Pengaruh kualitas sistem, informasi dan pelayanan terhadap manfaat bersih dengan menggunakan model DeLone dan McLean

(1)

PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

DELONE DAN MCLEAN

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Denny Nurjaya NIM : 132114011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

DELONE DAN MCLEAN

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Denny Nurjaya NIM : 132114011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”(Yesaya 41: 10) “Kehidupan adalah perjuangan yang tidak boleh kita hindari tapi harus kita

menangkan.” St. Padre Pio

“Untuk memiliki mimpi yang besar dibutuhkan pengorbanan yang sama seperti memiliki mimpi yang kecil. Bermimpilah yang besar!” Jorge Paulo Lemann

Skripsi ini Kupersembahkan Untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Orangtuaku Tedi Wijaya dan Leny Waty Kakakku Kevin dan Adikku Andre dan David Keluargaku dan Sahabat-sahabatku Keluarga Besar Akuntansi 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Terimakasih atas perhatian, doa dan dukungannya.


(6)

(7)

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, penguatan, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Model Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku Dosen

Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.


(9)

viii

5. Dr. Francisca Reni Retno Anggraini selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membimbing penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama perkuliahan sampai selesai.

7. Dr. Teddy Janong, M.Kes. selaku Direktur Utama Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan Valentina Dwi Yuli Siswianti, M.Kes. selaku Direktur Pelayanan Kesehatan dan Infrastruktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

8. MT Pardjianto dan Ibu Dheny Herdhiyati selaku bagian Personalia yang telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penelitian . 9. Stefanus Cahyo selaku Kepala Bagian Akuntansi Rumah Sakit Panti

Rapih yang telah meluangkan waktu untuk penulis memperoleh semua informasi dan data-data yang diperlukan.

10.Seluruh karyawan Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner untuk kepentingan penelitian.

11.Kedua orang tuaku, Papih Tedi Wijaya dan Mamih Leny Waty yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, moril, cinta, kasih sayang, perhatian yang tidak ternilai dan dukungan finansial kepada penulis selama ini.


(10)

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5


(12)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Sistem Informasi Akuntansi ... 8

1. Pengertian Sistem ... 8

2. Karakteristik Sistem ... 10

3. Pengertian Informasi ... 13

4. Karakteristik Informasi ... 13

5. Pengertian Akuntansi ... 16

6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 16

7. Komponen Utama Sistem Inforamsi Akuntansi ... 18

8. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 19

B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ... 20

1. Fungsi atas Penerimaan Kas ... 20

2. Dokumen atas Penerimaan Kas ... 22

3. Catatan Akuntansi ... 23

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 24

C. Sistem Teknik Dokumentasi ... 25

1. Bagan Alir Data... 25

2. Bagan Alir Dokumen ... 26

D. Deskripsi Rumah Sakit ... 28

1. Pengertian Umum... 28

2. Pengertian Rumah Sakit ... 29

3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ... 30


(13)

xii

E. Model Kesuksesan Sistem Informasi ... 32

1. Kualitas Sistem (System Quality) ... 40

2. Kualitas Informasi (Information Quality) ... 42

3. Kualitas Layanan (Service Quality) ... 45

4. Penggunaan (Use) ... 46

5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) ... 47

6. Manfaat Bersih (Net Benefits) ... 49

F. Penelitian Terdahulu ... 50

G. Hipotesis Penelitian ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Objek Penelitian ... 63

B. Subjek Penelitian ... 63

C. Beberapa Data yang Diperlukan Penelitian ... 63

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64

E. Metode dan Desain Penelitian ... 64

F. Teknik Pengambilan Sampel... 64

G. Teknik Pengumpulan Data ... 66

H. Variabel Penelitian ... 68

I. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PANTI RAPIH ... 76

A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih ... 76

B. Gambaran Lokasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 81


(14)

xiii

D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 83

E. Kedudukan Dalam Bidang Akuntansi ... 85

F. Nilai-Nilai Rumah Sakit Panti Rapih ... 87

G. Tujuan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih ... 88

H. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Panti Rapih ... 88

I. Logo dan Muttu Rumah Sakit Panti Rapih ... 89

J. Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih ... 90

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 96

A. Gambaran Umum Responden ... 96

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 97

B. Analisis Data ... 99

1. Evaluasi ModeL Pengukuran (Outer Model) ... 100

2. Model Struktur (Inner Model) ... 106

3. Pengujian Hipotesis ... 109

C. Pembahasan ... 115

BAB VI PENUTUP ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Keterbatasan Masalah ... 126

C. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 128


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Simbol Diagram Arus Data ... 25

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Diagram ... 26

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Diagram (Lanjutan)... 27

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Diagram (Lanjutan)... 28

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 97

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 97

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 98

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 99

Tabel 7. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator ... 100

Tabel 7. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator (Lanjutan) .. 101

Tabel 8. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator Setelah Estimasi Ulang ... 102

Tabel 8. Nilai Muatan (Outer Loading) dari Setiap Indikator Setelah Estimasi Ulang (Lanjutan) ... 103

Tabel 9. Nilai Cross Loading ... 104

Tabel 10. Average Variance Extracted (AVE) ... 105

Tabel 11. Composite Reliability dan Cronbach Alpha... 106

Tabel 12. R-Square ... 107

Tabel 13. Nilai Koefisien Jalur (Path Koefisien) dan Nilai T-Statistic... 110


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean

(1992: 12) ... 32

Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003) ... 38

Gambar III. Hipotesis Penelitian ... 56

Gambar IV. Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Rapih ... 83

Gambar V. Struktur Organisasi Bidang Akuntansi ... 85

Gambar VI. Logo dan Motto Rumah Sakit Panti Rapih ... 89


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 131

Lampiran 2 Data Responden ... 140

Lampiran 3 Olah Data Menggunakan SmartPLS... 143

Lampiran 4 Transkip Wawancara dan Jawaban... 150

Lampiran 5 Prosedur Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap ... 163

Lampiran 6 Dokumen dan Catatan Penerimaan Kas ... 172


(18)

xvii ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS SISTEM, INFORMASI DAN PELAYANAN TERHADAP MANFAAT BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

DELONE DAN MCLEAN

(Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

Denny Nurjaya NIM: 132114011 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas sistem, informasi, dan pelayanan terhadap manfaat bersih. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik analisis menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean diperbarui (2003). Alat yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) menggunakan SmartPLS 3.0.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kualitas sistem terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan dan terbukti tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kualitas informasi terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan tetapi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kualitas pelayanan terbukti tidak berpengaruh terhadap penggunaan tetapi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Penggunaan berpengaruh terhadap manfaat bersih tetapi kepuasan pengguna terbukti tidak berpengaruh terhadap manfaat bersih. Kata Kunci: Sistem informasi akuntansi, Model kesuksesan sistem informasi.


