4.1.5 Kalimat Antipasif
Kalimat antipasif adalah kalimat berpredikat verba yang tidak dapat dipasifkan. Verba dalam kalimat antipasif tidak berperan sebagai transit atau
jembatan untuk menghubungkan subjek dengan objek. Verba seperti ini disebut verba intransitif. Kalimat yang memiliki verba intransitif itu tidak dapat
dipasifkan atau diubah menjadi kalimat pasif karena kalimat itu tidak memiliki objek yang berperan sebagai penderita atau tidak memiliki verba yang
membutuhkan objek sebagai penderita yang menerima tindakan yang dinyatakan oleh verba Sibarani, 1997: 178.
Bahasa Batak Toba mengenal verba intransitif dasar dan verba intransitif kompleks atau verba intransitif yang tidak mendapat imbuhan dan verba intransitif
yang telah mendapat imbuhan. Beberapa verba intransitif dasar
laho ‘pergi’
morot ‘bergeser’
ro ‘datang’
sahat ‘sampai’
jongjong ‘berdiri’
dungo ‘bangun’
hundul ‘duduk’
habang ‘terbang’
so ‘berhenti’
rumpak ‘tumbang’
Universitas Sumatera Utara
ngongong ‘bengong’
tangis ‘menangis’
contoh dalam kalimat: 1. Ai tu dia habang lali i?
PR ke mana terbang elang itu? ‘Ke mana burung elang itu terbang.’
2. Nunga rumpak hau i na bodari. Sudah tumbang pohon itu tadi malam.
‘Pohon itu sudah tumbang tadi malam.’ Afiks pembentuk verba intransitif
maN- → maningkot
‘bunuh diri’ ma-
→ maponggol ‘patah’
ha- → haruar
‘keluar’ mani-
→ manisio ‘berlindung’
masi- → masihepeng
‘mencari uang’ Semua jenis verba intransitif dapat digunakan sebagai predikat dalam kalimat
antipasif. Contoh: Nunga maponggol tali ni panggumi.
sudah patah tali M cangkulmu itu ‘Gagang cangkulmu itu sudah patah.’
4.1.6 Kalimat Ekuasional
Kalimat ekuasional adalah kalimat berpredikat nonverba yang identitas subjeknya diperkenalkan oleh predikat itu. Dalam kalimat ekuasional, subjek
Universitas Sumatera Utara
berkategori nomina atau pronomina dan predikat berkategori nomina, ajektiva, numeralia, atau adverbia frase preposisional Sibarani, 1997: 180-181.
Berdasarkan kategori predikat itu, kalimat ekuasional dapat dipilah sebagai berikut.
4.1.6.1 Kalimat nominal Dalam bahasa Indonesia, ada jenis kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina pronomina atau frasa nomina. Dengan demikian, kedua nomina atau frasa nomina yang disejajarkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk
subjek dan predikat Putrayasa, 2006:1. Contoh:
Jabuna do i. Rumahnya T itu
‘Itu adalah rumahnya.’ 4.1.6.2 Kalimat statif
Predikat dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Batak Toba dapat pula berupa adjektiva atau frasa adjektiva. Kalimat yang predikatnya adjektiva sering
juga dinamakan kalimat statif Putrayasa, 2006:15. Contoh:
1.Na gogoan ibana puang. PR kuatan dia kawan
‘Dia sangat kuat.’ 2.Banggar ibotom.
Demam saudarimu
Universitas Sumatera Utara
‘Saudara perempuanmu demam.’ 4.1.6.3 Kalimat numeral
Kalimat numeral adalah kalimat yang berpredikat numeralia. Contoh:
Opat do horbo nasida. Empat T kerbau mereka
‘Kerbau mereka empat.’ 4.1.6.4 Kalimat spasial
Kalimat spasial adalah kalimat yang berpredikat frase preposisi yang menyatakan tempat. Kalimat ini juga disebut kalimat adverbia karena frase
preposisi itu berfungsi sebagai keterangan. Contoh:
Di jabu do among nuaeng. Di rumah T ayah sekarang
‘Ayah di rumah sekarang.’
4.2 Struktur Kalimat Bahasa Batak Toba Berdasarkan Analisis Teori X-bar