17
amortisasi tersebut, metode saldo menurun berganda metode yang paling konservatif.
5. Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi
Kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dari seluruh jumlah saham
perusahaan yang beredar. Pemilik institusi diantaranya perusahaan asuransi, bank, perusahaan perusahaan investasi dan kepemilikan oleh
institusi-institusi lain kecuali pemerintah Brillianti, 2013.
Hasil penelitian Peterson dan Whitworth 2013 menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi. Jumlah Kepemilikan institusional yang tinggi juga menunjukkan tingkat konservatisme yang tinggi. Hal
tersebut dikarenakan untuk mengurangi sikap oportunistik manajer dalam menyajikan laba yang overstated dalam laporan keuangan.
Dengan demikian perusahaan dituntut untuk menerapkan akuntansi yang konservatif untuk melindung investor dan kreditor. Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Brillianti 2013 menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap konservatisme
akuntansi. Kepemilikan saham yang besar oleh institusional belum dapat menjadikan pemilik institusional menjalankan dengan baik
fungsi pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menjalankan prinsip konservatisme dalam penyusunan laporan
keuangan. 6.
Pertumbuhan Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi
Menurut Kusumajaya 2011, company growth pertumbuhan perusahaan adalah perubahan penurunan atau peningkatan total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal maupun
pihak eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan nilai
buku ekuitas, dan pertumbuhan aset Saputri, 2013. Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diukur dengan pertumbuhan penjualan
Sales Growth karena pertumbuhan penjualan akan mempengaruhi tingkat akrual pada perusahaan seperti persediaan, piutang, dll Ahmed
dan Duellman, 2007. Hasil penelitian Ahmed dan Duellman 2007 menyimpulkan
bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Pertumbuhan perusahaan yang diukur
dengan pertumbuhan penjualan akan mempengaruhi konservatisme melalui ukuran akrual dan nilai pasar. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan perusahaan, maka manajer akan memilih metode akuntansi yang konservatif agar perusahaan dapat meminimalkan
risiko ketidakpastian ekonomi di masa mendatang. Meskipun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
demikian, hasil penelitian Lasdi 2005 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif pertumbuhan perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi. Akan tetapi hasil penelitian Lasdi belum dapat menjelaskan faktor penyebab adanya pengaruh negatif antara pertumbuhan
perusahaan terhadap konservatisme. 7.
Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi
Menurut Atmini dan Wuryana 2005, financial distress atau kesulitan keuangan perusahaan adalah suatu konsep luas yang terdiri
dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Financial distress bisa diartikan sebagai
munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau
juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi Platt dan Platt, 2002 dalam Atmini dan Wuryana 2005.
Hasil Penelitian Nugroho dan Siti 2012 menyimpulkan terdapat pengaruh negatif kesulitan keuangan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi. Kesulitan keuangan perusahaan dapat mengurangi tingkat konservatisme akuntansi, perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan merupakan akibat dari kinerja manajer yang buruk. Hal tersebut memicu akan adanya penggantian manajer
oleh pemilik perusahaan sehingga manajer perusahaan akan mengurangi tingkat konservatisme akuntansi untuk menghindari risiko
20
tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramudita 2012 menyimpulkan terdapat pengaruh positif kesulitan keuangan
perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Semakin tinggi tingkat kesulitan keuangan perusahaan maka tingkat konservatisme semakin
tinggi. Hal tersebut dikarenakan konservatisme merupakan sikap yang dimiliki akuntan untuk bersikap hati-hati terhadap ketidakpastian
dalam pengakuan suatu kejadian ekonomi maka pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberikan manfaat yang baik untuk
semua pemakai laporan keuangan karena aktivitas ekonomi dan bisnis
dilingkupi adanya ketidakpastian. B.
Kerangka Konseptual
Gambar I. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar I
menunjukkan variabel-variabel
yang mempengaruhi
konservatisme akuntansi yaitu kepemilikan insitusional, pertumbuhan perusahaan, dan kesulitan keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan konservatisme akuntansi yang menggunakan pengujian hubungan dua arahkarena arah hubungan ketiga variabel
tersebut belum jelas arahnya positif atau negatif.
Kepemilikan Institusional
Pertumbuhan Perusahaan
Kesulitan Keuangan Perusahaan
Konservatisme Akuntansi
21
BAB III METODE PENELITIAN