Kinerja Keuangan TINJAUAN PUSTAKA
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas Hery, 2015:230.
c. Gross Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor
terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba kotor Gross profit margin berarti semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan
dari penjualan bersih Hery, 2015:231. d.
Operating Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba
operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi operating
profit margin berarti semakin tinggi pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih Hery, 2015:233.
e. Net Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
terhadap penjualan bersih. Semakin tinggi net profit margin berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih
Hery, 2015:235 f.
Return On Investment Rasio ini menggambarkan kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Dengan demikian, rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasional perusahaan dengan jumlah investasi atau
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Perhitungan return on investment didapat dari laba bersih
setelah pajak dibagi dengan total aktiva Kasmir, 2014:131. 2.
Likuiditas yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas
adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo, perusahaan
harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset lancar lainnya yang dapat dengan segera dikonversi menjadi kas. Hery,
2015:174. Rasio yang mengukur likuiditas antara lain: a.
Current Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain,
rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total
kewajiban lancar. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar Hery, 2015:178.
b. Quick Ratio
Rasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan aset sangat lancar kas, sekuritas jangka pendek dan piutang, tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset
lancar lainnya. Dengan kata lain, quick ratio menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar yang dimiliki
perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara aset sangat lancar dengan kewajiban lancar
Hery, 2015:181. c.
Cash Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau
setara kas yang tersedia untuk membayar hutang jangka pendek. Rasio ini menggambaran kemampuan perusahaan yang sesungguhnya
dalam melunasi kewajiaban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Rasio ini
dihitug sebagai hasil bagi antara kas dan setara kas dengan kewajiban lancar Hery, 2015:183
3. Aktivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa cepat perusahaan
melakukan operasinya dalam mengubah aset persediaan menjadi cash menjual persediaan. Rasio ini digunakan juga untuk mengukur tingkat
efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada Hery, 2015:209. Rasio yang mengukur aktiitas antara lain:
a. Accounts Receivable Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa
lama rata-rata penagihan piutang usaha. Rasio ini menunjukan piutang usaha dan kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas
penagihan piutang tersebut. Accounts receivable turn over dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya tingkat penjualan kredit dengan
rata-rata piutang usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa modal kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal
ini semakin baik bagi perusahaan Herry, 2015:211. b.
Inventory Turn Over Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama dalam hari rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya
terjual. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan dengan rata-rata persediaan Herry, 2015:214
c. Working Capital Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektivan modal kerja yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini
dihitung sebagai hsail bagi antara besarnya penjualn tunai maupun kredit dengan rata-rata aset lancar. Working capital turn over yang
rendah berarti perusahaan sedang memiliki kelebihan modal kerja. Hal ini disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan barang
dagang atau piutang usaha atau piutang usaha, atau bisa juga karena
terlalu besarnya saldo kas Hery, 2015:218. d.
Fixed Assets Turnover Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang
dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut
berkontribusu menciptakan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan dengan rata-rata aset tetap Hery,
2015:219. e.
Total Assets Turnover Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan aset dalam
menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan dengan rata-rata total aset. Perputaran total aset
yang rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
menciptakan penjualan Hery, 2015:221 4.
Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang. Perusahaan dengan leverage tinggi
memiliki hutang yang besar dapat berdampak pada timbulnya resiko keuangan yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang besar pula
untuk menghasilkan laba yang tinggi. Namun apabila dana hasil pinjaman tersebut dipergunakan secara efisien dan efektif dengan
membeli aset produktif tertentu seperti mesin dan peralatan atau untuk membiayai ekspansi bisnis perusahaan, maka hal ini akan memberikan
peluang yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil usahanya. Sebaliknya, perusahaan dengan leverage rendah memiliki resiko
keuangan yang kecil, tetapi juga mungkin memiliki peluang yang kecil pula uantuk menghasilkan laba yang besar. Hery, 2015:191. Rasio yang
mengukur leverage antara lain: a.
Debt to Asset Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunkan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya total hutang dengan total aset. Tingginya rasio ini akan mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor karena dikawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu membayar hutangnya
Hery, 2015:195. b.
