39
4. Statistik Deskriptif Kesulitan Keuangan Perusahaan
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk variabel kesulitan keuangan perusahaan pada tabel 3 halaman 36 menunjukkan nilai rata-
rata -3,3120. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ra-rata perusahaan populasi sasaran tidak memiliki masalah keuangan karena berada
dibawah nilai cut-off 0,038 model Ohlson 1980 dalam Nugroho dan Siti 2012. Perusahaan yang memiliki masalah keuangan tertinggi
adalah Primarindo Asia Infrastructur Tbk. BIMA dengan nilai tertinggi 10,0529 di atas nilai cut-off 0,038 sedangkan perusahaan
yang tidak memiliki masalah keuangan tertinggi adalah PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia PS Tbk. SQBB dengan nilai terendah
-9,4998 di bawah nilai cut-off 0,038. Hasil statistik deskriptif kesulitan keuangan perusahaan merujuk pada hasil penghitungan rata-rata
kesulitan keuangan perusahaan pada lampiran 5B halaman 91-93
B. Analisis Data
1.
Klasifikasi Data
a. Konservatisme Akuntansi
Pengklasifikasian data variabel konservatisme akuntansi diklasifikasikan menjadi dua nilai yaitu positif dan negatif.
Pembagian nilai
tersebut didasarkan
pada nilai
akrual konservatisme akuntansi jika nilainya adalah negatif, maka
perusahaan dianggap tidak konservatif atau agresif dan jika nilainya adalah positif maka perusahaan tersebut dianggap
40
konservatif Ahmed dan Duellman, 2007. Hasil pengklasifikasian data variabel konservatisme akuntansi adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Klasifikasi Data Konservatisme Akuntansi
Variabel Skala
Kategori Jumlah
Persentase
Konservatisme Akuntansi
X 0 Tidak
Konservatif 73
78,50 X 0
Konservatif 20
21,50
Total
93 100
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Hasil pengklasifikasian pada tabel 4 menunjukkan
perusahaan pada populasi sasaran lebih banyak tidak konservatif agresif dengan jumlah data sebesar 78,50 atau 73 perusahaan
sedangkan perusahaan yang konservatif sebesar 21,50 atau 20 perusahaan pada populasi sasaran. Lampiran 6 halaman 94-96
merupakan hasil pengklasifikasian data konservatisme akuntansi menggunakan program SPSS 21.
b. Kepemilikan Institusional
Pengklasifikasian data variabel kepemilikan institusional non-pemerintah diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu
pengaruh tidak signifikan, pengaruh signifikan, dan pengendalian. Penggunaan kategori tersebut didasarkan pada dasar pelaporan
keuangan berdasarkan tingkat kepemilikan saham biasa Baker et.al, 2010. Berikut ini hasil pengklasifikasian data variabel
kepemilikan institusional dapat dilihat pada tabel 5 halaman 41. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 5. Klasifikasi Data Kepemilikan Institusional
Variabel Skala
Kategori Jumlah Persentase
Kepemilikan Intitusional
X ≤ 20 Pengaruh Tidak
Signifikan 5
5,38 20
X ≤ 50 Pengaruh Signifikan 8 8,60
X 50 Pengendali
80 86,02
Total
93 100
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Hasil klasifikasi pada tabel 5 menunjukkan bahwa
kepemilikan saham sebagian besar dalam perusahaan populasi sasaran dimiliki oleh pihak pengendali yaitu sebanyak 86,02 atau
80 perusahaan. Jumlah kepemilikan institusional dengan kategori pengendalian ini juga menunjukkan bahwa pada perusahaan
manufaktur dalam populasi sasaran, kepemilikan institusional kategori pengendali mendominasi jumlah saham dibandingkan
kepemilikan intitusional dengan kategori pengaruh tidak signifikan yang hanya berjumlah sebesar 8,60 atau 8 perusahaan dan
kategori pengaruh tidak signifikan sebesar 5,38 atau 5 perusahaan. Lampiran 6 halaman 94-96 merupakan hasil
pengklasifikasian data kepemilikan institusional menggunakan program SPSS 21.
c. Pertumbuhan Perusahaan
Pengklasifikasian data variabel pertumbuhan perusahaan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu peningkatan penjualan
dan penurunan penjualan. Pembagian klasifikasi pertumbuhan perusahaan tersebut diproyeksikan bahwa perusahaan yang
memiliki nilai pertumbuhan penjualan sales growth yang negatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan tidak mengalami pertumbuhan perusahaan, sebaliknya
perusahaan yang memiliki nilai pertumbuhan penjualan sales growth yang positif menunjukkan perusahaan mengalami
peningkatan penjualan mengalami pertumbuhan perusahaan Saputri, 2013. Hasil pengklasifikasian data variabel pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Klasifikasi Data Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Skala
Kategori Jumlah
Persentase
Pertumbuhan Perusahaan
X 0 Penurunan
Penjualan 10
10,75 X 0
Peningkatan Penjualan
83 89,25
Total 93
100
Sumber: Data sekunder diolah
2016 Hasil klasifikasi pada tabel 6 menunjukkan sebesar 89,25
atau 83 perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang berarti tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan
penjualaan adalah tinggi dan sebesar 10,75 atau 10 perusahaan mengalami penurunan penjualan yang berarti tingkat pertumbuhan
perusahaannya rendah. Lampiran 6 halaman 94-96 merupakan hasil pengklasifikasian data pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
pertumbuhan penjualan sales growth menggunakan program SPSS 21.
