Sejarah Credit Union Bererod Gratia

49 koperasi ini beralih menjadi koperasi konsumsi yang banyak berspekulasi uang sehingga koperasi ala Raiffeisen lenyap dan yang bermunculan adalah koperasi serba usaha. Tahun 1967 para penggerak ekonomi Indonesia menghubungi WOCCU untuk mendiskusikangagasan Credit Union di Indonesia sebagai sarana sekaligus Wahana pengentasan masyarakat marjinal. Usulan ini mendapat tanggapan positif dari WOCCU.Sebagai wujud keseriusannya WOCCU mengirim Mr A.A. Bailey untuk datang ke Indonesia. Awal Januari 1970 para penggerak ekonomi Indonesia dan WOCCU bersepakat membentuk wadah yang diberi nama Credit Union Counselling Office CUCO yang dipimpin oleh

K. Albrecth Karim Arbie, SJ tahun 1971 mengangkat Drs. Robby Tulus

sebagai Managing Director untuk menjalankan kegiatan operasinya.

3. Sejarah Credit Union Bererod Gratia

Berangkat dari pesta persaudaraan yang setiap tahun dirayakan di bulan Januari yang merupakan pesta Natal dan Tahun baru keluarga besar karyawan karyawati KWI bersama dengan anggota keluarga mereka, diusulkan pentingnya kebersamaan yang berkesinambungan dan menyejahterakan.kebersamaan tersebut misalnya diwadahi dalam gerakan koperasi. Dalam mewujudkan wadah tersebut pernah mengundang nara sumber penggerak Credit Union di Probolinggo untuk mensosialisasikan tentang “Apa itu Credit Union?” Bagaimana membangun dan mengembangkan CU?Apa kelebihan dan keuntungan dengan gerakan CU? 50 Betapa sulit dan beratnya memulai sesuatu yang baru dalam kebersamaan, khususnya dengan gerakan Credit Union. Ada ide sejak tahun 2002 baru dilaksanakan pada tahun 2006 dan itu dengan “kenekatan” untuk melangkah. Baru pada awal tahun 2006 kehadiran Romo Stephanus Bijanto CM yang menjadi sekretaris Komisi PSE KWI dan berpengalaman dalam menggerakkan Credit Union di Kalimantan dan Papua mengadakan saling tukar pengalaman tentang beberapa pertanyaan di atas untuk diwujudkan di karyawan karyawati KWI. Dalam dialog tersebut dimulai dengan informasi tentang Credit Union yang ada di Jakarta, misalnya CU di Jakarta yang anggotanya sekitar 1500 orang dengan total aset 14 milliar rupiah. Mereka sudah berjalan selama sepuluh tahun dan bila dibagi rata-rata belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.Gerakan CU seperti itu masih dalam kategori membangun CU untuk mengatasi kesulitan keuangan. Menurut Romo Stephanus Bijanto CM perlu membangun credit union yang bertujuan untuk merancang kesejahteraan yang berkesinambungan.Menindaklanjuti dari pembicaraan demi pembicaraan tentang gerakan credit union, pada selasa 21 Maret 2006 PSDM KWI Romo Maryo SJ mempersilahkan untuk mengadakan sosialisasi CU di tengah karyawan-karyawati KWI.Dalam pelaksanaanya difasilitasi oleh Bapak Abbat Elias SE bersama Bernard Situngkir dari induk koperasi kredit dan dimoderatori oleh Romo Bijanto CM selaku sekretaris Komisi PSE KWI. 51 Dalam berbagai informasi tentang credit union ini banyak pertanyaan yang diajukan oleh para peserta tentang “Kegagalan demi kegagalan dari berbagai koperasi yang termasuk credit union. Bagaimana jika CU bangkrut apakah KWI akan menanggung?”. Credit union bukan melekat kepada lembaga seperti kantor KWI, tetapi melekat pada setiap orang yang menjadi anggota CU. Lembaga seperti KWI hanya bermitra dengan CU untuk membangun wadah merancang kesejahteraan pribadi bersama dengan orang lain. Untuk memantapkan gerak langkah dalam ber-CU kami mencoba hadir sebagai peninjau dalam RAT BK3D Kalimantan Samarinda 21-23 April 2006. Dalam RAT tersebut diikuti oleh banyak anak muda sekitar 200 orang lebih dan diselenggarakan di sebuah pusat pelatihan dan gelanggang olah raga Samarinda. Partisipasi mereka dalam diskusi dan mengkritisi pertumbuhan CU di BK3D Kalimantan memberikan gambaran bahwa peran meraka dalam membangun ekonomi kerakyatan ke depan sangat besar. Dalam acara RAT diselingi juga kunjungan lapangan di beberapa tempat CU Samarinda antara lain CU Daya lestari. Kami menyaksikan perkembangan langsung beberapa CU di pedalaman yang lebih familiar daripada lembaga keuangan lain yang profesional sekalipun. Dari perjalanan angan-angan, diskusi dan studi banding tentang “APA, BAGAIMANA dan MENGAPA harus membangun Credit Union sebagai wadah menyejahterakan karyawan dan masyarakat, kami memberanikan diri untuk memulai dengan mengadakan Renstra Credit 52 Union pada tanggal 11-14 Mei 2006 di gedung KWI lantai empat. Renstra difasilitasi oleh tim BK3D Kalimantan yang dipimpin bapak A.R. Mecer, sekitar 30 orang yang berasal dari karyawan-karyawati KWI dan beberapa perwakilan dari tempat lain.Kata “Bererod” diambil dari bahasa Betawi yang berarti beriringan dan “Gratia” dari bahasa latin yang artinya rahmat. Dari asal kata tersebut diharapkan melalui Credit Union Bererod Gratia secara bersama-sama memperoleh Rahmat. VISI Menjadi Gerakan Credit Union Terpercaya dan Profesional Menuju Masyarakat Mandiri dan Sejahtera. MISI 1. Mengelola CUBG secara Transparan dan Akuntabel. 2. Memberikan Pelatihan dan Pendidikan Berkesinambungan kepada pengelola. 3. Memberikan Pendidikan dan Pendampingan tentang pengelolaan keuangan dan kewirausahaan. 4. Menciptakan produk inovatif sesuai kebutuhan anggota. 5. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan gerakan Credit Union. 53 Nilai-Nilai Integritas, Kreatif, Bertanggung Jawab, Semangat Kerjasama, Peduli, Mengembangkan diri dan Tekun.

B. Struktur Organisasi