Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

46 Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Teknik uji reliabilitas yang dipakai untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah teknik Alpha Cronbach . Kriteria suatu insterumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini yakni bila koefisien reliabilitas 0,6. Kriteria tingkat reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang reliabel 0,20 – 0,40 Agak reliabel 0,40 – 0,60 Cukup reliabel 0,60 – 0,80 Reliabel 0,80 – 1,00 Sangat reliabel

H. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Analisis Perspektif Keuangan Analisis kinerja rumah sakit dari perspektif keuangan dilakukan dengan cara menghitung rasio keuangan seperti: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio ROI, dan CRR. Hasil penghitungan rasio- rasio tersebut selanjutnya dibandingkan dengan standar ideal yang ditetapkan bagi rumah sakit. Ukuran baku rasio keuangan dan CRR rumah sakit dapat dilihat pada tabel 3.2. 47 Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan No Tolok Ukur Cara Pengukuran Standar Ideal 1 Current Ratio 1,75-2,75 2 Rasio modal sendiri terhadap total aset 0,4-0,5 3 Collection Period 50-70 hari. 4 Total Asset Turnover 0,9-1,1 5 Return on Asset 0,025- 0,15 6 Return on Equity 7 Cost Recovery Rate 1 Sumber: Syaaf 2000 dalam Hartati, 2012 2. Analisis Perspektif Pelanggan Pengukuran kinerja untuk perspektif pelanggan terdiri dari beberapa instrumen, antara lain: customer retention, customer acquisition, dan kepuasan pelanggan. a. Retensi Pelanggan Customer Retention Pengukuran retensi pelanggan rumah sakit yaitu dengan membandingkan jumlah pasien lama dengan total pasien. Menurut Handayani 2011 semakin besar tingkat retensi pelanggan maka kinerja rumah sakit untuk mempertahankan pelanggan lama semakin baik. Rumus: 48 b. Akuisisi Pelanggan Customer Acquisition Penghitungan akuisisi pelanggan yaitu jumlah pasien baru pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah total pasien pada tahun itu. Menurut Handayani 2011 semakin besar tingkat akuisisi pasien menunjukkan kinerja rumah sakit dalam memperoleh pelanggan baru semakin baik. Rumus: c. Kepuasan Pelanggan Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilaksanakan melalui pembagian kuesioner kepada pasien rawat jalan RSUD Sleman. Tingkat kepuasan pelanggan terdiri dari beberapa variabel yaitu: wujud fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Analisis kuesioner kepuasan pelanggan dilakukan dengan tahap berikut ini Sugiyono, 2010: 134: Tabel 3.3 Contoh Kuesioner Kepuasan Pelanggan No Pertanyaan Jawaban SP P CP TP STP 1 Kenyamanan dan kebersihan ruang tunggu pelayanan Keterangan: SP = Sangat Puas diberi skor 5 P = Puas diberi skor 4 CP = Cukup Puas diberi skor 3 TP = Tidak Puas diberi skor 2 STP = Sangat Tidak Puas diberi skor 1 Misalkan kuesioner tersebut diberikan kepada 100 responden. Jawaban kuesioner dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SP = 25 x 5 = 125 Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawab P = 40 x 4 = 160 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab CP = 5 x 3 = 15 Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TP = 20 x 2 = 40 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STP = 10 x 1 = 10 Jumlah total = 350 Jumlah skor ideal kriterium untuk seluruh item: 5 x 100 = 500 seandainya semua menjawab SP. Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 350. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat kepuasan terhadap kenyamanan dan kebersihan ruang tunggu pelayanan yaitu = 350 : 100 = 3,5 dari yang diharapkan 5. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden maka rata-rata 3,5 terletak pada daerah puas. Nilai rata-rata masing-masing variabel akan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata kepuasan pelanggan. Nilai rata-rata kepuasan pelanggan menunjukkan kinerja rumah sakit, sehingga jika hasil penghitungan menunjukkan angka mendekati 5 artinya rumah sakit menunjukkan kinerja baik. Demikian pula sebaliknya. 