b. Cacing Pita Taenia saginata
Ciri dari cacing pita T. saginata memiliki ukuran sangat besar, panjang, terdiri dari kepala skoleks, leher, dan stobila yang tersusun dari proglotid. Telur berbentuk bulat,
berukuran 30-40 x 20-30 mikron, memiliki dinding tebal bergaris radier, dan berisi embrio heksakan, sedangkan skoleks berukuran 1-2 milimeter dan memiliki empat batil
isap. Pada cacing dewasa panjang badan dapat mencapai 4-12 cm, jumlah proglotid antara 1000-2000 buah, terdiri atas proglotid immature-mature dan gravid
Ongowaluyo, 2001.
Menurut Kusumamiharja 1995, cacing pita ini melekat pada rumput bersama dengan feses, kemudian ternak sapi memakan rumput yang telah terkontaminasi oleh
cacing pita tersebut, telur yang tertelan, dicerna dan embrio heksakan menetas. Embrio heksakan di saluran pencernaan ternak menembus dinding usus, masuk kesaluran getah
bening atau darah dan ikut dengan aliran darah, serta masuk ke jaringan ikat sela-sela otot untuk tumbuh menjadi cacing pita, peristiwa ini terjadi setelah 12-15 minggu.
c. Cacing Lambung Haemonchus contortus
Cacing ini merupakan genus nematoda yang paling penting pada domba dan sapi. cacing jantan mempunyai panjang 10-20 mm dan berdiameter 400 mikron, sedangkan
betina memiliki panjang 18-30 mm dengan diameter 500 mikron dengan telur berukuran 62-90 x 39-50 mikron. Haemonchus contortus merupakan cacing lambung yang besar
yang biasanya disebut cacing barberpole, cacing lambung berpilin, atau cacing kawat pada ruminansia. Cacing ini terdapat pada abomasum domba, kambing, sapi, dan
ruminansia lain Levine, 1990.
Menurut Reinecke 1983 Selain ketiga jenis parasit diatas jenis parasit lain yang sering menginfeksi sapi adalah Paramphistomum spp. pada rumen, reticulum,
abomasum, Trichostrongylus axei, di abomasums, Bunostomum phlebotomum, Cooperia spp, Strongyloides papillol, Toxocara vitolorum, Trichostrongylus
Universitas Sumatera Utara
colubriformis, di usus kecil, Trichuris spp. pada Caecum, Oesophagostomum radiatum di colon, Setaria labiato papillosa di ruang Abdomen.
2.5 Penularan atau Penyebaran Penyakit