(19)

xviii ABSTRACT

THE EFFECT OF SYSTEM QUALITY, INFORMATION AND SERVICE TO NET BENEFITS USING DELONE AND MCLEAN MODEL

(Case Study on Panti Rapih Hospital Yogyakarta) Denny Nurjaya

Student Number: 132114011 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

The purpose of this research is to test the effect of system quality, information, and service to net benefits. This research was conducted in Panti Rapih Hospital Yogyakarta.

The type of this research is case study that used the updated DeLone and McLean Information System Success Model (2003) as the method of analysis. The equipment used was Partial Least Square (PLS), specifically SmartPLS 3.0.

The result of the research shows that system quality does not affect system usefulness and user satisfaction. On the other hand, information quality does not affect system usefulness but affect user satisfaction. Then, service quality does not affect system usefulness but affect user satisfaction. Lastly, use affects net benefits but user satisfaction proved to have no effect on net benefits.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perekonomian suatu Negara akan berpengaruh dengan kemajuan teknologi informasi. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi suatu organisasi untuk memperoleh data dan informasi yang lebih cepat dan akurat. Sistem informasi yang saat ini semakin maju akan berdampak pada situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan yang lebih efektif dalam pencapaian tujuan. Suatu organisasi memerlukan sistem informasi yang menghasilkan informasi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan. Informasi yang baik merupakan informasi yang dapat disajikan tepat pada waktunya, bermanfaat dan dapat diandalkan. Salah satu sistem informasi sangat penting dalam suatu perusahaan maupun organisasi yaitu sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen mengumpulkan menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan bagi pihak yang membutukan informasi. Sistem informasi akuntansi berguna untuk pengaturan pelaksanaan kegiatan organisasi, memudahkan pelaksanaan operasional dan memenuhi tujuan organisasi yaitu memperoleh laba yang optimal. Sistem informasi yang akan dibahas adalah sistem informasi akuntansi penerimaan kas. Penerimaan kas merupakan sumber pemasukan


(21)

kas dalam suatu organisasi untuk menjalankan kegiatan operasional yang harus dipertanggung jawabkan dan pencatatan di sistem dengan pencatatan secara fisik harus sama jumlahnya. Oleh karena itu penerapan sistem informasi akuntansi yang efektif dalam suatu perusahaan akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan dan manajemen dalam menjalankan usahanya, maka organisasi tersebut akan semakin dipercaya.

Rumah sakit merupakan suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat. Organisasi pelayan kesehatan mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat yang dilayaninya.

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dalam mewujudkan tujuan pelayanan kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang pembangunan kesehatan. Salah satu sistem informasi akuntansi yang berguna dalam pengambilan keputusan adalah informasi yang berkaitan dengan penerimaan kas. Rumah Sakit memiliki bagian untuk menjalankan roda organisasinya, misalnya bagian akuntansi, bagian keuangan, pelayanan, bangsal, informasi, dan lain sebagainya. Bagian-bagian tersebut saling berkaitan satu sama lain, tidak ada yang berdiri sendiri. Artinya, masing-masing bagian membutuhkan data dari bagian lain yang terkait. Hal tersebut membuat rumah sakit membutuhkan sistem informasi yang terintegrasi untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi, kontrol kualitas dan menciptakan kerjasama untuk meningkatkan nilai rumah sakit.


(22)

Suatu organisasi mengharapkan kesuksesan dari teknologi informasi dalam penggunaan sistem. Namun, sistem yang digunakan belum sepenuhnya terintegrasi dengan baik, masih terjadinya sistem yang eror dan melambatnya kinerja komputer yang akan mengakibatkan kegiatan operasional menjadi tidak lancar. Kesuksesan teknologi informasi yang digunakan sangat berkaitan dengan para pengguna sistem. Pengguna sistem tersebut dapat dijadikan subjek dalam mengetahui kesuksesan suatu sistem informasi.

Salah satu model yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat kesuksesan suatu sistem informasi adalah model yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean (2003) yang dikenal dengan Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean. Model ini merefleksi ketergantungan enam pengukuran, yaitu: kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas pelayanan (service quality), penggunaan (use), kepuasan pengguna (User Satisfaction), manfaat bersih (net benefits). Pada penelitian ini membahas kesuksesan sistem informasi dilihat dari sudut pandang pengguna dengan menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (2003).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian secara mendalam di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Kualitas Sistem, Informasi dan Pelayanan Terhadap Manfaat Bersih Dengan Menggunakan Model DeLone dan McLean”.


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin ditinjau dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna pada sistem informasi akuntansi?

2. Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna pada sistem informasi akuntansi?

3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna pada sistem informasi akuntansi?

4. Apakah penggunaan dan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat bersih pada sistem informasi akuntansi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor penentu kesuksesan sistem informasi yang dirumuskan oleh DeLone dan McLean terhadap sistem informasi akuntansi penerimaan kas.

a. Mengetahui pengaruh kualitas sistem terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna.

b. Mengetahui pengaruh kualitas informasi terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna.

c. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna.

d. Mengetahui pengaruh penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap manfaat bersih.


(24)

D. Batasan Masalah

Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini dibatasi hanya membahas kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean yang telah diperbaharui pada tahun 2003. Populasi yang digunakan dari penelitian ini adalah pengguna sistem informasi akuntansi pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang berkaitan dengan penerimaan kas. Penerimaan kas hanya berfokus pada penerimaan kas pasien rawat inap.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pihak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bahan masukan bagi Rumah Sakit mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas, serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi, wawasan dan bahan yang baik bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma terhadap topik yang diteliti oleh penulis.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang topik yang diambil dan menerapkan


(25)

teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kondisi praktik sesungguhnya dilapangan.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dikelompokkan dengan sistematika skripsi menjadi 6 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah dalam penelitian, tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian dari berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan teori – teori dalam melakukan analisis sistem informasi akuntansi peneriman kas.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang akan digunakan dalam mencari data di rumah sakit. Metodologi penelitian meliputi: objek penelitian, subjek penelitian, beberapa data yang diperlukan untuk penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode dan desain penelitian,


(26)

teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Bab ini menjelaskan secara garis besar objek yang diteliti, meliputi sejarah umum dan perkembangan rumah sakit, gambaran lokasi, visi misi, struktur organisasi, nilai-nilai, tujuan pelayanan, kebijakan mutu, motto dan pelayanan kesehatan.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai analisis data dan pengolahan data yang dilakukan peneliti. Analisis deskriptif karakteristik responden, analisis data kuesioner menggunakan software SmartPLS 3.0 untuk dilakukan pengujian dan mengetahui pengaruh dari model kesuksesan sistem informasi.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini akan diambil kesimpulan yang merupakan hasil penelitian atau jawaban atas rumusan masalah. Menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran – saran untuk penelitian selanjutnya.


(27)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

Setiap organisasi memerlukan adanya sistem informasi untuk memperlancar aktivitasnya yang telah direncanakan, terkoordinasi dan diawasi dengan baik untuk mengontrol keuangan yang masuk maupun yang keluar, serta sistem informasi akuntansi sangat penting dalam pembuatan keputusan yang efektif dan efisien. Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat, maka suatu organisasi harus meningkatkan keunggulan kompetitif dari sistem informasi akuntansi dalam mencapai tujuan yang dijalankan. Perlu adanya pengendalian yang sesuai dan baik yang berfungsi sebagai alat kontrol untuk mencegah terjadinya kecurangan dan kesalahan serta melindungi harta milik perusahaan terhadap seluruh aktivitas sistem informasi akuntansi yang telah berjalan.

