Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada pengguna laporan keuangan tersebut terutama pemilik perusahaan dan kreditor. Laporan keuangan menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang telah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK. Laporan yang disusun dengan Standar Akuntansi Keuangan menghasilkan informasi-informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Standar Akuntansi Keuangan SAK memberikan kebebasan kepada setiap perusahaan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan. Perusahaan memilih konsep akuntansi sesuai dengan kondisi perusahaan itu Nugroho, 2012. Akan tetapi kebebasan pemilihan konsep akuntansi oleh perusahaan seringkali disalahgunakan oleh manajemen karena adanya kepentingan pribadi untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. Penyalahgunaan wewenang oleh manajemen dapat dideteksi dari adanya manipulasi laporan keuangan. 2 Salah satu cara untuk mengatasi kecurangan tersebut adalah dengan menerapkan konsep konservatisme akuntansi. Suwardjono 2005 menyatakan bahwa konservatisme akuntansi merupakan tindakan kehati- hatian yang diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar. Konservatisme akuntansi penting digunakan untuk menghadapi ketidakpastian dalam aktivitas ekonomi dan bisnis, sehingga apabila terdapat kondisi yang memiliki kemungkinan menimbulkan kerugian, biaya atau hutang, maka kerugian, biaya atau hutang tersebut harus segera diakui Chariri dan Ghozali, 2003 dalam Brillianti, 2013. Penerapan konservatisme akuntansi lebih ditekankan kepada perusahaan untuk menetralisir perusahaan yang optimis melaporkan keuangan perusahaannya agar menarik calon investor baru yang mau menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Konservatisme dalam akuntansi menjadi hal yang masih diperdebatkan. Berdasarkan Kerangka Konseptual International Financial Reporting Standards IFRS untuk Pelaporan Keuangan, konsep konservatisme akuntansi sudah bukan lagi merupakan karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual yang baru dikarenakan tidak sesuai dengan kerangka teori IFRS dimana laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif Brilianti, 2013. IFRS menggantikan istilah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 konservatisme dengan prudence. Dalam konsep konservatisme, laba dan pendapatan akan diakui jika benar-benar telah terealisasi, tetapi jika rugi akan segera diakui. Sementara itu,dalam konsep prudence ketika terjadi laba dan pendapatan atau menurunnya kewajiban dan beban, walaupun belum terealisasi tetapi akan diakui jika memang kriteria dalam pengakuan tersebut sudah terpenuhi Brillianti, 2013. Namun dalam penerapan aturan IFRS tertentu, prinsip akuntansi konservatif masih dipertahankan pada berbagai area meskipun dalam standar pelaporan keuangan internasional IFRS menyiratkan bahwa prinsip konservatisme tidak lagi diterapkan Hellman, 2007. Hal ini dikarenakan IFRS harus tetap menghadapi ketidakpastian di masa datang yang selama ini dihadapi oleh manajemen dengan menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Perusahaan yang besar cenderung melaporkan laba lebih rendah secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi yang konservatif Lo, 2005. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme. Penelitian-penelitian terdahulu telah menguji pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme yang diterapkan oleh perusahaan tetapi masih terdapat ketidakkonsistenan hasil antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme antara lain yang pertama adalah kepemilikan institusional Widayati, 2011. Penelitian Peterson dan Whitworth 2013 mengatakan bahwa kepemilikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 institusional berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Perusahaan dengan tingkat kepemilikan institusional yang besar juga menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dalam menerapkan konservatisme akuntansi. Sedangkan menurut Brilianti 2013 mengatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Faktor yang kedua adalah pertumbuhan perusahaan Ahmed dan Duellman, 2007. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari aktivitas perusahaan itu sendiri. Dalam manajemen keuangan, pertumbuhan perusahaan pada umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan Saputri. 2013. Hasil penelitian Ahmed dan Duellman 2007 mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka tingkat konservatisme perusahaan semakin tinggi. Sedangkan penelitian Lasdi 2005 yang memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebagai variabel biaya politis mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Faktor yang ketiga adalah kesulitan keuangan perusahaan financial distress Brigham dan Daves, 2003 dalam Nugroho 2012. Pramudita 2012 mengatakan tedapat pengaruh positif kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Semakin tinggi tingkat kesulitan keuangan perusahaan maka tingkat konservatisme semakin 5 tinggi. Sementara itu Nugroho dan Siti 2012 menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Tingkat kesulitan keuangan semakin meningkat, maka konservatisme akuntansi semakin menurun. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Siti 2012 dan Brillianti 2013. Nugroho dan Siti 2012 menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, debt covenant, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan risiko litigasi serta mengukur konservatisme akuntansi dengan menggunakan metode akrual. Sedangkan Brillianti 2013 menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, dan leverage serta mengukur konservatisme dengan menggunakan metode Market to Book Ratio. Penelitian ini menggunakan variabel independen kepemilikan institusional, pertumbuhan perusahaan, dan kesulitan keuangan perusahaan serta mengukur tingkat konservatisme dengan menggunakan metode akrual. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2012- 2014 yang melaporkan keuangan lengkap dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory ICMD. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti ingin menguji kembali arah hubungan dan keeratan hubungan antara kepemilikan institusional, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan 6 perusahaan, dan konservatisme akuntansi karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil antar peneliti. Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan Perusahaan, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi ”.

B. Rumusan masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME DALAM AKUNTANSI (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 20 53

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, LIQUIDITY, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 1 31

PENDAHULUAN Pengaruh Konservatisme Terhadap Asimetri Informasi Dimoderasi Oleh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 0 8

Hubungan dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi auditor dengan konservatisme akuntansi (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014).

0 0 151

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, TINGKAT HUTANG, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Listing di BEI 2011-2012).

0 0 17

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014).

1 4 155

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, RISIKO LITIGASI, DEBT COVENANT DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2013)

0 0 17

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN TINGKAT KESULITAN KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014) - repository p

0 0 17