Model Kesuksesan Sistem Informasi

bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan Use dan kepuasan pemakai User Satisfaction . Besarnya penggunaan Use dapat mempengaruhi kepuasan pemakai User Satisfaction secara positif atau negatif. Penggunaan Use dan kepuasan pemakai User Satisfaction mempengaruhi dampak individual Individual Impact dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional Organizational Impact . 1. Perluasan Model Kesuksesan Sistem Informasi Berdasarkan perkembangan-perkembangan sistem teknologi informasi dan lingkungan penggunaanya. DeLone dan McLean pada tahun 2003 memperbarui modelnya dengan memperluasnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi DM diperbarui The Reformulated DM IS Success Model . Beberapa ditambahkan dari model yang lama , yaitu sebagai berikut ini: a. Memasukkan variabel kualitas pelayanan Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga berkembang, tidak hanya menjadi penyedia informasi information provider saja, tetapi juga penyedia pelayanan service provider . Untuk mengukur jasa pelayanan ini, maka DeLone dan McLean 2003 mengusulkan menambah suatu variabel baru, yaitu variabel kualitas pelayanan service quality . b. Merubah variabel-variabel dampak individual dan organisasional menjadi manfaat-manfaat bersih. Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Karena banyaknya macam dampak ini, DeLone dan McLean 2003 mengusulkan untuk menanamkannya semua manfaat menjadi suatu manfaat tunggal yang disebut dengan manfaat-manfaat bersih net benefits . c. Perbaikan dan peningkatan pengukuran-pengukuran. Setelah model DeLone dan McLean dikenalkan pertama kali pada tahun 1992, banyak penelitian mencoba menguji dan meningkatkan lebih lanjut dimensi-dimensi di model tersebut. Model yang baru mencoba memasukkan perbaikan dan peningkatan-peningkatan pengukuran-pengukuran tersebut. 2. Model Kesuksesan Sistem Informasi Diperbarui DeLone dan McLean 2003, memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi DM diperbarui update DM IS success model . Hal-hal ini yang diperbarui adalah sebagai berikut ini: a. Menambah dimensi kualitas pelayanan service quality sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem system quality dan kualitas informasi information quality . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Menggabungkan dampak individual individual impact dan dampak organisasional organizational impact menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih net benefits . Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana parsimony . c. Menambahkan dimensi minat memakai intention to use sebagai alternatif dari dimensi pemakaian use . Pengukuran dari pemakaian use mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela atau wajib, mendapat informasi informed atau tidak mendapat informasi uninformed , efektif lawan tidak efektif dan lainnya. DeLone dan McLean 2003 mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai intention to use . Minat memakai adalah suatu sikap attitude , sedang pemakaian use adalah suatu perilaku behavior . DeLone dan McLean juga berargumentasi dengan mengganti pemakaian use memecahkan masalah yang dikritik oleh Seddon 1997 tentang model proses lawan model kausal. d. Pemakaian use dan kepuasan pemakai user satisfaction sangat erat berhubungan. Pemakaian use harus mendahului kepuasan pemakai user satisfaction sebagai suatu proses, tetapi pengalaman positif karena menggunakan use akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang lebih tinggi sebagai suatu kausal. Secara sama, peningkatan kepuasan pemakai akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengakibatkan peningkatan minat menggunakan intention to use dan kemudian akan menggunakan use . e. Jika manfaat-manfaat bersih net benefits positif akan menguatkan minat memakai, dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif. f. Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk mendemontrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi- dimensi kesuksesan dalam bentuk proses, tetapi tidak menunjukkan arah hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal. Sifat hubungan kausal seharusnya dihipotesiskan dalam kontek penelitian yang khusus. Misalnya, di suatu kontek, suatu sistem yang berkualitas tinggi akan diasosiasikan dengan menggunakan use lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pemakai dan menghasilkan manfaat-manfaat bersih positif. Untuk kontek ini, semua hubungan yang diusulkan adalah positif. Di kontek lain misalnya, penggunaan lebih banyak sistem informasi yang jelek akan diasosiasikan dengan kurang puasnya pemakai dan berakibat pada manfaat-manfaat bersih yang negatif. Asosiasi-asosiasi yang diusulkan ini akan berbentuk negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Manfaat Bersih Net Benefits Dari analisis di atas, maka DeLone dan McLean 2003 mengusulkan suatu model yang diperbarui yang tampak di gambar berikut ini. Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean 2003 Keenam elemen faktor atau komponen dalam pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas Sistem System Quality , dapat mengukur karakteristik dalam sistem informasi. 2. Kualitas Informasi Information Quality , berkaitan dengan keluaran dari sistem informasi. 3. Kualitas Pelayanan Service Quality , kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personilstaf sistem informasi unit teknologi informasi awalnya digunakan dalam penelitian pemasaran marketing . 