 2001:83 ada dua yaitu, pertama, infleksi adalah perubahan bentuk kata yang menunjukkan pelbagai hubungan gramatikal; mencakup deklinasi nomina, pronomina, dan ajektiva, konjungsi verba. Kedua, infleksi adalah unsur yang ditambahkan pada sebuah kata untuk menunjukkan suatu hubungan gramatikal. Pengertian modalitas menurut Chaer 1994:262-263 adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan Universitas Sumatera Utara bicaranya. Sikap ini dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, atau juga keizinan. Dalam bahasa Indonesia dan sejumlah bahasa lain, modalitas ini dinyatakan secara leksikal. Umpamanya dengan kata-kata mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, ingin, dan seyogyanya. Pengertian komplemen menurut Kridalaksana 2001:114 ada dua yaitu, pertama, komplemen adalah kata atau frasa yang secara gramatikal melengkapi kata atau frasa lain dengan menjadi subordinat padanya; dalam arti yang luas mencakup objek langsung dan objek tak langsung; dalam arti yang sempit: hanya dipakai oleh ungkapan yang berfungsi sebagai keterangan untuk menyatakan waktu,cara, tujuan, dan sebagainya; kedua, komplemen adalah bagian dari frase verbal yang diperlukan untuk membuatnya jadi predikat yang lengkap dalam klausa; misalnya, guru adalah komplemen dalam ia menjadi guru, begitu pula patung yang bisu dalam Pak guru menganggap Tuti patung yang bisu.

2.3 Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur lainnya, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau penulis. Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang menopang penelitian yang sedang dikerjakan. Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada penelitian yang meneliti Struktur Kalimat Bahasa Batak Toba Berdasarkan Hubungan Subjek dan Predikat Analisis Teori X-Bar. Pembicaraan tentang struktur kalimat sudah banyak, tetapi penelitian terdahulu tentang struktur kalimat selama ini masih menggunakan teori tradisional. Misalnya, Tresiya 1981 dalam Universitas Sumatera Utara