Debt to Equity Ratio Rasio ini berfungsi untuk mengetahui seberapa bagian dari setiap
rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan hutang. Semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin kecil jumlah modal pemilik yang
dijadikan jaminan hutang. Sebaliknya, semakin rendah debt to equity ratio maka semakin besar jumlah modal pemilik yang dijadikan
jaminan hutang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi anrata total hutang dengan total modal Hery, 2015:198
c. Long to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya proporsi hutang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui
besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik
perusahaan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka panjang dengan modal Hery, 2015:200.
5. Rasio pasar market ratio digunakan untuk mengetahui secara relative
hubungan antara saham dan kondisi keuangan perusahaan. Melalui market ratio investor dapat menentukan nilai dari saham Wira, 2011:77.
Rasio yang mengukur Rasio pasar antara lain: a.
Nilai BukuBook Value Nilai buku adalah rasio yang dihitung dengan membagi total modal
dengan jumlah saham yang beredar. Nilai ini mencerminkan nilai hutang yang akan diterima oleh pemegang saham apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dihituang sebagai hasil bagi antara Total ekuitas dengan jumlah saham yang beredar Wira, 2011:82.
b. Price to Book Value
Price to BookValue digunakan untuk mengetahui apakah harga suatu saham saat ini murah atau mahal. Semakin rendah rasio ini berarti
saham perusahaan dianggap murah. Sebaliknya, semakin tinggi rasio ini maka akan mencerminkan saham perusahaan dianggap mahal.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara book value dengan harga saham Wira, 2011:82.
H.
Hipotesis
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik informasi mengenai profitabilitas sebuah
perusahaan maka akan menarik investor untuk melakukan investasi dan akibatnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu 2008 yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun
2003 sampai 2006 dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian Pasaribu 2008 didukung pula oleh penelitian yang
dilakukan oleh Deitiana 2011 yang meneliti tentang pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham dimana
dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan
antara profitabilitas dan harga saham maka hipotesis dari penelitian ini adalah
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka
pendek menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik informasi mengenai likuiditas sebuah perusahaan maka akan menarik investor
untuk melakukan investasi dan akibatnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana 2011
tentang analisis likuiditas saham pada indeks LQ 45 di bursa efek Indonesia
periode 2008-2009 dinyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian Mulyana 2011 didukung pula oleh penelitian
Pasaribu 2008 yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun 2003-2006 yang menyatakan bahwa
Likuiditas berpengaruh terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan antara likuiditas dan harga saham maka hipotesis dari
penelitian ini adalah H2 :
Likuiditas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya Kasmir, 2014:151. Semakin baik informasi mengenai leverage sebuah perusahaan maka akan menarik investor
untuk melakukan investasi dan akibatnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu 2008
yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun 2003 sampai 2006 dinyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan antara leverage dan harga saham maka hipotesis dari penelitian ini
adalah H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
Efektifitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan. Semakin baik informasi mengenai rasio aktivitas sebuah perusahaan maka akan menarik investor untuk melakukan investasi dan akan
berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhadi 2009 yang meneliti mengenai pengaruh rasio
aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian terhadap harga saham perusahaan food and beverage dinyatakan bahwa rasio aktifitas yang diukur
dengan inventory turnover dan total asset turnover berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suhadi 2009
didukung pula oleh Pasaribu 2008 yang meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham di bursa efek tahun 2003 sampai 2006
dimana dinyatakan bahwa rasio aktifitas berpengaruh terhadap harga saham. Dari penjelasan mengenai pengaruh dan hubungan antara rasio aktivitas dan
harga saham maka hipotesis dari penelitian ini adalah H4 :
Rasio Aktivitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
22
BAB III
METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah studi empiris, khususnya yang berhubungan dengan analisis pengaruh profitabilitas,
likuiditas, leverage dan rasio aktivitas pada sektor LQ 45 di pasar modal indonesia tahun 2009-2013 dengan menggunakan data kuantitatif sebagai
sumbernya. B.
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan obyek penelitiannya berupa
data mengenai laporan keuangan yang tersedia dalam perusahaan pada sektor LQ 45 di pasar modal indonesia tahun 2009-2013