4. Penggunaan Use , berkaitan dengan pencarian dan penggunaan output dari sistem informasi oleh pengguna. Pemakai Use Kualitas Sistem System Quality Intensi Memakai Intention to Use Kualitas Informasi Information Quality Kepuasan Pemakai User Satisfaction Kualitas Pelayanan Service Quality 5. Kepuasan Pengguna User Satisfaction , laporan tingkat kepuasan pengguna atas layanan yang diberikan sistem informasi meliputi cara mencari informasi tentang transaksi dengan pemakai atau pelanggan melalui informasi pembelian, pembayaran, penerimaan, dan layanan. 6. Manfaat Bersih Net Benefits , penggabungan dampak individual individual impact dan dampak organisasional organizational impact . Sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa. Kesuksesan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu merujuk pada penilaian pengguna atas kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan yang dijabarkan pada penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap sistem yang digunakan. Suatu model kesuksesan sistem informasi akuntansi dikatakan sukses apabila dari pengguna sistem mau menggunakan sistem tersebut dan juga memberikan kepuasan pengguna sebagaimana fungsi dari sistem tersebut. Cara menganalisisnya, yang pertama kali dilakukan adalah menilai kondisi sistem. Penilaian ini ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan yang dihasilkannya. Keberadaan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku pengguna. Untuk mengetahui perilaku pengguna dinilai dari penggunaan sistem dan kepuasan terhadap sistem. Perilaku pengguna ditentukan oleh variabel penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Penggunaan yang berulang-ulang dapat dimaknai bahwa penggunaan yang dilakukan bermanfaat bagi pengguna. Tingginya manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna akan lebih puas menggunakan sistem. Setiap elemen yang ada dalam DM IS Success Model masih perlu diuraikan lebih lanjut agar dapat lebih mudah digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kesuksesan dari sebuah sistem informasi. Setiap item-item tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kualitas Sistem System Quality Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformas i yang teratur O’Brien, 2005. Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu: input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem yang diproses, pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output, dan output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya O’Brien, 2005. Kualitas sistem didefinisikan sebagai suatu karakteristik yang diinginkan dari sistem informasi untuk menghasilkan informasi. Artinya, kualitas sistem merupakan kualitas teknis dari sistem informasi itu. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Menurut DeLone PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan McLean 1992 menjelaskan bahwa kualitas sistem adalah performa dari sistem yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna. Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean, Jogiyanto, 2007:14-15 yaitu: a. Kenyamanan Akses Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Dengan tingginya tingkat kenyamanan suatu sistem informasi maka pengguna akan sering menggunakan sistem informasi untuk mencari informasi yang dibutuhkan. b. Keluwesan Sistem Flexibility Keluwesan Flexibility sistem informasi sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan sistem. Pengguna akan lebih memilih sistem yang lebih flexibel dibandingkan dengan sistem yang kaku. Dengan tingkat flexibelitas yang tinggi maka pengguna dapat sistem dengan lebih mudah. c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai Jika sebuah sistem dapat merealisasikan ekspektasi harapan dari pemakai dalam mencari sebuah informasi maupun penggunaan sistem maka sistem akan lebih diminati. d. Kegunaan dari fungsi-fungsi spesifik Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Banyak sistem informasi lebih diminati karena memiliki fungsi-fungsi yang lebih spesifik dari sistem informasi lain. e. Keandalan sistem reliability Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat dilihat dari sistem informasi dalam melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem tersebut. f. Kecepatan akses response time Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika sistem informasi memiliki kecepatan akses yang optimal maka layak untuk dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Response time juga dapat dilihat dari kecepatan pengguna dalam menelusur akan informasi yang dibutuhkan. 2. Kualitas Informasi Information Quality Informasi adalah data yang telah diubah menjadi informasi yang berarti dan berguna bagi pengguna tertentu. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengambilan keputusan dan berbagai informasi. Informasi yang dihasilkan perlu memiliki kualitas yang karakteristik, bernilai dan bermanfaat bagi penggu nanya O’Brien, 2005. Kualitas informasi merupakan output dari penggunaan sistem informasi oleh pengguna user . Variabel ini menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh pengguna yang diukur dengan kelengkapan informasi completeness , relevan relevance , keakuratan informasi accuracy , ketepatan waktu timeliness , penyajian informasi format . Indikator pengukuran kualitas informasi dari DeLone dan McLean, Jogiyanto, 2007:17-19 yaitu: a. Kelengkapan Completeness Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan sistem informasi tersebut secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem informasi tersebut. b. Relevan Relevance Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan. c. Akurat Accurate Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan noise yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. d. Ketepatan waktu Timeliness Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika informasi yang dihasilkan tepat waktu. e. Penyajian informasi Format Penyajian informasi sistem informasi yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika penyajian informasi dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Format informasi mengacu kepada bagaimana informasi dipresentasikan kepada pengguna. Dua komponen dari format informasi adalah bentuk dasar dan konteks dari interpretasinya dimana kadang-kadang dipandang sebagai frame . Bentuk dasar format merupakan bentuk penyajian website sebagai suatu bentuk sistem informasi, sedangkan konteks interpretasi sistem informasi mempengaruhi pandangan pengguna dan hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman. 3. Kualitas Layanan Service Quality Kualitas layanan sistem informasi merupakan pelayanan yang di dapatkan pengguna dari pengembang sistem informasi, layanan dapat berupa update sistem informasi dan respon dari pengembang jika sistem mengalami masalah. Kualitas layanan didefinisikan sebagai kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personil atau staff sistem informasi. Beberapa indikator pada kualitas layanan adalah tanggap responsiveness , jaminan assurance , empati empathy . Indikator pengukuran kualitas layanan dari DeLone dan McLean, DeLone and McLean, 2003 yaitu: a. Tanggap responsiveness Tanggap dalam sistem informasi terhadap kecepatan pelayanan. Pelayanan yang baik adalah menyangkut sikap dan perilaku mau dan siap untuk memberikan pelayanan. b. Jaminan assurance Pelayanan yang diberikan oleh sistem informasi mencakup pengetahuan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. c. Empati empathy Meliputi kemudahan dalam berhubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami keperluan para pengguna sistem informasi. 4. Penggunaan Use Penggunaan mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang tidak bisa dihindari atau sukarela. Menurut Jogiyanto 2007:21 variabel ini diukur dengan indikator sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Sifat penggunaan Nature of use Sifat dari penggunaan adalah digunakan untuk maksud yang diinginkan ketepatan penggunaan serta tipe informasi yang sesuai dengan maksud dari penggunaan. Mereplikasi item yang digunakan pada penelitian J.Iivari 2005, indikator penggunaan use menggunakan dua item yaitu: b. Penggunaan waktu harian Daily used time c. Frekuensi penggunaan Frequency of use 5. Kepuasan pengguna User satisfaction Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Sikap pengguna terhadap sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap sistem yang digunakan. Kepuasan pengguna sistem informasi adalah perluasan dari kepercayaan pengguna terhadap sistem yang dapat memenuhi kebutuhan informasi. Variabel ini diukur dengan indikator yang terdiri atas efisiensi efficiency , keefektifan effectiveness , kepuasan satisfaction , kepuasan informasi repeat visits , dan kepuasan menyeluruh repeat purchase . a. Efesiensi Efficiency Kepuasan pengguna dapat tercapai jika sistem informasi membantu pekerjaan pengguna secara efisien. Keefisienan ini dapat dilihat dari sistem informasi yang dapat memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pelaporan data secara efisien. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efisien jika suatu tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai dengan melakukan hal yang tepat. b. Keefektivan Effectiveness Keefektivan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi tersebut. keefektivan sistem informasi ini dapat dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan. c. Kepuasan Satisfaction Kepuasan pengguna dapat diukur menilai rasa puas yang dirasakan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang disediakan sistem informasi akuntansi seperti kualitas sistem dari sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi. Rasa puas yang dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil memenuhi aspirasi atas kebutuhan pengguna. d. Kepuasan informasi Repeat visits Perbedaan antara informasi yang dibutuhkan serta informasi yang diterima. “Secara umum kepuasan informasi sebagai hasil perbandingan pengharapan atau kebutuhan sistem informasi dengan kinerja sistem yang diter ima” Menurut Remenyi, et al ., 2002. e. Kepuasan menyeluruh Repeat purchase Salah satu bentuk kepuasan secara global atas semua sistem yang sudah disajikan dan dilakukan interaksi mengenai tingkat kepuasan layanan informasi dan sistem. Serta manfaat dalam proses input output yang diterima. 6. Manfaat Bersih Net benefits Manfaat bersih merupakan dampak impact keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna baik secara individual maupun organisasi termasuk di dalamnya produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan mengurangi lama waktu pencarian informasi Jogiyanto, 2007:157. Manfaat bersih didefinisikan sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri dan bangsa dan sistem informasi e-commerce atau e-business dapat memberikan manfaat kepada pemakai tunggal, misalnya pelanggan, suatu grup dari pemakai-pemakai, suatu organisasi, atau industri. Variabel ini diukur dengan indikator yang terdiri atas meningkatkan bebagai kemampuan Improve konwledge sharing , efektivitas komunikasi Communication effectiveness , Reduce Information search time, dan Productivitas.