50 3. Analisis Perspektif Proses Bisnis Internal a. Kuesioner Perspektif Proses Bisnis Internal Pengukuran kinerja rumah sakit yang meliputi variabel sarana dan prasarana, proses, kualitas, dan peralatan dilakukan melalui pembagian kuesioner. Analisis jawaban kuesioner tersebut dilaksanakan sebagai berikut Sugiyono, 2010: 134: Tabel 3.4 Contoh Kuesioner Perspektif Proses Bisnis Internal No Pertanyaan Jawaban SS S CS TS STS 1 Prasarana RSUD berfungsi dengan baik Keterangan: SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4 CS = Cukup Setuju diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Misalkan kuesioner tersebut diberikan kepada 100 responden. Jawaban kuesioner dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 = 125 Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawab S = 40 x 4 = 160 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab CS = 5 x 3 = 15 Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 20 x 2 = 40 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 x 1 = 10 Jumlah total = 350 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Jumlah skor ideal kriterium untuk seluruh item: 5 x 100 = 500 seandainya semua menjawab SS. Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 350. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap prasarana RSUD berfungsi dengan baik yaitu = 350 : 100 = 3,5 dari yang diharapkan 5. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden maka rata-rata 3,5 terletak pada daerah setuju. Tingkat persetujuan pada setiap variabel menunjukkan kinerja rumah sakit, sehingga jika hasil penghitungan menunjukkan angka mendekati 5 artinya rumah sakit menunjukkan kinerja baik. Demikian pula sebaliknya. b. Proses Inovasi Menurut Handayani 2011 pengukuran proses inovasi yaitu jumlah jasa baru yang ditawarkan dibandingkan dengan total pendapatan jasa. Semakin besar persentase pendapatan dari jasa baru terhadap total pendapatan, maka kinerja rumah sakit dari aspek proses inovasi semakin baik. Rumus: x 100 c. Proses Operasi Beberapa tolok ukur yang dipakai pada tahap operasi yaitu: jumlah kunjungan rawat jalan, tingkat kunjungan rawat inap dan waktu tunggu pelayanan pasien respon time. Menurut Handayani 2011 peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan menunjukkan kinerja rumah sakit semakin baik. Sementara itu, standar pelayanan minimal RSUD 52 Sleman menargetkan tingkat pencapaian respon time di atas 50. Artinya, respon time di atas 50 mencerminkan kinerja layanan rumah sakit baik. Demikian juga sebaliknya. Standar ideal indikator tingkat kunjungan rawat inap dapat dilihat pada tabel 3.4. Selain dua tolok ukut tersebut, terdapat tolok ukur lain yang dapat digunakan yaitu waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan respon time. Persentase respon time yang baik yaitu apabila setiap poliklinik mampu mencapai tingkat respon time lebih dari 50. 1 BOR Bed Occupancy Rate BOR = 2 ALOS Average Length of Stay ALOS = 3 TOI Turn Over Internal TOI = 4 BTO Bed Turn Over BTO = 5 NDR Net Death Rate NDR = 6 GDR Gross Death Rate GDR = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Tabel 3.5 Standar Ideal Rasio-Rasio yang terkait dengan Pelayanan Rumah Sakit Berdasarkan Ditjen Bina Yanmed Rasio Standar ideal BOR 60-85 ALOS 6-9 hari BTO 40-50 kali TOI 1-3 hari GDR Tidak lebih dari 45 per 1.000 pasien keluar NDR Tidak lebih dari 25 per 1.000 pasien keluar Sumber: Sibarani dan Zahara 2014 4. Analisis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kepuasan karyawan diukur dengan data primer, yakni melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan, baik medis maupun nonmedis. Kuesioner tersebut terdiri dari dua variabel yaitu variabel kemampuan dan variabel motivasi. Analisis jawaban kuesioner tersebut dilaksanakan sebagai berikut Sugiyono, 2010: 134: Tabel 3.6 Contoh Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan No Pertanyaan Jawaban SS S CS TS STS 1 Terdapat diklat bagi pegawai rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Keterangan: SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4 CS = Cukup Setuju diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Misalkan kuesioner tersebut diberikan kepada 100 responden. Jawaban kuesioner dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 = 125 Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawab S = 40 x 4 = 160 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab CS = 5 x 3 = 15 Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 20 x 2 = 40 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 x 1 = 10 Jumlah total = 350 Jumlah skor ideal kriterium untuk seluruh item: 5 x 100 = 500 seandainya semua menjawab SS. Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 350. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap prasarana RSUD berfungsi dengan baik yaitu = 350 : 100 = 3,5 dari yang diharapkan 5. Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden maka rata-rata 3,5 terletak pada daerah setuju. Tingkat persetujuan pada setiap variabel menunjukkan kinerja rumah sakit, sehingga jika hasil penghitungan menunjukkan angka mendekati 5 artinya rumah sakit menunjukkan kinerja baik. Demikian pula sebaliknya. b. Retensi Karyawan Pengukuran ini dilakukan dengan membandingkan jumlah karyawan lama dalam satu tahun dengan jumlah total karyawan pada tahun tersebut. Semakin tinggi tingkat retensi karyawan menunjukkan kinerja rumah sakit dalam mempertahankan karyawan lama semakin baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Retensi Karyawan = c. Produktivitas Karyawan Pengukuran produktivitas karyawan ditunjukkan melalui perbandingan antara pendapatan yang diperoleh rumah sakit dalam satu tahun dengan total karyawan pada tahun tersebut. Peningkatan produktivitas karyawan menunjukkan kinerja karyawan rumah sakit semakin baik. Produktivitas karyawan = d. Rasio Pelatihan Pegawai Menurut Aurora 2010 rasio pelatihan pegawai digunakan untuk mengetahui persentase pegawai yang mengikuti pelatihan terhadap total pegawai dalam satu periode. Pengukuran rasio pelatihan pegawai dilakukan dengan membandingkan jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan pada tahun itu dibandingkan jumlah seluruh pegawai pada tahun tersebut. Peningkatan rasio pelatihan pegawai menunjukkan kinerja rumah sakit tergolong baik dari aspek pelatihan pegawai. 5. Penilaian Kinerja Rumah Sakit Berdasarkan Balanced Scorecard Setelah mengetahui hasil analisis kuantitatif dan kualitatif, langkah selanjutnya yaitu menilai kinerja RSUD Sleman secara keseluruhan berdasarkan metode Balanced Scorecard. Kriteria baik dan buruk kinerja rumah sakit secara keseluruhan yakni sebagai berikut: a. Kinerja sangat baik : jika 4 perspektif dinilai baik b. Kinerja baik : jika 3 perspektif dinilai baik c. Kinerja kurang baik : jika 2 perspektif dinilai baik 56 d. Kinerja tidak baik : jika 1 perspektif dinilai baik Tabel 3.7 Hasil Penilaian Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Perspektif BSC Kriteria Keadaan RSUD Sleman Ket. Perspektif Keuangan Meningkatnya nilai current ratio Meningkatnya nilai rasio modal sendiri terhadap total aset nilai collection period semakin singkat Meningkatnya nilai total asset turnover Perspektif Keuangan Meningkatnya nilai return on asset Meningkatnya nilai return on equity Meningkatnya nilai cost recovery rate Perspektif Pelanggan Meningkatkan kualitas wujud fisik dan fasilitas yang digunakan pelanggan tangibles, meningkatnya pelayanan yang akurat dan terpercaya reliability, meningkatkan ketanggapan dan kerelaan pelayanan responsiveness, meningkatkan pengetahuan dan kesopanan dalam memberikan pelayanan assurance, dan meningkatkan perlakuan dan perhatian yang baik dalam memberikan pelayanan emphaty. Meningkatkan retensi pelanggan Meningkatkan akuisisi pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal Meningkatkan mutu sarana dan prasarana rumah sakit sarana dan prasarana, meningkatkan mutu kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas proses, meningkatkan kualitas pegawai rumah sakit dalam memberikan pelayanan kualitas, meningkatkan peralatan medis dan nonmedis peralatan. Meningkatkan persentase pendapatan dari jasa layanan baru terhadap total pendapatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Tabel 3.7 Hasil Penilaian Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sleman lanjutan Perspektif Proses Bisnis Internal Meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan Memenuhi standar ideal kunjungan rawat inap yang ditetapkan Ditjen Bina Yanmed Persentase waktu pelayanan pasien respon time di atas 50 Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan Meningkatkan kepuasan pegawai dalam memberikan keterampilan dan pengetahuan kemampuan dan meningkatkan kepuasan pegawai dalam memberikan motivasi kerja motivasi Meningkatkan persentase retensi karyawan Meningkatkan persentase produktivitas karyawan Hasil penilaian kinerja RSUD Sleman secara keseluruhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN