Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di

usia yang aman untuk menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 sampai 30 tahun, tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini sampai usia 35 tahun masih dibolehkan untuk hamil. Umur berkaitan dengan kelompok umur tertentu yang lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan karena pertimbangan tingkat kerentanan. Gibson menyatakan umur merupakan variabel individu yang pada dasarnya semakin bertambah kedewasaan dan semakin banyak menyerap informasi yang akan mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan Sutanto, 2002. Menurut hasil penelitian Roeshadi 2004, tentang gangguan dan penyulit pada masa kehamilan di USU, diketahui bahwa umur reproduksi sehat pada seorang wanita berkisar 20-30 tahun. Mulidah 2002, menyatakan umur ibu 20 tahun atau 35 tahun memiliki resiko mengalami partus lama dan ibu dengan melahirkan anak pertama lebih besar resikonya mengalami partus lama Roeshandi, 2004.

2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010. Dari hasil penelitian ini ternyata persentase yang melahirkan dengan dukun lebih tinggi pada responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah daripada responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, yaitu 31,0 berbanding 7,4. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu bersalin dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru tahun 2010. Hasil analisa diperoleh nilai OR 5,65 artinya ibu bersalin yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki peluang 5,65 kali untuk memilih dukun sebagai penolong persalinannya dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikannya tinggi. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi daya intelektual seseorang dalam memutuskan suatu hal, termasuk penentuan penolong persalinan. Pendidikan ibu yang kurang menyebabkan daya intelektualnya juga masih terbatas sehingga perilakunya sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya ataupun perilaku kerabat lainnya atau orang yang mereka tuakan. Menurut Kuncoroningrat 1997 Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah seseorang tersebut menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat mempengaruhi daya intelektual seseorang dalam memutuskan suatu hal, termasuk penentuan penolong persalinan. Pendidikan ibu yang kurang menyebabkan daya intelektualnya juga masih terbatas sehingga perilakunya sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya ataupun perilaku kerabat lainnya atau orang yang mereka tuakan. Pendidikan seseorang dikategorikan kurang bilamana ia hanya memperoleh ijazah hingga SMP atau pendidikan setara lainnya kebawah, dimana pendidikan ini hanya mencukupi pendidikan dasar 9 tahun. Sementara pendidikan reproduksi baru diajarkan secara lebih mendetail di jenjang pendidikan SMA ke atas Depdiknas, 2007 Hal ini sesuai dengan pendapat Lukito 2003 dimana pemanfaatan masyarakat terhadap berbagai fasilitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin mudah seseorang untuk memahami sebuah perubahan dan manfaat sebuah perubahan, khususnya bidang kesehatan Lukito, 2003. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bangsu 1998 menunjukkan bahwa pendidikan ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan kurang, 86,21 memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan dan ibu yang berpendidikan tinggi, 85,42 memilih tenaga medis sebagai penolong persalinan Bangsu, 1998. Andi Prabowo 2001 juga menemukan bahwa adanya hubungan antara rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suhari, dkk 2003 di Desa Sikapat Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah yang menyatakan bahwa rendahnya faktor pendidikan memberi gambaran terhadap ketidak tahuan akan informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi, termasuk perlunya memanfaatkan fasilitas medis yang ada dalam pemeriksaan kehamilan dan persalinan Suhari, 2003. Masih adanya ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan tetapi persalinanya masih ditolong oleh dukun, hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor lain seperti sosial budaya dan pengaruh keluarga dimana memang sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga ibu tersebut untuk melahirkan dengan dukun.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di

Dokumen yang terkait

Determinan Pemanfaatan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Aceh

1 56 155

Determinan Pemilihan Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan Tahun 2012

0 52 137

Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Bangko Pusako Kabupaten ROKAN Hilir Riau Tahun 2009

1 40 104

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG BABUNGO KABUPATEN SOLOK TAHUN 2012.

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABAI KECAMATAN SANGIR BATANG HARI KABUPATEN SOLOK SELATAN.

0 1 13

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARHARJO KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES TAHUN 2010 - UDiNus Repository

0 1 2

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN TAHUN 2017

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR IBU DALAM MEMILIH TENAGA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2017 SRI NORLINA, S.ST., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN LATAR BELAKANG - Tampilan FAKTOR-FAKTOR IBU DALAM MEMILIH TENAGA PENOLONG

0 0 5

a. Nama (Inisial) - Determinan Pemanfaatan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Aceh

0 0 37

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA SUNGAI ASAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ASAM KABUPATEN KUBU RAYA (STUDI PADA IBU – IBU ETNIS MADURA)

0 0 17