F. Penelitian Terdahulu

Alsharayri 2012, meneliti tentang evaluasi kinerja sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Pribadi Yordanian. Penelitian ini ditunjukkan untuk mengidentifikasi evaluasi akuntansi kinerja sistem informasi yang digunakan di Rumah Sakit Swasta Yordanian. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan keberadaan peralatan modern dan teknologi membentuk gambaran positif kinerja sistem akuntansi, penggunaan program modern meningkatkan efektivitas kinerja sistem; bahwa apa studi disetujui dalam analisis statistik, kehadiran tenaga manusia memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja sistem akuntansi. Kim 1988, meneliti tentang Organizational and Performance in Hospital Accounting Information Systems : An Empirical Investigation”. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa persaingan antara HAIS tugas prediktabilitas kemampuan dan koordinasi mode secara signifikan berhubungan dengan kinerja yang diukur dengan kepuasan pengguna informasi. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner penelitian kuantitatif, dengan survey lapangan HAIS termasuk observasi dan pengembangan kelompok. Hasil temuan menunjukkan bahwa perbandingan antara HAIS tugas prediktabilitas kemampuan dan koordinasi mode secara signifikan berhubungan dengan kinerja yang baik yang diukur dengan kepuasan pengguna informasi. Penggunaan User Information Satisfaction UIS sebagai pengganti ukuran untuk kinerja MAS menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hudin dan Riana 2016, meneliti tentang “Kajian keberhasilan penggunaan sistem informasi accurate dengan menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean ”. Jumlah responden yaitu karyawan pengguna accurate pada enam perusahaan di Kota Sukabumi adalah sebanyak 37 responden. Hasilnya, dari 9 hipotesis 6 yang signifikan yakni kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap penggunaan, kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap kepuasan, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, penggunaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, penggunaan berpengaruh signifikan terhadap manfaat bersih, kepuasan pengguna berpengaruh signifikan terhadap manfaat bersih. Sedangkan 2 hipotesis lainnya tidak terbukti yaitu kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan. Jumardi, et al ., 2015, melakukan penelitian tentang Analisis kesuksesan implementasi sistem informasi skripsi pada program studi teknik informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 45 yaitu mahasiswa yang pernah menggunakan sistem informasi skripsi. Hasilnya menunjukkan kepuasan pengguna sistem informasi skripsi dipengaruhi oleh kualitas informasi dan kualitas sistem, net benefit dipengaruhi oleh kepuasan pengguna. Sedangkan kualitas layanan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Secara umum sistem inforamsi skripsi telah memberikan manfaat kepada pengguna, namum dalam implementasi sistem informasi skripsi mahasiswa sebagai pengguna merasa perlu adanya peningkatan kualitas layanan dari sistem informasi skripsi. Penelitian Purwanings ih 2010, yang berjudul “Analisis Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi pada Sistem Informasi Pelayanan Terpadu SIPT Online Studi Pada PT Jamsostek PERSERO”. Populasi penelitian ini adalah 121 Kantor Cabang PT Jamsostek Persero se-Indonesia. Setiap kantor cabang diambil sampel 10 orang berstatus karyawan tetap untuk menjadi responden. Kuesioner dikembalikan berjumlah 72 kantor cabang dengan pengembalian kuesioner 650 dan kuesioner yang lengkap dan dapat digunakan 519. Penelitian tersebut menyatakan hasil bahwa: kesuksesan penerapan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu SIPT Online PT Jamsistek Persero dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, dan kepuasan pengguna serta kesesuaian tugas dan teknologi, kesuksesan penerapan SIPT Online diukur dengan menggunakan kepuasan pengguna sistem informasi serta dampak individual karena pengguna sistem informasi, Kepuasan pengguna SIPT Online dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan, Dampak individual karena pengguna