1. Pengertian Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2014: 3), ”Sistem (system) adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”. Menurut Hall (2008: 5),

“A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose.”

Dengan demikian sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang sama.


(28)

Diana dan Lilis (2011: 3) berpendapat bahwa, “Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan”.

Menurut Jogiyanto (2005: 1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Winarno (2006: 1.3) mengemukakan bahwa, ”Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berfungsi menerima input (masukan), mengolah input, dan menghasilkan output (keluaran). Input dan output dari luar sistem, atau dari lingkungan sistem tersebut berada”.

Mardi (2011: 3), “Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian – bagian yang saling berintegrasi satu sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan; pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses) yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi (tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem)”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, setiap subsistem yang didesain sangat penting untuk mencapai satu atau lebih tujuan organisasi.


(29)

Dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan yang telah direncanakan, terkoordinasi dan diawasi dengan baik akan berpengaruh ketidaksesuaian terhadap setiap subsistem, sistem harus saling adanya keterkaitan maupun hubungan dan saling berintegrasi membentuk komponen berupa input, proses, dan output untuk hasil pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan direncanakan sehingga akan mudah bagi organisasi dalam pengambilan keputusan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005: 3-6), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, sebagai berikut:

a. Komponen – komponen Sistem (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen – komponen sistem atau elemen – elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian – bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra system.

b. Batasan Sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu


(30)

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Lingkungan di luar sistem adalah segala sesuatu yang ada di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut. Lingkungan luar sistem ada yang bersifat menguntungkan (merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara) dan ada pula yang bersifat merugikan (merupakan pengganggu sistem yang harus ditahan dan dikendalikan).

d. Penghubung Sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber – sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melaui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (input)

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat dibagi dua, yaitu:


(31)

1) Masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang dimasukkan ke dalam sistem agar sistem tersebut dapat beroperasi.

2) Masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan hasil/keluaran.

f. Keluaran Sistem (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasfikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran juga dapat berupa masukan bagi sistem yang lain.

g. Pengelolaan Sistem (process)

Suatu sistem harus memiliki suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data – data transaksi menjadi laporan – laporan keuangan dengan laporan – laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen. h. Sasaran Sistem (objective)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasional suatu sistem tidak ada berguna. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran dari sistem sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan dari sistem. Suatu sistem akan dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.


(32)

3. Pengertian Informasi

Romney dan Steinbart (2014: 4), “Informasi (Information) adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi”.

Menurut Hall (2010: 14), “Informasi adalah data yang diproses dan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan”. Winarno (2006: 1.6) mengemukakan bahwa, “Informasi adalah data yang diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan”. 4. Karakteristik Informasi

Karakteristik informasi yang berguna, Romney dan Steinbart (2014: 15), menyajikan tujuh karakteristik yang membuat informasi berguna dan berarti, sebagai berikut:

a. Relevan

Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya.

b. Reliabel

Bebas dari kesalahan atau bias; menyajikan kejadian atau aktivitas organisasi secara akurat.

c. Lengkap

Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.


(33)

d. Tepat waktu

Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam keputusan.

e. Dapat dipahami

Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas. f. Dapat diverifikasi

Dua orang yang independen dan berpengetahuan di bidangnya, dan masing – masing menghasilkan informasi yang sama.

g. Dapat diakses

Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan.

Sedangkan Winarno (2006: 1.7) mengemukakan bahwa, Karakteristik informasi yang baik, menyajikan delapan karakteristik informasi yang baik, sebagai berikut:

a. Akurat

Menggambarkan kondis objek yang sesungguhnya. b. Tepat Waktu

Informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat. Seringkali informasi tidak diperlukan lagi setelah keputusan dibuat.

c. Lengkap

Mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan. Lengkap tidak berarti memberi semua informasi.


(34)

d. Relevan

Berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Kualitas informasi ini sangat berhubungan dengan “lengkap”.

e. Terpercaya

Isi informasi dapat dipercaya (istilah lainnya: reliable). Hal ini tergantung kepada pemberi informasi.

f. Terverifikasi

Dapat dilacak ke sumber aslinya (verifiable). Apabila pemakai laporan tidak yakin dengan informasi yang diterimanya, dia ingin mendapatkan sumber informasi yang diperolehnya, untuk memeriksa apakah benar informasi yang telah diterimanya itu. g. Mudah dipahami

Informasi harus siap dipahami oleh pembacanya. Pemakai laporan tidak ingin berfikir lagi dalam menerima informasi, dia hanya ingin tahu kesimpulannya saja, apakah informasi yang diperlukannya benar.

h. Mudah diperoleh

Informasi yang sulit diperoleh bisa tidak berguna. Pemakai tidak ingin bersusah payah mencari informasi. Bahkan, bila perlu dia tidak perlu membaca informasi agar tahu isinya, misalnya saja dalam bentuk grafik atau suara atau warna.


(35)

5. Pengertian Akuntansi

1. Menurut Warren (2008: 10), “Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Pihak – pihak yang berkepentingan yaitu kreditor, pemasok, investor, karyawan, pemilik”.

2. Horngren Harrison (2007: 4) berpendapat bahw, “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”.

3. Winarno (2006: 1.8) mengemukakan bahwa, “Akuntansi adalah proses mencatat dan mengolah data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak – pihak yang berhak dan berkepentingan. Selain itu akuntansi juga menginterpretasikan (atau “membaca”) informasi akuntansi yang diterimanya”.

6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2014: 10), “Sistem Informasi Akuntansi (SIA – accounting information system) adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.” Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.


(36)

Diana dan Lilis (2011: 4) berpendapat bahwa, “Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan”.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006: 3), “Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Salah satu komponen dari sistem informasi akuntansi yaitu teknologi. Hadirnya teknologi, dapat membantu manajer perusahaan dalam kegiatan organisasi bisnis”.

Winarno (2006: 1.6) mengemukakan bahwa, “Sistem Informasi Akuntansi adalah sekumpulan perangkat sistem yang berfungsi untuk mencatat data transaksi, mengolah data, dan menyajikan informasi akuntansi kepada pihak internal (manajemen perusahaan) dan pihak eksternal (pembeli, pemasok, pemerintah, kreditur, dan sebagainya)”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan komponen organisasi yang sangat berperan penting dalam mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyimpan data dari seluruh aktivitas yang terjadi, yang selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan yang relevan dan dapat berguna bagi organisasi dalam mendapatkan informasi.


(37)

7. Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2014: 11) Ada enam komponen Sistem Informasi Akuntansi, yaitu:

1. Orang yang menggunakan sistem;

2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data;

3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya; 4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data;

5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat peripheral, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA;

6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

Sedangkan, Winarno (2006: 2-3) mengemukakan bahwa, yang menjelaskan bahwa komponen – komponen sistem informasi akuntansi adalah:

a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan).

b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy (tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak).