43
d. Kesulitan Keuangan Perusahaan
Pengklasifikasian data
variabel kesulitan
keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu tidak
bermasalah dan bermasalah. Pembagian nilai tersebut didasarkan pada nilai cut-off model Ohslon 1980 dalam Nugroho dan Siti
2012 yaitu 0,038. Nilai kesulitan keuangan perusahaan di atas 0,038 maka perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan
bermasalah keuangan dan jika di bawah 0,038 dikategorikan sebagai
perusahaan tidak
bermasalah keuangan.
Hasil pengklasifikasian data variabel kesulitan keuangan perusahaan
dapat dilihat pada tabel 7 halaman 43. Tabel 7. Klasifikasi Data Kesulitan Keuangan
Perusahaan
Variabel Skala
Kategori Jumlah
Persentase
Kesulitan Keuangan
Perusahaa X 0,038
Bermasalah 6
6,45 X 0,038
Tidak Bermasalah
87 93,55
Total 93
100
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Hasil klasifikasi pada tabel 7 halaman 44 menunjukkan
sebesar 93,55 atau 87 perusahaan tidak memiliki masalah dengan keuangan perusahaan dan 6,45 atau 6 perusahaan memiliki
masalah dengan keuangan perusahaan. Lampiran 6 halaman 94-96 merupakan hasil pengklasifikasian data kesulitan keuangan
perusahaan menggunakan program SPSS 21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Analisis Tabulasi Silang Crosstabs
a. Analisis Hubungan Kepemilikan Institusional dan
Konservatisme Akuntansi Tabel 8. Hasil Tabulasi Silang Kepemilikan Institusional
dan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi Total
Konservatif
Tidak Konservatif
Kepemilikan Institusional
Pengaruh Tidak
Signifikan 1
1,07 4
4,30 5
5,38 Pengaruh
Signifikan 0,00
8 8,60
8 8,60
Pengendali 19
20,43 61
65,60 80
86,02
Total 20
73 93
100
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berdasarkan
hasil tabulasi
silang kepemilikan
institusional dengan konservatisme akuntansi pada tabel 8 dapat diketahui bahwa perusahaan yang tidak konservatif
dengan kepemilikan institusional kategori pengendali memiliki jumlah terbesar dalam populasi sasaran yaitu sebesar 65,60.
Sedangkan perusahaan yang konservatif dengan kepemilikan institusional pengendali hanya sebesar 20,43. Perusahaan
dengan kepemilikan institusional kategori pengaruh tidak signifikan baik yang konservatif maupun tidak konservatif
memiliki porsi terkecil yaitu 5,38 dikarenakan dalam perusahaan tersebut tidak terdapat kepemilikan oleh pihak
institusi. Besarnya jumlah perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang memiliki pengaruh signifikan dan pengendali dalam memilih perusahaan yang tidak konservatif diduga
45
karena adanya pengimplementasian IFRS pada tahun 2012 dalam pelaporan keuangan. Hal tersebut menyebabkan pihak
perusahaan dituntut untuk beralih menerapkan metode akuntansi berbasis IFRS daripada metode akuntansi berbasis
konservatisme akuntansi. Tabel 9. Hubungan Kepemilikan Institusional dan
Konservatisme Akuntansi
Nilai Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Ordinal by
Ordinal Gamma 0,535
0,379 1,551
0,121 N of Valid Cases
93
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berdasarkan tabel 9 nilai Gamma adalah 0,535. Nilai
tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif yaitu kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Nilai
Gamma menunjukkan korelasi cukup kuat antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Nilai Gamma yang
cukup kuat ini menunjukan adanya kemungkinan pengaruh kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara kepemilikan institusional dan
konservatisme akuntansi dalam populasi sasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Analisis
Hubungan Pertumbuhan
Perusahaan dan
Konservatisme Akuntansi Tabel 10. Hasil Tabulasi Silang Pertumbuhan Perusahaan
dan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi Total
Konservatif Tidak
Konservatif Pertumbuhan
Perusahaan Peningkatan
Penjualan 16
17,20 67
72,04 83
89,25 Penurunan
Penjualan 4
4,30 6
6,46 10
10,75
Total 20
73 93
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berdasarkan
hasil tabulasi
silang pertumbuhan
perusahaan dengan konservatisme akuntansi pada tabel 10 di mana pertumbuhan perusahaan diukur dengan pertumbuhan
penjualan dapat diketahui jumlah perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan memiliki jumlah terbesar yaitu sebesar
89,25 yang terdiri dari 17,20 perusahaan konservatif dan 72,04 perusahaan tidak konservatif. Sedangkan perusahaan
konservatif yang mengalami penurunan penjualan sebesar 4,30 dan perusahaan yang tidak konservatif sebesar 6,46.
