penelitian ini. Setelah mendapatkan partisipan penelitian yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah membina rapport yang
baik dengan partisipan penelitian ini. Partisipan pertama adalah bidan koordinator kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Desa Baru, partisipan kedua petugas kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Desa Baru. Partisipan ketiga diperolah berdasarkan petunjuk dari partisipan pertama dan kedua yaitu seorang dukun bayi yang aktif menolong
persalinan dan mayoritas persalinan non nakes ditolong oleh dukun tersebut. Partisipan keempat didapatkan secara kebetulan, dimana pada saat menemui partisispan ketiga
dukun bayi, kebetulan dukun tersebut sedang menunggui persalinan partisipan ke empat. Partisipan kelima adalah Wali Nagari Desa Baru. Berikut deskripsi performa
masing-masing informan:
1. Bidan Juna.
Bidan Juna merupakan bidan pengelola KIA Puskemas Desa Baru dan sekaligus sebagai koordinator bidan desa wilayah kerja Puskesmas Desa Baru.
Bidan Juna adalah tamatan DI Kebidanan, merupakan penduduk asli Desa Baru dan sudah mengabdi di Desa Baru selama 15 tahun yang diawali dengan menjadi bidan
selama 13 tahun, dan menjadi bidan koordinator KIA sejak 2 tahun terakhir. Selain itu Juna juga aktif menolong persalinan dan di rumahnya ia meenyediaakan tempat
pelayanan BPS Bidan Praktek Swasta yang memperoleh izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Tetapi walaupun sudah ada BPS, hanya
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat berobat, sedangkan untuk pertolongan persalinan masih dilakukan di rumah-rumah masyarakat karena
menurut bidan Juna masyarakat selalu meminta untuk bersalin di rumah. Sekarang Bidan Juna sedang melanjutkan pendidikan di Akademi Kebidanan Pasaman Barat
semester enam.
2. Yanti
Yanti adalah seorang perawat tamatan SPK yang juga merupakan penduduk asli Desa Baru. Setelah tamat SPK langsung diangkat menjadi PNS sebagai perawat
di Puskesmas dan telah mengabdi selama 13 tahun. Yanti adalah satu-satunya perawat yang aktif menolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru
karena sering diminta oleh masyarakat untuk menolong persalinan. Menurut Yanti, dia sering merasa risih dengan bidan-bidan yang ada di wilayah desa baru karena
masyarakat juga memanggil dirinya dengan panggilan Bidan Yanti padahal Yanti menyadari bahwa dirinya bukanlah bidan. Sekarang Yanti juga sedang
melanjutkan pendidikan di Akademi Kebidanan Pasaman Barat semester enam. Menurut Yanti tujuannya melanjutkan pendidikan ke Akademi Kebidanan selain
menghindari ejekan teman-teman kerjanya, juga supaya bias mendapatkan legalitas untuk menolong persalinan.
3. Nenek Jiri.
Nenek Jiri adalah seorang dukun bayi yang paling aktif dan banyak menolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru. Menurut bidan Juna
dan Yanti selain sebagai dukun bayi nenek Jiri juga merupakan seorang tokoh yang sangat disegani oleh masyarakat Desa Baru. Nenek Jiri mempunyai 3 orang anak.
Dalam proses melahirkan ketiga orang anaknya tersebut, penolong persalinanya adalah ibu kandungnya sendiri. Setiap melahirkan ia selalu diajarkan oleh ibunya
cara menolong persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi. Berbekal ajaran dari ibunya tersebut, Jiri muda mulai menolong persalinan masyarakat sejak usia 35
tahun. Nenek Jiri juga pernah beberapa kali mengikuti pelatihan dukun dan mempunyai peralatan pertolongan persalinan, seperti bak instrument, gunting tali
pusat, dan timbangan bayi yang diperolehnya dari pelatihan dukun tersebut. Sampai sekarang menurut nenek Jiri, ia sudah menolong ribuan persalinan. Saat ini
walaupun usianya sudah mencapai 73 tahun, namun nenek Jiri masih kelihatan sehat dan enerjik. Menurut pengakuan nenek Jiri sebetulnya ia sudah merasa terlalu
tua untuk menolong persalinan, akan tetapi setelah nenek Jiri menganjurkan untuk memanggil bidan, masyarakat malah tetap memohon agar nenek Jiri mau
menolong. Hal inilah yang sering membuat nenek Jiri merasa tidak tega untuk menolak permintaan tersebut.
4. Rohana.