(38)

c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan komputer beserta perangkat pendukungnya.

d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio, maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.

e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan laporan.

f. Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah buku untuk menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari terjadi di dalam perusahaan.

g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen sistem dapat berfungsi dengan baik.

8. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi, menurut Diana dan Lilis (2011: 5-7), Lingkup Sistem Informasi Akuntansi dapat dijelaskan dari manfaat yang didapat dari informasi akuntansi. Manfaat atau tujuan Sistem Informasi Akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengamankan harta/kekayaan perusahaan.

2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan. 3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal.

4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi.


(39)

6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran perusahaan.

7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Dengan demikian, dari tujuan sistem informasi akuntansi diatas, bahwa suatu sistem informasi akuntansi dapat menjadi faktor utama yang sangat penting guna menghasilkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh setiap organisasi yang sesuai dan terstruktur.

B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Menurut James A Hall (2010: 239),” Penerimaan kas merupakan ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembiayaan, dimana dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan”.

Penerimaan kas merupakan suatu sumber utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan usaha dan menjadi sorotan penting untuk dipertanggungjawabkan serta pengambilan keputusan, karena dalam penerimaan kas memungkinkan terjadinya kecurangan yang dapat memberikan sumber informasi yang tidak sesuai dan tidak relevan. Berikut penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas.

1. Fungsi atas Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016: 407), Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:


(40)

a. Fungsi Penerimaan Kas

Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun kredit. Fungsi Penerimaan Pembayaran dilakukan oleh Bagian Kassa yang selanjutnya diserahkan ke Fungsi Kas untuk di-input ke dalam komputer dan dicatat ke dalam dokumen sebagai bukti penerimaan kas. Penerimaan kas berupa uang muka dicatat oleh Fungsi Piutang sebagai bukti atas piutang yang belum tertagih. Fungsi Piutang ini bertanggung jawab atas penerimaan dan pencatatan piutang yang dilakukan oleh Bagian Kassa. b. Fungsi Kas

Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun transfer melalui bank. Selain itu memiliki tanggung jawab atas penerimaan kas dari piutang. Fungsi kas berada di tangan Bagian Kassa.

c. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat pembukuan transaksi penerimaan kas dan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi ini berada di Bagian Jurnal. d. Fungsi Pemeriksaan Intern

Fungsi Pemeriksa Internal bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan Fungsi Kas secara periodik dan melakukan pengecekan ketelitian catatan kas


(41)

yang diselenggarakan oleh Fungsi Akuntansi. Dalam struktur organisasi Fungsi Pemeriksaan Internal berada di tangan Bagian Pemeriksa Intern.

2. Dokumen atas Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016: 407), Dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:

a. Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan bukti transaksi.

b. Pita Register kas (cash register tape)

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan bukti transaksi.

c. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.


(42)

3. Catatan Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016: 391), catatan akuntansi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:

a. Jurnal Umum

Dalam transaksi penerimaan kas jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat segala penerimaan kas yang terjadi dan meringkas data keuangannya.

b. Jurnal Penerimaan Kas

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat jurnal khusus penerimaan kas dari berbagai sumber.

c. Buku Pembantu Piutang

Buku pembantu ini terdiri dari kartu piutang yang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada tiap debitur. Buku pembantu ini merupakan rincian akun piutang usaha yang diselenggarakan dalam buku besar.

d. Buku Besar

Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi – informasi rekening yang dicatat dalam jurnal yang akan disajikan dalam laporan keuangan.


(43)

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Menurut Mulyadi (2016: 392), jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:

a. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas pada bukti pembayaran) yang berarti telah diselesaikannya transaksi pembayaran.

b. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran atas piutang. Bagian kassa selanjutnya memberikan bukti transaksi atas pembayaran piutang tersebut. Pembayaran atas piutang tersebut selanjutnya dicatat dan dibukukan.

c. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan dengan segera menyetorkan kas ke bank pada hari yang bersangkutan. Uang yang diterima disetorkan ke bank dalam jumlah penuh.

d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank.


(44)

C. Sistem Teknik Dokumentasi

Romney dan Steinbart (2014: 59) mengemukakan, “Dokumentasi merupakan narasi, bagan alir, diagram, dan bahan tertulis lainnya yang menjelaskan cara sistem bekerja”. Ada beberapa alat - alat dokumentasi yang ada yaitu bagan alir (data flowchart) dan bagan alir dokumen (document flowchart). Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagan Alir Data

Menurut Mulyadi (2016: 45), “Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem”. Berikut symbol diagram arus data:

Tabel 1. Simbol Diagram Arus Data Proses

Aliran

Aliran Material

Penghubung

Tempat penyimpanan data

atau arsip Sumber atau tujuan

data

Masukan/ keluaran

Ditunjukkan oleh garis alir

Sumber: Mulyadi (2016: 45)

Pengolahan Data

Aliran data


(45)

2. Bagan Alir Dokumen

Romney dan Steinbart (2014: 67), “Bagan alir (flowchart) adalah teknik analitis yang menggunakan seperangkat symbol standar untuk menjelaskan gambar beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis”.

Bagan alir ini juga digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan proses bisnis dan arus dokumen. Simbol bagan alir dibagi ke dalam empat kategori yaitu, sebagai berikut:

a. Simbol input/output menunjukkan input ke atau output dari sistem. b. Simbol pemrosesan menunjukkan pengolahan data, baik secara

elektronik atau dengan tangan.

c. Simbol penyimpanan menunjukkan tempat data disimpan.

d. Simbol arus dan lain – lain menunjukkan arus data, di mana bagan alir dimulai dan berakhir, keputusan dibuat, dan cara menambah catatan penjelas untuk bagan alir.

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen

Simbol Nama Penjelasan

Simbol Input/ Output

Dokumen Dokumen atau laporan elektronik atau kertas.

Berbagai salinan

dokumen kertas

Diilustrasikan dengan melebihi simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen pada muka


(46)

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen (Lanjutan)

Output elektronik Informasi ditampikan oleh alat output elektronik seperti terminal, monitor, atau layar. Entri data

elektronik

Alat entri data elektronik seperti komputer, terminal, tablet atau telepon.

Alat input dan output elektronik

Entri data elektronik dan simbol output digunakan bersama untuk menunjukkan alat yang digunakan untuk keduanya.

Pemrosesan computer

Fungsi pemrosesan yang dilakukan oleh komputer; biasanya menghasilkan perubahan dalam data atau informasi.

Operasi manual Operasi pemrosesan yang dilakukan secara manual.

Database Data yang disimpan secara

elektronik dalam database.

Pita Magnetis Data yang disimpan dalam pita magnetis; pita yang merupakan media

penyimpanan backup data yang populer.

File dokumen kertas

File dokumen kertas; huruf mengidentifikasi file urutan pemesanan,

N = secara numerik, A = secara alfabet, D = berdasarkan tanggal. Jurnal/ buku besar Jurnal atau buku besar


(47)

Tabel 2. Simbol Bagan Alir Dokumen (Lanjutan) Arus dokumen atau pemrosesan

Mengarahkan arus

pemrosesan atau dokumen; arus normal ke bawah dan ke kanan.

Hubungan komunikasi

Transmisi data dari satu lokasi geografis ke lokasi lainnya via garis komunikasi. Konektor dalam-

halaman

Menghubungkan arus pemrosesan pada halaman yang sama; penggunaannya menghindari garis yang melintasi halaman. Konektor luar-

halaman

Entri dari, atau keluar ke, halaman lain.

Terminal Awal, akhir, atau titik interupsi dalam proses; juga digunakan untuk

mengindikasikan pihak luar. Keputusan Langkah pembuatan

keputusan. Anotasi

(Catatan tambahan)

Penambahan komentar deskripsi atau catatan penjelasan sebagai klarifikasi.

Sumber: Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2014: 67 - 68)

D. Deskripsi Rumah Sakit 1. Pengertian Umum

Bastian (2008: 20) berpendapat bahwa,“Organisasi pelayanan kesehatan adalah suatu lembaga atau institusi yang berbadan hukum, yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan pelayanan kesehatan maupun memproduksi obat. Lembaga yang kegiatannya hanya memberikan pelayanan kesehatan, tidak akan bisa terlepas dari


(48)

lembaga yang memproduksi obat. Oleh karena itu, kedua belah pihak saling tergantung”.

2. Pengertian Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization) Technical Report Series No.122/1957 yang berbunyi: “Rumah Sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah Sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik”.

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi –tingginya”.

Wolper dan Pena (1997) mengemukakan bahwa, “Rumah Sakit adalah tempat dimana orang yang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan”.


(49)

Rumah sakit merupakan suatu tempat dan juga fasilitas, sebuah institusi, sebuah organisasi yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, ditambah dengan penjelasan lain. Rumah Sakit juga merupakan suatu tempat bekerja tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dalam upaya pelayanan kesehatan. Untuk itu rumah sakit dapat dipandang bertanggung gugat atas kesalahan dan atau kelalaian tenaga kesehatan yang bekerja di dalamnya (Aditama, 2002). 3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.


(50)

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

4. Jenis Rumah Sakit Secara Umum

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya:

a. Berdasarkan jenis pelayanan 1) Rumah Sakit Umum

Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

2) Rumah Sakit Khusus

Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

b. Berdasarkan pengelolaan 1) Rumah Sakit Publik

Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan


(51)

Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

2) Rumah Sakit Privat

Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

E. Model Kesuksesan Sistem Informasi

Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. DeLone dan McLean (1992), mengemukakan model kesusksesan sistem informasi yang dikenal dengan D&M IS Success Model. Sebagai berikut ini.

Gambar I. Model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992:12)

Konsep dasar DMSM (DeLone dan McLean Information System Succes Model) memiliki enam pengukuran kesuksesan sistem informasi yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan (use), kepuasan pengguna (user Satisfaction), dan dampak individual (individual impact) serta dampak organisasi (organizational Impact).


(52)

Secara mendasar variabel dari kesusksesan sebuah implementasi sistem informasi terdiri dari 3 bagian yaitu sistem itu sendiri, penggunaan dari sistem dan kemudian dampak yang dihasilkan dari penggunaan dan kepuasan pengguna. Dari gambar model yang dikemukakan DeLone dan McLean kesuksesan sistem informasi terdiri dari 6 variabel yaitu:

1. Kualitas Sistem (System Quality) yang digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri.

2. Kualitas Informasi (Information Quality) yang digunakan untuk mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

3. Penggunaan (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima/pemakai.

4. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Dampak Individual (Individual Impact) merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai.

6. Dampak Organisasi (Organizational Impact) merupakan pengaruh dari informasi terhadap kinerja organisasi.

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem (System Quality) dan kualitas informasi (Information Quality) secara mandiri dan


(53)

bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction). Besarnya penggunaan (Use) dapat mempengaruhi kepuasan pemakai (User Satisfaction) secara positif atau negatif. Penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction) mempengaruhi dampak individual (Individual Impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional (Organizational Impact).

1. Perluasan Model Kesuksesan Sistem Informasi

Berdasarkan perkembangan-perkembangan sistem teknologi informasi dan lingkungan penggunaanya. DeLone dan McLean pada tahun 2003 memperbarui modelnya dengan memperluasnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M diperbarui (The Reformulated D&M IS Success Model). Beberapa ditambahkan dari model yang lama , yaitu sebagai berikut ini: a. Memasukkan variabel kualitas pelayanan

Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga berkembang, tidak hanya menjadi penyedia informasi (information provider) saja, tetapi juga penyedia pelayanan (service provider). Untuk mengukur jasa pelayanan ini, maka DeLone dan McLean (2003) mengusulkan menambah suatu variabel baru, yaitu variabel kualitas pelayanan (service quality). b. Merubah variabel-variabel dampak individual dan


(54)

Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. Karena banyaknya macam dampak ini, DeLone dan McLean (2003) mengusulkan untuk menanamkannya semua manfaat menjadi suatu manfaat tunggal yang disebut dengan manfaat-manfaat bersih (net benefits).

c. Perbaikan dan peningkatan pengukuran-pengukuran.

Setelah model DeLone dan McLean dikenalkan pertama kali pada tahun 1992, banyak penelitian mencoba menguji dan meningkatkan lebih lanjut dimensi-dimensi di model tersebut. Model yang baru mencoba memasukkan perbaikan dan peningkatan-peningkatan pengukuran-pengukuran tersebut. 2. Model Kesuksesan Sistem Informasi Diperbarui

DeLone dan McLean (2003), memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M diperbarui (update D&M IS success model). Hal-hal ini yang diperbarui adalah sebagai berikut ini:

a. Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality).


(55)

b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits). Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana (parsimony).

c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). Pengukuran dari pemakaian (use) mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela atau wajib, mendapat informasi (informed) atau tidak mendapat informasi (uninformed), efektif lawan tidak efektif dan lainnya. DeLone dan McLean (2003) mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku (behavior). DeLone dan McLean juga berargumentasi dengan mengganti pemakaian (use) memecahkan masalah yang dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal.

d. Pemakaian (use) dan kepuasan pemakai (user satisfaction) sangat erat berhubungan. Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai (user satisfaction) sebagai suatu proses, tetapi pengalaman positif karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakai yang lebih tinggi sebagai suatu kausal. Secara sama, peningkatan kepuasan pemakai akan


(56)

mengakibatkan peningkatan minat menggunakan (intention to use) dan kemudian akan menggunakan (use).

e. Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat memakai, dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif.

f. Model yang diperbarui mempunyai arah panah untuk mendemontrasikan hubungan yang diusulkan antar dimensi-dimensi kesuksesan dalam bentuk proses, tetapi tidak menunjukkan arah hubungannya yang positif atau negatif dalam bentuk kausal. Sifat hubungan kausal seharusnya dihipotesiskan dalam kontek penelitian yang khusus. Misalnya, di suatu kontek, suatu sistem yang berkualitas tinggi akan diasosiasikan dengan menggunakan (use) lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pemakai dan menghasilkan manfaat-manfaat bersih positif. Untuk kontek ini, semua hubungan yang diusulkan adalah positif. Di kontek lain misalnya, penggunaan lebih banyak sistem informasi yang jelek akan diasosiasikan dengan kurang puasnya pemakai dan berakibat pada manfaat-manfaat bersih yang negatif. Asosiasi-asosiasi yang diusulkan ini akan berbentuk negatif.


(57)

Manfaat Bersih (Net

Benefits)

Dari analisis di atas, maka DeLone dan McLean (2003) mengusulkan suatu model yang diperbarui yang tampak di gambar berikut ini.

Gambar II. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003)

Keenam elemen faktor atau komponen dalam pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem (System Quality), dapat mengukur karakteristik dalam sistem informasi.

2. Kualitas Informasi (Information Quality), berkaitan dengan keluaran dari sistem informasi.

3. Kualitas Pelayanan (Service Quality), kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personil/staf sistem informasi (unit teknologi informasi) awalnya digunakan dalam penelitian pemasaran (marketing).

4. Penggunaan (Use), berkaitan dengan pencarian dan penggunaan output dari sistem informasi oleh pengguna.

Pemakai (Use) Kualitas Sistem (System Quality) Intensi Memakai (Intention to Use

)

Kualitas Informasi (Information Quality) Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) Kualitas Pelayanan (Service Quality)


(58)

5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction), laporan tingkat kepuasan pengguna atas layanan yang diberikan sistem informasi meliputi cara mencari informasi tentang transaksi dengan pemakai atau pelanggan melalui informasi pembelian, pembayaran, penerimaan, dan layanan.

6. Manfaat Bersih (Net Benefits), penggabungan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa.

Kesuksesan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu merujuk pada penilaian pengguna atas kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan yang dijabarkan pada penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap sistem yang digunakan. Suatu model kesuksesan sistem informasi akuntansi dikatakan sukses apabila dari pengguna sistem mau menggunakan sistem tersebut dan juga memberikan kepuasan pengguna sebagaimana fungsi dari sistem tersebut.

Cara menganalisisnya, yang pertama kali dilakukan adalah menilai kondisi sistem. Penilaian ini ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan yang dihasilkannya. Keberadaan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku pengguna. Untuk mengetahui perilaku pengguna dinilai dari penggunaan sistem dan kepuasan terhadap sistem. Perilaku pengguna ditentukan oleh variabel penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Penggunaan yang


(59)

berulang-ulang dapat dimaknai bahwa penggunaan yang dilakukan bermanfaat bagi pengguna. Tingginya manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna akan lebih puas menggunakan sistem.

Setiap elemen yang ada dalam D&M IS Success Model masih perlu diuraikan lebih lanjut agar dapat lebih mudah digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kesuksesan dari sebuah sistem informasi. Setiap item-item tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem (System Quality)

Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’Brien, 2005). Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu: input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem yang diproses, pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output, dan output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya (O’Brien, 2005).

Kualitas sistem didefinisikan sebagai suatu karakteristik yang diinginkan dari sistem informasi untuk menghasilkan informasi. Artinya, kualitas sistem merupakan kualitas teknis dari sistem informasi itu. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Menurut DeLone


(60)

dan McLean (1992) menjelaskan bahwa kualitas sistem adalah performa dari sistem yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna. Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone dan McLean, (Jogiyanto, 2007:14-15) yaitu:

a. Kenyamanan Akses

Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Dengan tingginya tingkat kenyamanan suatu sistem informasi maka pengguna akan sering menggunakan sistem informasi untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

b. Keluwesan Sistem (Flexibility)

Keluwesan (Flexibility) sistem informasi sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan sistem. Pengguna akan lebih memilih sistem yang lebih flexibel dibandingkan dengan sistem yang kaku. Dengan tingkat flexibelitas yang tinggi maka pengguna dapat sistem dengan lebih mudah.

c. Realisasi dari ekspektasi-ekspektasi pemakai

Jika sebuah sistem dapat merealisasikan ekspektasi (harapan) dari pemakai dalam mencari sebuah informasi maupun penggunaan sistem maka sistem akan lebih diminati.


(61)

Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Banyak sistem informasi lebih diminati karena memiliki fungsi-fungsi yang lebih spesifik dari sistem informasi lain.

e. Keandalan sistem (reliability)

Keandalan sistem informasi adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat dilihat dari sistem informasi dalam melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.

f. Kecepatan akses (response time)

Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika sistem informasi memiliki kecepatan akses yang optimal maka layak untuk dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Response time juga dapat dilihat dari kecepatan pengguna dalam menelusur akan informasi yang dibutuhkan. 2. Kualitas Informasi (Information Quality)

Informasi adalah data yang telah diubah menjadi informasi yang berarti dan berguna bagi pengguna tertentu. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan


(62)

pengambilan keputusan dan berbagai informasi. Informasi yang dihasilkan perlu memiliki kualitas yang karakteristik, bernilai dan bermanfaat bagi penggunanya (O’Brien, 2005).

Kualitas informasi merupakan output dari penggunaan sistem informasi oleh pengguna (user). Variabel ini menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh pengguna yang diukur dengan kelengkapan informasi (completeness), relevan (relevance), keakuratan informasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), penyajian informasi (format). Indikator pengukuran kualitas informasi dari DeLone dan McLean, (Jogiyanto, 2007:17-19) yaitu:

a. Kelengkapan (Completeness)

Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Jika informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap maka akan memuaskan pengguna. Pengguna mungkin akan menggunakan sistem informasi tersebut secara berkala setelah merasa puas terhadap sistem informasi tersebut.


(63)

b. Relevan (Relevance)

Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan.

c. Akurat (Accurate)

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud informasi yang disediakan oleh sistem informasi. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

d. Ketepatan waktu (Timeliness)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem informasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa


(64)

kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik jika informasi yang dihasilkan tepat waktu.

e. Penyajian informasi (Format)

Penyajian informasi sistem informasi yang memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika penyajian informasi dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Format informasi mengacu kepada bagaimana informasi dipresentasikan kepada pengguna. Dua komponen dari format informasi adalah bentuk dasar dan konteks dari interpretasinya dimana kadang-kadang dipandang sebagai frame. Bentuk dasar format merupakan bentuk penyajian website sebagai suatu bentuk sistem informasi, sedangkan konteks interpretasi sistem informasi mempengaruhi pandangan pengguna dan hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman.

3. Kualitas Layanan (Service Quality)

Kualitas layanan sistem informasi merupakan pelayanan yang di dapatkan pengguna dari pengembang sistem informasi, layanan dapat berupa update sistem informasi dan respon dari pengembang jika sistem mengalami masalah. Kualitas layanan


(65)

didefinisikan sebagai kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personil atau staff sistem informasi.

Beberapa indikator pada kualitas layanan adalah tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy). Indikator pengukuran kualitas layanan dari DeLone dan McLean, (DeLone and McLean, 2003) yaitu:

a. Tanggap (responsiveness)

Tanggap dalam sistem informasi terhadap kecepatan pelayanan. Pelayanan yang baik adalah menyangkut sikap dan perilaku mau dan siap untuk memberikan pelayanan.

b. Jaminan (assurance)

Pelayanan yang diberikan oleh sistem informasi mencakup pengetahuan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. c. Empati (empathy)

Meliputi kemudahan dalam berhubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami keperluan para pengguna sistem informasi.

4. Penggunaan (Use)

Penggunaan mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang tidak bisa dihindari atau sukarela. Menurut Jogiyanto (2007:21) variabel ini diukur dengan indikator sebagai berikut:


(66)

a. Sifat penggunaan (Nature of use)

Sifat dari penggunaan adalah digunakan untuk maksud yang diinginkan ketepatan penggunaan serta tipe informasi yang sesuai dengan maksud dari penggunaan.

Mereplikasi item yang digunakan pada penelitian J.Iivari (2005), indikator penggunaan (use) menggunakan dua item yaitu:

b. Penggunaan waktu harian (Daily used time) c. Frekuensi penggunaan (Frequency of use) 5. Kepuasan pengguna (User satisfaction)

Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Sikap pengguna terhadap sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap sistem yang digunakan. Kepuasan pengguna sistem informasi adalah perluasan dari kepercayaan pengguna terhadap sistem yang dapat memenuhi kebutuhan informasi. Variabel ini diukur dengan indikator yang terdiri atas efisiensi (efficiency), keefektifan (effectiveness), kepuasan (satisfaction), kepuasan informasi (repeat visits), dan kepuasan menyeluruh (repeat purchase).

a. Efesiensi (Efficiency)

Kepuasan pengguna dapat tercapai jika sistem informasi membantu pekerjaan pengguna secara efisien. Keefisienan ini


(67)

dapat dilihat dari sistem informasi yang dapat memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pelaporan data secara efisien. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efisien jika suatu tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai dengan melakukan hal yang tepat.

b. Keefektivan (Effectiveness)

Keefektivan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi tersebut. keefektivan sistem informasi ini dapat dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan.

c. Kepuasan (Satisfaction)

Kepuasan pengguna dapat diukur menilai rasa puas yang dirasakan pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang disediakan sistem informasi akuntansi seperti kualitas sistem dari sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi. Rasa puas yang dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil memenuhi aspirasi atas kebutuhan pengguna.

d. Kepuasan informasi (Repeat visits)

Perbedaan antara informasi yang dibutuhkan serta informasi yang diterima. “Secara umum kepuasan informasi sebagai hasil


(68)

perbandingan pengharapan atau kebutuhan sistem informasi dengan kinerja sistem yang diterima” Menurut (Remenyi, et al., 2002).

e. Kepuasan menyeluruh (Repeat purchase)

Salah satu bentuk kepuasan secara global atas semua sistem yang sudah disajikan dan dilakukan interaksi mengenai tingkat kepuasan layanan informasi dan sistem. Serta manfaat dalam proses input output yang diterima.

6. Manfaat Bersih (Net benefits)

Manfaat bersih merupakan dampak (impact) keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna baik secara individual maupun organisasi termasuk di dalamnya produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan mengurangi lama waktu pencarian informasi (Jogiyanto, 2007:157). Manfaat bersih didefinisikan sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri dan bangsa dan sistem informasi e-commerce atau e-business dapat memberikan manfaat kepada pemakai tunggal, misalnya pelanggan, suatu grup dari pemakai-pemakai, suatu organisasi, atau industri. Variabel ini diukur dengan indikator yang terdiri atas meningkatkan bebagai kemampuan (Improve konwledge sharing), efektivitas komunikasi (Communication effectiveness), Reduce Information search time, dan Productivitas.


(69)

F. Penelitian Terdahulu

Alsharayri (2012), meneliti tentang evaluasi kinerja sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Pribadi Yordanian. Penelitian ini ditunjukkan untuk mengidentifikasi evaluasi akuntansi kinerja sistem informasi yang digunakan di Rumah Sakit Swasta Yordanian. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan keberadaan peralatan modern dan teknologi membentuk gambaran positif kinerja sistem akuntansi, penggunaan program modern meningkatkan efektivitas kinerja sistem; bahwa apa studi disetujui dalam analisis statistik, kehadiran tenaga manusia memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja sistem akuntansi.

Kim (1988), meneliti tentang Organizational and Performance in Hospital Accounting Information Systems : An Empirical Investigation”. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa persaingan antara HAIS tugas prediktabilitas kemampuan dan koordinasi mode secara signifikan berhubungan dengan kinerja yang diukur dengan kepuasan pengguna informasi. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner penelitian kuantitatif, dengan survey lapangan HAIS termasuk observasi dan pengembangan kelompok. Hasil temuan menunjukkan bahwa perbandingan antara HAIS tugas prediktabilitas kemampuan dan koordinasi mode secara signifikan berhubungan dengan kinerja yang baik yang diukur dengan kepuasan pengguna informasi. Penggunaan User


(70)

Information Satisfaction (UIS) sebagai pengganti ukuran untuk kinerja MAS menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Hudin dan Riana (2016), meneliti tentang “Kajian keberhasilan penggunaan sistem informasi accurate dengan menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean”. Jumlah responden yaitu karyawan pengguna accurate pada enam perusahaan di Kota Sukabumi adalah sebanyak 37 responden. Hasilnya, dari 9 hipotesis 6 yang signifikan yakni kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap penggunaan, kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap kepuasan, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, penggunaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, penggunaan berpengaruh signifikan terhadap manfaat bersih, kepuasan pengguna berpengaruh signifikan terhadap manfaat bersih. Sedangkan 2 hipotesis lainnya tidak terbukti yaitu kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan.

Jumardi, et al., (2015), melakukan penelitian tentang Analisis kesuksesan implementasi sistem informasi skripsi pada program studi teknik informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 45 yaitu mahasiswa yang pernah menggunakan sistem informasi skripsi. Hasilnya menunjukkan kepuasan pengguna sistem informasi skripsi dipengaruhi oleh kualitas informasi


(71)

dan kualitas sistem, net benefit dipengaruhi oleh kepuasan pengguna. Sedangkan kualitas layanan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Secara umum sistem inforamsi skripsi telah memberikan manfaat kepada pengguna, namum dalam implementasi sistem informasi skripsi mahasiswa sebagai pengguna merasa perlu adanya peningkatan kualitas layanan dari sistem informasi skripsi.