Pada perusahaan
yang mengalami
peningkatan penjualan, cenderung lebih banyak jumlahnya untuk
menerapkan akuntansi yang tidak konservatif. Hal tersebut diduga karena perusahaan yang mengalami peningkatan
penjualan juga akan diikuti dengan adanya peningkatan nilai aset tetap perusahaan. Untuk mengukur peningkatan nilai tetap
aset perusahaan tersebut maka perusahaan akan menerapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akuntansi yang berbasis IFRS karena di dalam IFRS terdapat pengukuran fair value untuk menilai aset tetap sesuai dengan
nilai pasar. Tabel 11. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan
Konservatisme Akuntansi
Nilai Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Ordinal by
Ordinal Gamma
-0,473 0,273
-1,220 0,222
N of Valid Cases 93
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berdasarkan tabel 11, nilai Gamma adalah -0,473 dan
menunjukkan hubungan negatif yaitu pertumbuhan perusahaan dan konservatisme akuntansi. Nilai Gamma menunjukkan
korelasi yang cukup kuat antara pertumbuhan perusahaan dan konservatisme akuntansi. Nilai Gamma yang cukup kuat ini
menunjukan adanya kemungkinan pengaruh pertumbuhan perusahaan dan konservatisme akuntansi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang cukup kuat antara pertumbuhan perusahaan dan konservatisme
akuntansi dalam populasi sasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Analisis Hubungan Kesulitan Keuangan Perusahaan dan
Konservatisme Akuntansi Tabel 12. Hasil Tabulasi Silang Kesulitan Keuangan Perusahan
dan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi Total
Konservatif Tidak
Konservatif Kesulitan
Keuangan Perusahaan
Bermasalah 4
4,30 2
2,16 6
6,45 Tidak
Bermasalah 16
17,20 71
76,34 87
93,55
Total 20
73 93
100
Sumber: Data ysekunder diolah 2016 Berdasarkan hasil tabulasi silang kesulitan keuangan
perusahaan dengan konservatisme akuntansi pada tabel 12 dapat diketahui jumlah perusahaan yang tidak memiliki masalah
keuangan merupakan perusahaan yang tidak konservatif dan memiliki porsi terbesar yaitu 76,34 dibandingkan dengan
perusahaan yang konservatif yaitu 17,20. Perusahaan yang tidak memiliki masalah keuangan cenderung tidak konservatif
diduga untuk menghindari konflik antara pihak manajemen dengan pihak pemilik perusahaan. Konflik antara pihak manajer
dengan pemilik perusahaan dinilai dengan melihat nilai laba. Laba yang kecil akan membuat pihak pemilik perusahaan
beranggapan bahwa pihak manajer tersebut gagal dalam meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan tersebut.
Perusahaan yang bermasalah juga cenderung perusahaan yang tidak konservatif. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 12
di mana jumlah perusahaan bermasalah yang konservatif sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2,16 sedangkan perusahaan yang tidak konservatif sebanyak 4,30.
Perusahaan yang
bermasalah cenderung
tidak konservatif diduga agar nilai laba tidak terlihat buruk dan
perusahaan akan terlihat seolah tidak memiliki masalah keuangan dan konflik antara pihak manajer dengan pihak
investor dan kreditor berkurang sehingga risiko penggantian manajer menjadi kecil.
Tabel 13. Hubungan Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi
Nilai Asymp. Std.
Error
a
Approx. T
b
Approx. Sig.
Ordinal by
Ordinal Gamma -0,797
0,165 -,1821
0,069 N of Valid Cases
93
Sumber: Data sekunder diolah 2016 Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui nilai Gamma
adalah -0,797 menunjukkan hubungan negatif yaitu kesulitan keuangan perusahaan dan konservatisme akuntansi. Nilai
Gamma menunjukkan korelasi yang kuat antara kesulitan keuangan perusahaan dengan konservatisme akuntansi. Nilai
Gamma yang kuat ini menunjukan adanya kemungkinan pengaruh kesulitan keuangan perusahaan dan konservatisme
akuntansi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang kuat antara kesulitan keuangan
perusahaan dan konservatisme akuntansi dalam populasi sasaran.
50
C. Pembahasan