Tingkat Tanggung Jawab dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu hasil penelitian ini di golongkan menjadi dua yaitu tanggung jawab yang tinggi mencakup tinggi dan sangat tinggi dan tanggung jawab yang kurang tinggi mencakup yang cukup tinggi, kurang tinggi, dan sangat tidak tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 53,34 mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang kurang tinggi.

1. Mahasiswa yang kurang tinggi tanggung jawabnya

Data penelitian ini menunjukan tanggung jawab yang kurang tinggi mencakup yang cukup tinggi ada 19 mahasiswa dengan presentase 31.67, kurang tinggi ada 13 mahasiswa dengan presentase 21.67, dan sangat tidak tinggi 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 32 53,34 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang kurang tinggi tanggung jawabnya. Beberapa akibat yang terjadi jika mahasiswa memiliki tanggung jawab yang kurang tinggi: 1 menerima resiko dari melalaikan tugas, 2 tidak dipercaya oleh orang lain karena kurang bisa mengendalikan diri dalam bertindak, 3 kurang bisa memanfaatkan waktu luang, 4 mudah putus asa atau pesimis ketika menghadapi kesulitan, 5 kesulitan pada tugas perkembangan selanjutnya karena mengalami mengalami kegagalan dalam salah satu tugas perkembangan yang sedang dijalaninya. Mahasiswa yang kurang tinggi tanggung jawabnya disebabkan oleh faktor internal dalam diri orang yang bersangkutan, dan faktor eksternal seperti keluarga, sekolah, lingkungan sosial. Faktor internal: kurangnya kebiasaan untuk 1 berani menanggung resiko atau konsekuensi, 2 mengendalikan diri, 3 merencanakan langkah-langkah mencapai tujuan, 4 menentukan tujuan hidup, 5 melakukan kewajiban, 6 selalu mandiri, 7 berusaha mencapai hasil yang baik, 8 proaktif, 9 bersikap positif dalam mengerjakan tugas, dan 10 merenung atau refleksi Josephson, Peter, Dowd, 2003: 104-123. Faktor eksternal yaitu: 1 orang tua yang overprotektif, 2 selalu memanjakan anaknya sejak kecil sehingga menjadi orang yang kurang memiliki tanggung jawab, dan 3 kurang belajar mandiri sehingga bergantung pada orang lain seperti orang tua, saudara, pada orang yang lebih dewasa, dan pada temannya. Upaya untuk peningkatan tanggung jawab mahasiswa dapat dilakukan oleh: 1 mahasiswa dapat memakai usulan topik-topik, tujuan dari topik, metode, serta sumber dalam penelitian ini untuk merancang kegiatan dialog program studi, kegiatan belajar, atau kegiatan lainnya, dan 2 dosen program studi Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan usulan topik-topik dalam penelitian ini untuk merancang kegiatan sebagai bahan mengajar di kelas, dialog program strudi, weekend moral, serta kegiatan lainnya. Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling akan menjadi calon guru Bimbingan dan Konseling atau konselor. Untuk menjadi konselor yang kompeten perlu mempunyai kepribadian yang berkualitas agar menunjang jalannya konseling yang efektif. Beberapa ciri-ciri kepribadian yang perlu dimiliki konselor: 1 beriman dan bertakwa, 2 komunikator yang terampil, 3 pendengar yang baik, 4 memiliki ilmu yang luas terutama tentang wawasan tentang manusia dan sosial-budaya, 5 menjadi narasumber yang kompeten, 6 fleksibel, tenang, dan sabar, 7 menguasai keterampilan atau teknik, 8 memiliki intuisi, 9 memahami etika profesi, 10 respek dan jujur, 11 empati, memahami, menerima, hangat, dan bersahabat, 12 fasilitator dan motivator, 13 emosi stabil dan pikiran jernih, 14 Objektif, rasioanl, logis, dan konkrit, 15 konsisten dan tanggung jawab.

2. Mahasiswa yang tinggi tanggung jawabnya

Data penelitian ini menunjukan tanggung jawab yang tinggi mencakup tinggi ada 17 mahasiswa dengan presentase 28,33, dan sangat tinggi ada 11 mahasiswa dengan presentase 18,33. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 28 46,67 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tinggi tanggung jawabnya. Mahasiswa yang memiliki tingkat tanggung jawab sangat tinggi dan tinggi memperoleh pendidikan yang cukup baik dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial sehingga mereka mampu memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam melakukan perannya sebagai seorang pelajar. Tanggung jawab yang tinggi tidak terbentuk begitu saja dalam diri mahasiswa, tetapi dapat terbentuk melalui intensitas dengan orang lain. Dalam pembentukan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat adalah faktor internal, dan faktor eksternal seperti: keluarga, sekolah, lingkungan sosial. Tanggung jawab yang tinggi dapat dimiliki oleh mahasiswa apabila mereka mampu melakukan tugas perkembangannya dangan baik sesuai dengan perannya sebagai pelajar. Selain itu adanya dukungan dari pihak- pihak eksternal yang membuat mahasiswa menjadi pribadi yang bertanggungjawab, sesuai dengan perannya sebagai pelajar yang menjalankan kewajiban yang dimilikinya. Manfaat memiliki tanggung jawab yang tinggi, yaitu: 1 memiliki kesiapan untuk meghadapi hambatan, 2 dipercaya oleh orang lain, 3 bisa memanfaatkan waktu luang, 4 optimis ketika menghadapi kesulitan, dan 5 akan berhasil menjalankan tugas perkembangan selanjutnya. Berikut ini yang meyebabkan atau mempengarui mahasiswa dalam mencapai tingkat tanggung jawab yang baik Raka, dkk, 2011: 43-47 yaitu: a. Keluarga Pembentukan tanggung jawab berawal dari keluarga, kususnya orang tua yang membimbing dan membantu anak tembuh menjadi dewasa, melalui latihan-latihan seperti: memberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang menurutnya baik, membuat pilihan-pilihan yang akan dilakukan untuk menyelsaikan masalah. Keluarga adalah tempat untuk belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah. Selain itu juga mengembangkan konsep awal mengenai keberhasilan dalam hidup.

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Perwalian Anak–anak Terlantar Ditinjau Dari Undang-Undang No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak dan Undang–Undang No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial (Studi Di Dinas Sosial Kota Medan)

4 86 102

Tanggung Jawab Perdata Dokter Dalam Transaksi Terapeutik Antara Dokter Dengan Pasien (Studi Kasus RSUD.Dr.Djoelham Binjai)

16 135 117

Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara Ditinjau Dari Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999

1 75 113

Tanggung Jawab Direksi Yang Bertindak Sebagai Personal Garansi Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas (PT)

0 56 95

Tanggung Jawab Direksi Yang Bertindak Sebagai Penanggung Utang Perseroan Jika Perseroan Dinyatakan Pailit

2 74 140

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pembuatan Akta PPAT Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 94/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Pst)

9 117 131

Pelaksanaan Tanggung Jawab Pemeliharaan Anak Setelah Terjadi Perceraian (Penelitian Di Kota Banda Aceh)

0 18 155

Tanggung jawab mahasiswa (studi deskriptif tanggung Jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dan implikasinya pada usulan topik-topik peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan Da

1 3 100

Contoh Makalah Tentang Mahasiswa dalam Organisai dan Tanggung Jawab Sosial

1 4 20

Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa

0 0 4