Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4. Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
tunai. 5.
Pengembangan aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk
membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan
tidak dibayarkan. 6.
Tingkat pengembalian Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk
dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun tempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan
seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
H. Kebijakan Pemberian Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiyaan di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen Dividend
Payout Ratio menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai bentuk sumber pendanaan. Ratio ini menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan sebagai pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.
Laba ditahan dalam jumlah yang besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio. Aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi
laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan di perusahaan.
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash devidend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan
dividen tersebut adalah Sutrisno, 2000: 323 : 1.
Kebijakan pemberian dividen stabil Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya akan diberikan secara
tetap per lembar sahamnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang
stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan : a.
Bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil diprediksi memiliki risiko yang kecil.
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
b. Bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik di masa akan datang. c.
Akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.
2. Kebijakan dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan
pertumbuhan yang stabil. 3.
Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya bila laba
kecil, dividen yang dibayarkan juga kecil. 4.
Kebijakan pemberian dividen reguler ditambah ekstra Kebijakan pemberian dividen, dengan cara ini perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah
tertentu. Kebijakan dividen yang yang optimal pada pada suatu perusahaan adalah
kebijakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham Astuti, 2004: 144. Secara
umum ada tiga dasar dari kebijakan dividen, antara lain:
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
1. Kebijakan dividen biasa
Pada kebijakan dividen biasa atau reguler dividend policy, perusahaan membayar dividen per lembar saham dalam rupiah yang tetap setiap periode.
Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan investor atau pemegang saham sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan
lancar. Pada kebijakan ini dividen per lembar saham tidak pernah turun. 2.
Kebijakan dividen dengan persentase tetap pembayaran dividen tunai Kebijakan ini dikenal dengan nama constant payout ratio dividend policy.
3. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Kebijakan ini dikenal dengan nama lower reguler and ekstra dividend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap
periode dalam jumlah yang tetap dan rendah. Jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan
ditambah pembayaran dividen ekstra. Pada jumlah pembayaran reguler atau biasa, yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena
jumlahnya rendah hal ini juga akan menenteramkan perusahaan. Pada laba yang sangat bagus, perusahaan akan membayarakan ekstra dividen bagi
pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.
I. Rasio Keuangan dan Analisis Fundamental
Menurut Harahap 2006: 297, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding dengan teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut: a.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c.
Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. d.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score.
e. Menstandarisir ukuran size perusahaan.
f. Lebih mudah memperbandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”. g.
Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Teknik analisis rasio disamping memiliki keunggulan, juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari ketika penggunaanya. Adapun
keterbatasan analisis rasio itu adalah sebagai berikut: a.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
teknik seperti ini: 1.
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan cost bukan harga pasar. 3.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4.
Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
5. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan untuk menghitung rasio. 6.
Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 7.
Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan
bisa menimbulkan kesalahan. Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya
nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan bersangkutan Anoraga, 2006: 108.
Bagi para investor yang melakukan analisis fundamental, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang
paling mudah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya. Disamping
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa yang
telah dicapainya Tandelilin, 2001: 232. Analisis fundamental dapat menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis
rasio keuangan akan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan Net-Workoing Capital.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt
to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capilization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage dan
Cash Return on Sales. 3.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, dan Operating
Ratio.
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4. Rasio Pasar
Rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend per Share, Earning
per Share EPS, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share, dan Price to book Value
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN