Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Pengkajian Data

semua hal yang ingin diketahui maka populasi bisa berupa lembaga, individu, kelompok, dokumen, atau konsep Manase Malo, 1985: 149. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:889 populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sample; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Oleh sebab itu, yang menjadi populasi penelitian adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Lobutua, Kecamatan Lintong Ni Huta, Humbang Hasundutan yang jumlah penduduknya 685 orang.

3.2.2 Sampel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:991 sample adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar, bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan cara memilih beberapa orang dari masyrakat Desa Lobutua, Kecamatan Lintong Ni Huta, Humbang Hasundutan yang jumlahnya sepuluh orang dari populasi yang ada.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data lisan digunakan metode wawancara. Pengumpulan data lisan dilakukan di Desa Lobutua, Kecamatan Lintong Ni Huta, Humbang Hasundutan. Dengan menggunakan metode ini, peneliti terlibat langsung dengan Universitas Sumatera Utara narasumber penutur bahasa Batak Toba. Pemilihan narasumber didasarkan pada persyaratan-persyaratan berikut: 1. Berusia antara 25-65 tahun; 2. Lahir dan besar di daerah penelitian; 3. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar SD-SLTP; 4. memiliki kemampuan menggunakan bahasa daerahnya; 5. Dapat berbahasa Indonesia; 6. Sehat jasmani tidak cacat berbahasa dan memiliki pendengaran yang baik dan sehat rohani tidak gila atau pikun Mahsun, 1995. Untuk mendapatkan data tulis digunakan metode simak Sudaryanto, 1993: 133, 135 yang didukung oleh teknik catat. Metode simak merupakan penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Kegiatan ini pertama-tama dilakukan dengan berpartisipasi sambil menyimak- berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Jadi, peneliti terlibat langsung dengan dialog. Data tulis bersumber dari buku Sintaksis Bahasa Batak Toba Sibarani, 1997 dan Tata Bahasa Batak Toba Sinaga, 2002.

3.4 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Pada tahapan pengkajian data digunakan metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, teknik perluas, dan teknik balik Sudaryanto, 1995:55. Sebagai contoh terlihat pada kalimat di bawah ini. Mangingani jabu i ibana. menempati rumah itu dia Universitas Sumatera Utara ‘Dia menempati rumah itu.’ Teknik lesap digunakan untuk melesapkan unsur tertentu agar diketahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Hasil pelesapan itu ada dua, yaitu berupa tuturan yang dapat diterima oleh para penutur, dapat pula tidak. Bila dapat diterima berarti tuturan itu gramatikal; bila tidak berarti tidak gramatikal. Misalnya, pada kalimat Mangingani jabu i ibana. Jika unsur mangingani ‘menempati’ dilesapkan menjadi jabu i ibana ‘Dia rumah itu.’ Kalimat di atas menjadi tidak gramatikal dan bila dilihat dari bentuknya kalimat tersebut bukan kalimat sempurna. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan dengan menggunakan unsur tertentu. Pada kalimat mangingani jabu i ibana ‘Dia menempati rumah itu’ dapat diperluas dengan frase adverbia nunga leleng ‘sudah lama’ menjadi Nunga leleng mangingani jabu i ibana ‘Sudah lama dia menempati rumah itu.’ Struktur seperti ini dapat diterima secara sintaksis dan semantik dalam bahasa Batak Toba. Teknik ini digunakan untuk mengetahui komplemen dalam kalimat tersebut. Dari kalimat di atas frase nunga leleng ‘sudah lama’ merupakan komplemen dalam kalimat Nunga leleng mangingani jabu i ibana ‘Sudah lama dia menempati rumah itu.’ Teknik balik dilakukan dengan membalik satuan lingual data. Jika penggunaannya berupa tuturan gramatikal, informasi yang dihasilkan tidak berubah. Misalnya, kalimat Mago hepengna ‘Hilang uangnya’. Kalimat tersebut dapat diubah letaknya menjadi Hepengna mago ‘Uangnya hilang’ dengan informasi yang tidak berubah. Teknik ini digunakan untuk melihat bentuk atau Universitas Sumatera Utara pola kalimat yang paling tepat. Sebab kalimat bahasa Batak Toba pada umumnya berpola VOSK. Teknik ganti dilakukan dengan mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian dengan satuan lingual pengganti, misalnya, nomina ibana pada kalimat Mangingani jabu i ibana dapat diganti menjadi Mangingani jabu i nasida ‘Mereka menempati rumah itu.’ Bentuk dari kalimat di atas gramatikal karena dapat diterima secara sintaksis dan semantis. Dengan melakukan teknik ganti dapat diketahui apakah kalimat tersebut masih gramatikal atau tidak.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data