Penelitian Purwaningsih (2010), yang berjudul “Analisis Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi pada Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT) Online (Studi Pada PT Jamsostek (PERSERO))”. Populasi penelitian ini adalah 121 Kantor Cabang PT Jamsostek (Persero) se-Indonesia. Setiap kantor cabang diambil sampel 10 orang berstatus karyawan tetap untuk menjadi responden. Kuesioner dikembalikan berjumlah 72 kantor cabang dengan pengembalian kuesioner 650 dan kuesioner yang lengkap dan dapat digunakan 519. Penelitian tersebut menyatakan hasil bahwa: kesuksesan penerapan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT) Online PT Jamsistek (Persero) dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, dan kepuasan pengguna serta kesesuaian tugas dan teknologi, kesuksesan penerapan SIPT Online diukur dengan menggunakan kepuasan pengguna sistem informasi serta dampak individual karena pengguna sistem informasi, Kepuasan pengguna SIPT Online dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan, Dampak individual karena pengguna


(72)

SIPT Online dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna sistem informasi.

Subchan et. al., (2012) meneliti tentang Mengukur Efektivitas Sistem Informasi dan Mengetahui Kesuksesan Portal Akademik (SIAM) Online (Studi kasus terhadap pengguna di program pendidikan vokasi Universitas Brawijaya). Populasi penelitian ini adalah 80 orang dan menggunakan sampel sejumlah 85 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari 11 hipotesis terdapat 7 hipotesis yang terdapat pengaruh langsung dan tidak signifikan antar variabel. Terdapat 4 hipotesis yang terdapat pengaruh langsung dan signifikan. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara variabel dimensi kualitas informasi terhadap penggunaan portal akademik. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara variabel dimensi kualitas kolaborasi terhadap penggunaan portal akademik. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara variabel dimensi penggunaan dari portal terhadap manfaat individu dan terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara variabel dimensi kepuasan pengguna terhadap manfaat individu.

Groho et. al., (2014) meneliti tentang Evaluasi Kesuksesan Implementasi Aplikasi Pengelolaan Tugas Belajar di BPK. Sampel penelitian ini adalah 90 responden. Terdapat hasil analisis yang menunjukkan bahwa kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap kemudahan yang dirasakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap kegunaan yang dirasakan. Kualitas informasi berpengaruh terhadap kegunaan yang


(73)

dirasakan dan kemudahan yang dirasakan. Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan yang dirasakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap kemudahan yang dirasakan. Kemudahan yang dirasakan mempengaruhi secara signifikan kegunaan yang dirasakan. Kegunaan yang dirasakan dan kemudahan yang dirasakan mempengaruhi secara signifikan kepuasan pengguna dan kepuasan pengguna mempengaruhi secara signifikan manfaat-manfaat bersih. Didapatkan evaluasi kesuksesan implementasi APTB yang belum sepenuhnya memenuhi harapan pengguna.

Juhani Iivari (2005), profesor dari University Of Oulu Finlandia dengan penelitiannya yang berjudul “An Empirical Test of The

DeLone-McLean Model of Information System Success’’, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa: kualitas sistem persepsian berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, kualitas informasi persepsian berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, kualitas sistem persepsian berpengaruh terhadap penggunaan, kualitas informasi persepsian tidak berpengaruh terhadap penggunaan, kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan, kepuasan pengguna berpengaruh terhadap dampak individu, dan penggunaan berpengaruh terhadap dampak individu.

G. Hipotesis Penelitian

Model DeLone dan McLean telah digunakan dalam beberapa penelitian tentang kesuksesan sistem informasi (Hudin and Riana, 2016), karena model DeLone dan McLean digunakan untuk pengukuran


(74)

masing-masing variabel, dan digunakan untuk melihat pengaruh antar variabel dari hipotesis yang dibuat.

DeLone dan McLean (2003), melakukan pemutakhiran dengan menambahkan variabel kualitas pelayanan (service quality) serta merubah variabel dampak individu (individual impact), dan variabel dampak organisasi (organizational impact) menjadi variabel manfaat bersih (net benefits). Model tersebut digunakan sebagai dasar hipotesis penelitian untuk dijadikan acuan dalam pengembangan kuesioner, dan untuk mengetahui kesuksesan sistem informasi.

Berdasarkan terori yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean (2003) dijelaskan bahwa suatu sistem informasi dikatakan sukses apabila terdapat hubungan-hubungan yang positif antar variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis dalam model DeLone dan McLean dikatakan diterima jika variabel-variabel yang diuji dari hipotesis saling berpengaruh. Sedangkan dikatakan ditolak jika variabel-variabel yang diuji dari hipotesis tidak berpengaruh. Suatu model sistem informasi akuntansi dikatakan sukses apabila dari pengguna sistem mau menggunakan sistem tersebut dan juga memberikan kepuasan pengguna sebagaimana fungsi dari sistem tersebut.


(75)

Berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya, kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam model konsep berikut:

Gambar III. Hipotesis Penelitian

Mengacu pada model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean, manfaat individu dipengaruhi oleh penggunaan sistem dan kepuasan pemakai. Penggunaan sistem dan kepuasan pemakai tergantung dari sistem yang digunakan. Pada gambar III dijelaskan tentang kerangka konsep DeLone dan McLean (2003) yaitu terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi variabel penggunaan dan kepuasan pengguna yaitu variabel kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan. Selanjutnya variabel penggunaan dan kepuasan pengguna akan mempengaruhi pada manfaat bersih sistem informasi. Maksud dari model gambar III adalah untuk mengukur kesuksesan sistem informasi akuntansi, yang pertama kali dilakukan adalah ditentukan oleh: Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan yang dihasilkan. Keberadaan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku pengguna. Untuk mengetahui perilaku


(76)

pengguna dinilai dari penggunaan sistem dan kepuasan pengguna terhadap sistem.

Berdasarkan kerangka konsep pengaruh antar variabel, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem informasi biasanya berfokus pada karakteristik kinerja sistem. Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem informasi dari sistem yang digunakan adalah baik, maka pengguna sistem informasi akuntansi akan meningkat. Semakin tinggi kualitas sistem, maka semakin tinggi penggunaan sistem informasi akuntansi. Sehingga sistem dikatakan sukses apabila, kualitas sistem yang dihasilkan sistem dapat memberikan informasi yang berguna dan dapat meningkatkan penggunaan sistem informasi. Menurut hasil penelitian Hudin dan Riana (2016) menyatakan bahwa Kualitas Sistem berpengaruh signifikan terhadap Penggunaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka muncul hipotesis sebagai berikut:

H1 Kualitas Sistem (system quality) berpengaruh terhadap Penggunaan (use) sistem informasi akuntansi.

2. Kualitas Sistem biasanya berfokus pada karakteristik kinerja sistem. Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa sistem yang digunakan adalah baik, maka pengguna akan merasa puas. Semakin tinggi kualitas sistem, maka semakin tinggi kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Sehingga sistem dikatakan sukses apabila, kualitas sistem yang dihasilkan sistem dapat memberikan kenyamanan yang akan


(1)

Laporan Kas Harian


(2)

190

Tanda Terima Sementara

Sumber: Rumah Sakit Panti Rapih Tanda Terima

Sumber: Rumah Sakit Panti Rapih


(3)

191

LAMPIRAN 7

SURAT KETERANGAN

TELAH MELAKUKAN


(4)

192


(5)

(6)

194